Cari Pembiayaan, Ketua OJK: Korporasi Lebih Pilih Perbankan dari Pasar Modal
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, minat perusahaan terhadap pembiayaan melalui pasar modal masih kalah dibandingkan dengan perbankan meskipun nilai jumlah pinjaman terbatas. Padahal untuk pendanaan yang bersifat jangka panjang dan membiayai pengembangan bisnis perusahaan, pasar modal dapat menjangkau lebih luas.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebutkan, hal tersebut merupakan salah satu tantangan pasar modal Indonesia. Minat para korporasi lebih memilih perbankan dibandingkan pasar modal yaitu persoalan cepatnya pencairan dana.
"Apalagi nasabah yang sudah ada track record di perbankan itu paling cepat, paling mudah," ujar Wimboh di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (12/8/2019).
Menurutnya, pembiayaan perbankan juga memiliki kendala dan keterbatasan terkait legal lending limit. Sehingga pasar modal dapat mengambil peluang dari hambatan tersebut.
Pasalnya, pasar modal sangat dibutuhkan dalam pembiayaan sektor unggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembiayaan untuk pembangunan dinilai lebih cocok dibiayai dengan sumber pendanaan jangka panjang.
"Apabila dibiayai perbankan karena dana perbankan masih jangka pendek. Sedangkan pembiayaan jangka panjang dibiayai pasar modal. Perbankan ini transformasi risiko sumber dana kecil, peminjam besar, jangka dana pendek tapi pembiayaan panjang. Kami harapkan pasar modal punya ruang lebih besar untuk media rising fund jangka panjang," tuturnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebutkan, hal tersebut merupakan salah satu tantangan pasar modal Indonesia. Minat para korporasi lebih memilih perbankan dibandingkan pasar modal yaitu persoalan cepatnya pencairan dana.
"Apalagi nasabah yang sudah ada track record di perbankan itu paling cepat, paling mudah," ujar Wimboh di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (12/8/2019).
Menurutnya, pembiayaan perbankan juga memiliki kendala dan keterbatasan terkait legal lending limit. Sehingga pasar modal dapat mengambil peluang dari hambatan tersebut.
Pasalnya, pasar modal sangat dibutuhkan dalam pembiayaan sektor unggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembiayaan untuk pembangunan dinilai lebih cocok dibiayai dengan sumber pendanaan jangka panjang.
"Apabila dibiayai perbankan karena dana perbankan masih jangka pendek. Sedangkan pembiayaan jangka panjang dibiayai pasar modal. Perbankan ini transformasi risiko sumber dana kecil, peminjam besar, jangka dana pendek tapi pembiayaan panjang. Kami harapkan pasar modal punya ruang lebih besar untuk media rising fund jangka panjang," tuturnya.
(akr)