Menhub Minta Pengemudi dan Aplikator Ojol Selalu Kompak
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya meminta kepada pihak aplikator dan pengemudi ojek online (ojol) untuk selalu kompak dan mengatasi perbedaan atau masalah dengan cara berdiskusi ketimbang dengan melakukan demo.
"Disini ada aplikator, pengemudi. Harus kompak dan saling melengkapi. Karena ojek online ini menggerakan ekonomi, memberikan penghidupan dan memudahkan masyarakat," ujar Menhub di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Menhub juga meminta manajemen Grab dan Gojek kooperatif. Di sisi lain, para pengemudinya juga harus komitmen untuk jangan berdemo.
"Jika ada perbedaan, kita diskusikan," tandasnya.
Menhub mengatakan, akan mengusahakan para pengemudi untuk mendapatkan kepastian tarif yang tidak merugikan baik itu untuk pengemudi, aplikator maupun masyarakat.
"Pertama, kita usahakan bagaimana kepastian pendapatan itu terjadi. Sehingga kita lakukan penyesuaian tarif di beberapa kota," tukasnya.
Penyesuaian tarif dilakukan secara bertahap. Setelah dilakukan di kota-kota besar, ungkap Menhub, nantinya akan diberlakukan seluruhnya di 25 kota.
"Kalau ada suatu kepastian (pendapatan) yang mereka dapatkan, mereka (pengemudi) bisa merencanakan kehidupannya dengan lebih baik," jelasnya.
Selain itu, Menhub juga ingin agar para pengemudi ojek online diberikan fasilitas asuransi, seperti yang sudah diberikan oleh aplikator untuk para pengemudi taksi online.
"Kemarin saya dengar sudah ada asuransi untuk yang roda empat, Jasa Raharja. Kemudian kita ingin untuk roda dua juga nanti akan diberikan asuransi. Setelah kebutuhan dasar ini terpenuhi, setelahnya baru kita akan kembangkan dengan hal-hal lain," tuturnya.
Terkait kemungkinan adanya pemain baru yang hadir di Indonesia sebagai aplikator ojek online, Menhub mengatakan bahwa pada prinsipnya terbuka kesempatan bagi semua pihak asalkan tetap mengikuti aturan dan memperhatikan aspek keselamatan.
"Disini ada aplikator, pengemudi. Harus kompak dan saling melengkapi. Karena ojek online ini menggerakan ekonomi, memberikan penghidupan dan memudahkan masyarakat," ujar Menhub di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Menhub juga meminta manajemen Grab dan Gojek kooperatif. Di sisi lain, para pengemudinya juga harus komitmen untuk jangan berdemo.
"Jika ada perbedaan, kita diskusikan," tandasnya.
Menhub mengatakan, akan mengusahakan para pengemudi untuk mendapatkan kepastian tarif yang tidak merugikan baik itu untuk pengemudi, aplikator maupun masyarakat.
"Pertama, kita usahakan bagaimana kepastian pendapatan itu terjadi. Sehingga kita lakukan penyesuaian tarif di beberapa kota," tukasnya.
Penyesuaian tarif dilakukan secara bertahap. Setelah dilakukan di kota-kota besar, ungkap Menhub, nantinya akan diberlakukan seluruhnya di 25 kota.
"Kalau ada suatu kepastian (pendapatan) yang mereka dapatkan, mereka (pengemudi) bisa merencanakan kehidupannya dengan lebih baik," jelasnya.
Selain itu, Menhub juga ingin agar para pengemudi ojek online diberikan fasilitas asuransi, seperti yang sudah diberikan oleh aplikator untuk para pengemudi taksi online.
"Kemarin saya dengar sudah ada asuransi untuk yang roda empat, Jasa Raharja. Kemudian kita ingin untuk roda dua juga nanti akan diberikan asuransi. Setelah kebutuhan dasar ini terpenuhi, setelahnya baru kita akan kembangkan dengan hal-hal lain," tuturnya.
Terkait kemungkinan adanya pemain baru yang hadir di Indonesia sebagai aplikator ojek online, Menhub mengatakan bahwa pada prinsipnya terbuka kesempatan bagi semua pihak asalkan tetap mengikuti aturan dan memperhatikan aspek keselamatan.
(ind)