Brebes Manfaatkan Pompanisasi dari Sumber Air Atasi Kekeringan
A
A
A
JAKARTA - Kekeringan akibat musim kemarau di Kabupaten Brebes Jawa Tengah semakin meluas. Kekeringan akibat musim kemarau yang melanda disebabkan volume debit air irigasi mulai berkurang.
Untuk memastikan kondisinya, Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, melakukan kunjungan kerja di wilayah yang memiliki potensi lahan kekeringan. Salah satunya ke Desa Wanatawang, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.
"Kita berkunjung ke sini yang pertama memang di sini ada kekeringan, potensinya lebih kurang 400 hektar. Untuk mengantipasinya, kita programkan pipanisasi dan pompanisasi," ujar Sarwo Edhy, Minggu (28/7/2019).
Potensi lahan yang terancam kekeringan di Kabupaten Brebes seluas 1953 hektar dari total luas lahan pertanaman 20.410 hektar dan terancam Puso 371 hektar. Lahan tersebut ditanami padi, jagung dan palawija. Di Kecamatan Songgom sendiri luas pertanaman seluas 802 hektar yang mempunyai potensi kekeringan seluas 67 hektar dan puso 12 hektar.
"Kebetulan ada sumber mata air yang tidak pernah kering, itulah yang harus kita manfaatkan dan harus kita selesaikan secepat mungkin. Tadi kita sudah koordinasikan dengan direktorat alat mesin pertanian, untuk Brebes ini ada 6 yang sudah dalam perjalanan untuk ukuran 6 inch dan ada 7 untuk 4 inch," jelas Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, pompa tersebut bisa dipasang beberapa titik sehingga areal sawah yang ada di sini bisa terairi semua. Sehingga bisa menyelamatkan pertanaman untuk petani yang memang menanam padi.
"Harapan kedepannya, setiap kelompok tani harus memanfaatkan pompa itu untuk kelompoknya. Jadi ini ada aliran sungai yang tidak pernah kering harus kita manfaatkan sebaik baiknya. Profitasnya lahan ini, saat MT1 7,2 ton per hektar. Dengan adanya pompa dan pipanisasi tentunya akan lebih meningkat lagi," ucap Sarwo Edhy.
"Kita juga menfasilitasi bantuan benih padi gogo, jadi untuk lahan lahan kering seperti ini nanti akan tumbuh dengan baik di lahan kering seperti ini," tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati, mengatakan lahan baku di sini kurang lebih 397 hektar. Tapi ada 150 hektar lebih yang mengalami dampak kekeringan.
"Jadi harapannya nanti dengan adanya kunjungan Pak Dirjen ini, kita bisa terealisasi mendapatkan bantuan pompa dan pipa. Karena tadi ada sumber air yang tidak pernah kering. Nanti masyarakat bisa menanam. Kalau sebelum ada pompa ini, kita hanya menanam setahun dua kali. Nanti harapannya bisa tiga kali tanam. Jadi pada akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan petani," kata Yulia.
Untuk memastikan kondisinya, Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, melakukan kunjungan kerja di wilayah yang memiliki potensi lahan kekeringan. Salah satunya ke Desa Wanatawang, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.
"Kita berkunjung ke sini yang pertama memang di sini ada kekeringan, potensinya lebih kurang 400 hektar. Untuk mengantipasinya, kita programkan pipanisasi dan pompanisasi," ujar Sarwo Edhy, Minggu (28/7/2019).
Potensi lahan yang terancam kekeringan di Kabupaten Brebes seluas 1953 hektar dari total luas lahan pertanaman 20.410 hektar dan terancam Puso 371 hektar. Lahan tersebut ditanami padi, jagung dan palawija. Di Kecamatan Songgom sendiri luas pertanaman seluas 802 hektar yang mempunyai potensi kekeringan seluas 67 hektar dan puso 12 hektar.
"Kebetulan ada sumber mata air yang tidak pernah kering, itulah yang harus kita manfaatkan dan harus kita selesaikan secepat mungkin. Tadi kita sudah koordinasikan dengan direktorat alat mesin pertanian, untuk Brebes ini ada 6 yang sudah dalam perjalanan untuk ukuran 6 inch dan ada 7 untuk 4 inch," jelas Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, pompa tersebut bisa dipasang beberapa titik sehingga areal sawah yang ada di sini bisa terairi semua. Sehingga bisa menyelamatkan pertanaman untuk petani yang memang menanam padi.
"Harapan kedepannya, setiap kelompok tani harus memanfaatkan pompa itu untuk kelompoknya. Jadi ini ada aliran sungai yang tidak pernah kering harus kita manfaatkan sebaik baiknya. Profitasnya lahan ini, saat MT1 7,2 ton per hektar. Dengan adanya pompa dan pipanisasi tentunya akan lebih meningkat lagi," ucap Sarwo Edhy.
"Kita juga menfasilitasi bantuan benih padi gogo, jadi untuk lahan lahan kering seperti ini nanti akan tumbuh dengan baik di lahan kering seperti ini," tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati, mengatakan lahan baku di sini kurang lebih 397 hektar. Tapi ada 150 hektar lebih yang mengalami dampak kekeringan.
"Jadi harapannya nanti dengan adanya kunjungan Pak Dirjen ini, kita bisa terealisasi mendapatkan bantuan pompa dan pipa. Karena tadi ada sumber air yang tidak pernah kering. Nanti masyarakat bisa menanam. Kalau sebelum ada pompa ini, kita hanya menanam setahun dua kali. Nanti harapannya bisa tiga kali tanam. Jadi pada akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan petani," kata Yulia.
(ven)