Atasi Masalah Fundamental Ekonomi, Sri Mulyani Berharap Masukan World Bank
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengharapkan adanya masukan teknis dari "Economic Dialogue, Resilience Amidst Increasing Global Uncertanties" atau Dialog Ekonomi, Ketahanan bersama World Bank untuk menjaga fundamental ekonomi
“Banyak rekomendasi kebijakan yang sudah familiar, tetapi kami mengharapkan rekomendasi (hasil diskusi) harus lebih teknis dan rinci sehingga kita bisa lebih mampu mengidentifikasi apa yang harus dilakukan secara lebih atau tindakan apa yang harus dilakukan secara berbeda (agar masalah fundamental yang dihadapi Indonesia dapat diatasi),” ujar Menkeu di Jakarta.
Lebih lanjut Menkeu menggarisbawahi bahwa identifikasi masalah hanyalah satu sisi. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah mereview efektifitas kerangka kebijakan yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia sehingga diharapkan kebijakan yang diterapkan benar-benar efektif mengatasi masalah yang ada. "Kemenkeu dapat menjadi rujukan utama bagi para stakeholders," jelasnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani memberi sedikit background seputar perekonomian Indonesia yang masih tumbuh stabil di tengah kondisi perekonomian global yang cenderung melemah terutama sejak tahun 2018. Indonesia dinilai memiliki ketahanan ekonomi yang cukup baik untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonominya.
"Padahal lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 antara 0,1% sampai dengan 0,3%, tapi kita tetap stabil," terang dia.
Namun demikian, Menkeu menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia tetap harus fokus menjaga momentum pertumbuhan sekaligus melakukan pembenahan masalah-masalah bersifat fundamental. "Diperlukan rekomendasi kebijakan yang lebih nyata dan rinci sehingga dapat efektif mengatasi masalah-masalah tersebut," katanya.
“Banyak rekomendasi kebijakan yang sudah familiar, tetapi kami mengharapkan rekomendasi (hasil diskusi) harus lebih teknis dan rinci sehingga kita bisa lebih mampu mengidentifikasi apa yang harus dilakukan secara lebih atau tindakan apa yang harus dilakukan secara berbeda (agar masalah fundamental yang dihadapi Indonesia dapat diatasi),” ujar Menkeu di Jakarta.
Lebih lanjut Menkeu menggarisbawahi bahwa identifikasi masalah hanyalah satu sisi. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah mereview efektifitas kerangka kebijakan yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia sehingga diharapkan kebijakan yang diterapkan benar-benar efektif mengatasi masalah yang ada. "Kemenkeu dapat menjadi rujukan utama bagi para stakeholders," jelasnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani memberi sedikit background seputar perekonomian Indonesia yang masih tumbuh stabil di tengah kondisi perekonomian global yang cenderung melemah terutama sejak tahun 2018. Indonesia dinilai memiliki ketahanan ekonomi yang cukup baik untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonominya.
"Padahal lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 antara 0,1% sampai dengan 0,3%, tapi kita tetap stabil," terang dia.
Namun demikian, Menkeu menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia tetap harus fokus menjaga momentum pertumbuhan sekaligus melakukan pembenahan masalah-masalah bersifat fundamental. "Diperlukan rekomendasi kebijakan yang lebih nyata dan rinci sehingga dapat efektif mengatasi masalah-masalah tersebut," katanya.
(akr)