Mantan Penasihat Trump Sebut Perang Tarif Jadi Bumerang Bagi AS
A
A
A
JAKARTA - Perang perdagangan yang diusung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap China, menurut mantan kepala penasihat ekonominya justru bakal menjadi bumerang dan berdampak buruk pada ekonomi Negeri Paman Sam -julukan AS-. Perang tarif telah menimbulkan 'dampak dramatis' kepada sektor manufaktur dan investasi modal AS, seperti disampaikan Gary Cohn.
Mantan penasihat Trump tersebut menambahkan, perang dagang adalah alasan yang sangat nyaman bagi China untuk memperlambat ekonominya yang terlalu panas. Untuk diketahui, Gary Cohn merupakan mantan seorang penasihat perdagangan bebas, namun dia mengundurkan diri dari pemerintahan Trump pada Maret 2018.
Mantan presiden bank Goldman Sachs yang kini berusia 59 tahun itu merupakan perekrutan yang tidak biasa bagi Trump karena ia adalah seorang Demokrat dalam pemerintahan Republik. Dia juga fokus pada internasionalisme ekonomi, sementara presiden memberikannya mandat mengurus nasionalisme ekonomi.
Cohn juga pernah menjabat sebagai direktur Dewan Ekonomi Nasional dalam pemerintahan Trump dari Januari 2017 hingga April 2018, hingga kemudian Ia mengumumkan pengunduran diri setelah Trump memutuskan untuk mengenakan tarif impor baja dan aluminium.
"Saya pikir ekonomi China didorong oleh kredit dan ketersediaan kredit. Dimana kredit dan ketersediaan kredit ditentukan oleh pemerintah pusat. Dan mereka dapat menyalakannya dan dapat menghentikan kredit," ujar Cohn kepada program Today BBC.
Semua Kalah
Menurutnya ekonomi China akan melambat dengan atau tanpa perang dagang. Gagasan bahwa pengenaan tarif tinggi bea impor bakal menyelesaikan ketidakseimbangan perdagangan antara AS dan Cina dinilai olehnya sebagai "pandangan lama" Trump.
Namun terang dia, Trump melakukan hal yang benar untuk mencoba mengatasi pencurian China atas kekayaan intelektual AS dan memblokir akses perusahaan AS ke pasar China. "Hal itu harus diperbaiki," katanya.
Namun dia memperingatkan: "Saya pikir semua orang akan kalah dalam perang dagang. Kami merupakan ekonomi layanan yang mayoritas 80%. Sisi layanan ekonomi berjalan sangat baik, karena, coba tebak, itu tidak dikenakan tarif."
Cohn menambahkan, tarif telah membuat biaya menjadi mahal untuk mengimpor produk-produk penting dari China, menangkal efek dari pemotongan pajak Trump, yang dirancang untuk merangsang ekonomi AS.
"Ketika Anda membangun peralatan pabrik, Anda membeli baja, Anda membeli aluminium, Anda membeli produk impor dan kemudian kita mengenakan tarif pada mereka, sehingga secara harfiah insentif pajak yang kami berikan dengan satu tangan diambil dengan tangan lainnya. Jadi kita tidak melihat penciptaan lapangan kerja," paparnya.
Mantan penasihat Trump tersebut menambahkan, perang dagang adalah alasan yang sangat nyaman bagi China untuk memperlambat ekonominya yang terlalu panas. Untuk diketahui, Gary Cohn merupakan mantan seorang penasihat perdagangan bebas, namun dia mengundurkan diri dari pemerintahan Trump pada Maret 2018.
Mantan presiden bank Goldman Sachs yang kini berusia 59 tahun itu merupakan perekrutan yang tidak biasa bagi Trump karena ia adalah seorang Demokrat dalam pemerintahan Republik. Dia juga fokus pada internasionalisme ekonomi, sementara presiden memberikannya mandat mengurus nasionalisme ekonomi.
Cohn juga pernah menjabat sebagai direktur Dewan Ekonomi Nasional dalam pemerintahan Trump dari Januari 2017 hingga April 2018, hingga kemudian Ia mengumumkan pengunduran diri setelah Trump memutuskan untuk mengenakan tarif impor baja dan aluminium.
"Saya pikir ekonomi China didorong oleh kredit dan ketersediaan kredit. Dimana kredit dan ketersediaan kredit ditentukan oleh pemerintah pusat. Dan mereka dapat menyalakannya dan dapat menghentikan kredit," ujar Cohn kepada program Today BBC.
Semua Kalah
Menurutnya ekonomi China akan melambat dengan atau tanpa perang dagang. Gagasan bahwa pengenaan tarif tinggi bea impor bakal menyelesaikan ketidakseimbangan perdagangan antara AS dan Cina dinilai olehnya sebagai "pandangan lama" Trump.
Namun terang dia, Trump melakukan hal yang benar untuk mencoba mengatasi pencurian China atas kekayaan intelektual AS dan memblokir akses perusahaan AS ke pasar China. "Hal itu harus diperbaiki," katanya.
Namun dia memperingatkan: "Saya pikir semua orang akan kalah dalam perang dagang. Kami merupakan ekonomi layanan yang mayoritas 80%. Sisi layanan ekonomi berjalan sangat baik, karena, coba tebak, itu tidak dikenakan tarif."
Cohn menambahkan, tarif telah membuat biaya menjadi mahal untuk mengimpor produk-produk penting dari China, menangkal efek dari pemotongan pajak Trump, yang dirancang untuk merangsang ekonomi AS.
"Ketika Anda membangun peralatan pabrik, Anda membeli baja, Anda membeli aluminium, Anda membeli produk impor dan kemudian kita mengenakan tarif pada mereka, sehingga secara harfiah insentif pajak yang kami berikan dengan satu tangan diambil dengan tangan lainnya. Jadi kita tidak melihat penciptaan lapangan kerja," paparnya.
(akr)