Pasar Domestik Stabil, OJK Catat IHSG Semester I di Level 6.358
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat stabilitas sektor jasa keuangan pada semester I/2019 dalam kondisi terjaga, sejalan dengan kinerja intermediasi sektor jasa keuangan yang positif dan profil risiko lembaga jasa keuangan yang terkendali.
Ketua Dewan Komisaris OJK Wimboh Santoso mengatakan, IHSG ditutup pada level 6.358,63 meningkat 2,65% di paruh pertama 2019. Hal ini sejalan kondisi pasar domestik yang stabil.
"Jadi tercatat 23 Juli 2019 itu IHSG di level 6.403,81. Sementara pada Juni 2019 tumbuh 2,41% month-to-month (mtm), dengan net buy investor nonresiden sebesar Rp68,80 triliun," ujar Wimboh Santoso di Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Dia pun menyebutkan indikator terkini ekonomi global masih mengindikasikan perlambatan. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur dan pertumbuhan ekspor negara-negara ekonomi utama dunia terpantau masih melambat.
"Kondisi tersebut semakin meningkatkan ekspektasi pasar untuk kebijakan moneter global yang lebih akomodatif terhadap pertumbuhan, sehingga berdampak pada berkurangnya tekanan likuiditas di pasar keuangan global dan mendorong kembali masuknya arus modal ke pasar emerging market," katanya.
Sejalan dengan perkembangan global tersebut, pasar keuangan domestik mencatatkan kinerja yang positif di semester I/2019.
Penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), tercermin dari turunnya rata-rata yield SBN sebesar 57,64 bps, dengan investor nonresiden yang mencatatkan net buy sebesar Rp95,50 triliun.
Ketua Dewan Komisaris OJK Wimboh Santoso mengatakan, IHSG ditutup pada level 6.358,63 meningkat 2,65% di paruh pertama 2019. Hal ini sejalan kondisi pasar domestik yang stabil.
"Jadi tercatat 23 Juli 2019 itu IHSG di level 6.403,81. Sementara pada Juni 2019 tumbuh 2,41% month-to-month (mtm), dengan net buy investor nonresiden sebesar Rp68,80 triliun," ujar Wimboh Santoso di Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Dia pun menyebutkan indikator terkini ekonomi global masih mengindikasikan perlambatan. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur dan pertumbuhan ekspor negara-negara ekonomi utama dunia terpantau masih melambat.
"Kondisi tersebut semakin meningkatkan ekspektasi pasar untuk kebijakan moneter global yang lebih akomodatif terhadap pertumbuhan, sehingga berdampak pada berkurangnya tekanan likuiditas di pasar keuangan global dan mendorong kembali masuknya arus modal ke pasar emerging market," katanya.
Sejalan dengan perkembangan global tersebut, pasar keuangan domestik mencatatkan kinerja yang positif di semester I/2019.
Penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), tercermin dari turunnya rata-rata yield SBN sebesar 57,64 bps, dengan investor nonresiden yang mencatatkan net buy sebesar Rp95,50 triliun.
(ind)