4.435 Pembangkit Sudah Menyerap Biodiesel, PLN Siap Maksimalkan B30

Jum'at, 26 Juli 2019 - 16:07 WIB
4.435 Pembangkit Sudah Menyerap Biodiesel, PLN Siap Maksimalkan B30
4.435 Pembangkit Sudah Menyerap Biodiesel, PLN Siap Maksimalkan B30
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) sempat diutarakan siap kapan saja memaksimalkan penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN). Adapun setidaknya sudah ada 4.435 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sudah menyerap biodiesel, walaupun saat ini secara keseluruhan belum menggunakan B30 tapi 4.435 unit PLTD yang saat ini sudah memakai B20.

“Bisa saja nanti diganti menjadi B30 apabila mandatori penggunaan B30 akan segera diberlakukan. Bahkan PLTD yang sudah kami perbaruhi itu sudah mampu sampai B60 Jadi PLTD PLN sebenarnya siap saja dengan program B30,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PLN Djoko Abdumanan.

Menurut dia 4.435 unit PLTD telah tersebar secara nasional dengan kapsitas terpasang sebesar 4.077 megawatt (MW). Sedangkan penyerapan B20 sudah berhasil menyerap 2,2 juta kiloliter (KL) apabila di konversikan untuk serapan FAME, PLN mampu menyerap 451.723 KL.

Lebih lanjut terang dia, dalam artian jika B30 diterapkan maka PLN mampu menyerap sekitar 660.000 KL FAME. “Jadi kalau mau memakai B30 juga kapan saja mau masuk bisa saja. Kalau misalnya B30 masuk serapan FAME-nya akn lebih tinggi lagi,” kata dia.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menambahkan, bahwa mandatori B30 menjadi fokus pemerintah. Hal itu guna menekan impor bahan bakar minyak. Untuk di sektor kelistrikan sendiri, kata Rida, memang ada beberapa pembangkit yang masih belum bisa memakai B30 tapi dengan jumlah yang sangat kecil. “PLN sudah duluan beroperasi lupa tapi berapa jumlahnya,” kata dia.

Rida menuturkan peningkatan penyerapan B30 tak lain untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan. PLN juga wajib menggunakan B30 apabila membangun PLTD. “Kalau PLN terpaksa harus mmembangun PLTD maka harus complay sama B30 ini. Beberapa perusahaan engine juga sudah mendukung soal kebijakan ini. Mereka akan pasok engine yang bisa complay dengan B30 apabila memang kita akan menambah pembangunan PLTD kedepannya,” paparnya.

Rasio Elektrifikasi

Dibagian lain, Jonan meresmikan 16 proyek kelistrikan di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Seiring persemian tersebut rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara pun meningkat menjadi 97,9%.

Pada akhir 2018, rasio kelistrikan NTT baru mencapai 61,90% dan NTB sebesar 89,10%. Jonan menargetkan rasio elektrifikasi NTB dan NTT bisa mencapai 99,99% di akhir tahun ini. Jonan pun berharap semua pihak dapat membantu merealisasikan target tersebut. “Jadi tolong dibantu supaya semua masyarakat bisa menikmati listrik. Sudah 74 tahun merdeka ada yang belum menikmati listrik,” ujar dia.

Adapun proyek yang diresmikan untuk Provinsi NTB, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bima 50 Megawatt (MW), PLTMG Sumbawa 50 MW, dan PLTMG Maumere 40 MW. Sedangkan untuk Provinsi NTT terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Sita–Borong 2x500 kW, serta PLTS Maumere–Ropa–Ende 2x1 MWp.

Selain itu juga ada proyek-proyek Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) serta Gardu Induk (GI) 70 kV & 150 kV yang dibangun di Provinsi NTB. Rinciannya, SUTT 150 kV Sumbawa Merah Putih – Gardu Induk (GI) Labuhan, SUTT 70 kV GI Taliwang – PLTU Sumbawa Barat.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7745 seconds (0.1#10.140)