Kepala BKPM Sebut Indonesia Masih Alergi Investasi Asing
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan ekonomi China menjadi negara maju tidak lepas dari membuka diri terhadap masuknya modal asing. Di era globalisasi ini, kehadiran modal asing bukan hal tabu.
Terkait ini, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong, mengatakan Indonesia masih tergolong alergi terhadap modal asing. Hal ini sangat disayangkan mengingat investasi asing sangat penting untuk mendongkrak ekonomi negara secara keseluruhan.
"Saya kira Pak Wapres memberikan contoh yang dramatis. China dalam 20 tahun bisa melipatgandakan ekonominya menjadi 20 kali lipat dari setengah triliunan dolar per tahun menjadi USD13 triliun. Itu semua diawali oleh pemasukan modal asing yang sangat dahsyat, membuat ekonomi China yang tertutup menjadi terbuka mulai dari zona-zona tertentu," ujar Lembong saat menghadiri hari kelahiran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Menurut Thomas, berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menempatkan Indonesia di urutan tiga terbawah negara anti investasi asing.
"Beberapa minggu lalu ada penelitian dari OECD, mereka mengurut 60 negara di dunia dan Indonesia adalah paling rendah nomor tiga dari bawah. Negara paling tertutup terhadap investasi asing atau investasi internasional," sambungnya.
Tom Lembong bahkan mengakui jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia memang masih tergolong tertutup. Padahal, kata dia, arus modal asing sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saya cuma ingin memperlihatkan keterbukaan ekonomi kita dibanding negara-negara tetangga. Ini menggambarkan aturan aturan membatasi keikutsertaan investasi internasional diberbagai sektor. Dan yang sangat kelihatan adalah bahwa Indonesia ini ekonomi paling tertutup jauh dibanding negara tetangga," jelasnya.
Menurut Tom Lembong, saat ini tidak ada satupun negara maju dan berkembang di dunia tanpa bantuan investasi atau modal asing. Investasi asing sangat penting bagi setiap negara, untuk membantu menggerakkan arus modal dalam mempercepat pembangunan dan adopsi teknologi.
""Kita harus menggali lebih dalam investasi asing langsung, bukan hanya dari investor besar, melainkan dari pengusaha kecil. Lebih dari separuh ekonomi kita terdiri dari usaha kecil dan menengah dan lebih dari 70% pekerja kita berasal dari usaha kecil dan menengah pula. Investor kecil harus lebih diperhatikan, terutama di sektor padat karya yang bisa banyak memberikan lapangan kerja," tutupnya.
Terkait ini, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong, mengatakan Indonesia masih tergolong alergi terhadap modal asing. Hal ini sangat disayangkan mengingat investasi asing sangat penting untuk mendongkrak ekonomi negara secara keseluruhan.
"Saya kira Pak Wapres memberikan contoh yang dramatis. China dalam 20 tahun bisa melipatgandakan ekonominya menjadi 20 kali lipat dari setengah triliunan dolar per tahun menjadi USD13 triliun. Itu semua diawali oleh pemasukan modal asing yang sangat dahsyat, membuat ekonomi China yang tertutup menjadi terbuka mulai dari zona-zona tertentu," ujar Lembong saat menghadiri hari kelahiran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Menurut Thomas, berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menempatkan Indonesia di urutan tiga terbawah negara anti investasi asing.
"Beberapa minggu lalu ada penelitian dari OECD, mereka mengurut 60 negara di dunia dan Indonesia adalah paling rendah nomor tiga dari bawah. Negara paling tertutup terhadap investasi asing atau investasi internasional," sambungnya.
Tom Lembong bahkan mengakui jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia memang masih tergolong tertutup. Padahal, kata dia, arus modal asing sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saya cuma ingin memperlihatkan keterbukaan ekonomi kita dibanding negara-negara tetangga. Ini menggambarkan aturan aturan membatasi keikutsertaan investasi internasional diberbagai sektor. Dan yang sangat kelihatan adalah bahwa Indonesia ini ekonomi paling tertutup jauh dibanding negara tetangga," jelasnya.
Menurut Tom Lembong, saat ini tidak ada satupun negara maju dan berkembang di dunia tanpa bantuan investasi atau modal asing. Investasi asing sangat penting bagi setiap negara, untuk membantu menggerakkan arus modal dalam mempercepat pembangunan dan adopsi teknologi.
""Kita harus menggali lebih dalam investasi asing langsung, bukan hanya dari investor besar, melainkan dari pengusaha kecil. Lebih dari separuh ekonomi kita terdiri dari usaha kecil dan menengah dan lebih dari 70% pekerja kita berasal dari usaha kecil dan menengah pula. Investor kecil harus lebih diperhatikan, terutama di sektor padat karya yang bisa banyak memberikan lapangan kerja," tutupnya.
(ven)