Meski Pasar Sangat Kompetitif, Lenzing AG Catat Kinerja Positif

Selasa, 13 Agustus 2019 - 13:23 WIB
Meski Pasar Sangat Kompetitif,...
Meski Pasar Sangat Kompetitif, Lenzing AG Catat Kinerja Positif
A A A
JAKARTA - Meski di tengah situasi persaingan pasar yang ketat berupa harga serat viscose masih di bawah harapan, namun Lenzing AG berhasil meraih peningkatan pendapatan bisnisnya. Lenzing AG dari Austria mencatat kelanjutan pengembangan bisnis yang solid pada semester pertama di tahun 2019 ini.

Tercatat ada peningkatan 1,2% pada semester pertama 2019 atau sekitar EUR 1,09 Miliar. Pendapatan perusahaan meningkat signifikan sebesar 48,4 %, melampaui periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 44,1 %. Namun untuk EBITDA, Lenzing AG mengalami penurunan 7 % atau sekitar EUR 181,2 Juta. Fenomena penurunan ini disebabkan oleh jumlah volume yang meningkat serta nilai tukar mata uang asing sehingga biaya produksi pulp meningkat serta biaya tenaga kerja maupun kondisi pasar serat viscose saat ini yang ketat.

CEO Lenzing Group Stefan Doboczky membeberkan, EBITDA turun dari 18,1% pada semester pertama tahun 2018 menjadi 16,6% pada catatan laporan keuangan perusahaan. EBIT turun dari sebesar 17,9 % atau sekitar EUR 105,6 juta dengan EBIT lebih rendah 9,7 % sehingga menghasilkan laba bersih pada periode tersebut juga turun 15,9 % dari EUR 91,3 juta menjadi EUR 76,8 juta.

“Yang terjadi sesuai dengan strategi sCore TEN, karena bisnis serat berkembang sangat positif, yang membuat daya tahan korporasi lebih kuat secara signifikan dibanding beberapa tahun lalu. Investasi Lenzing dalam kapasitas produk baru untuk serat Lyocell serta fokus pada produk dengan merek dagang kami, yaitu Tencel dan Veocel menjadikan Lenzing semakin tangguh menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif dan semakin memperkuat sebagai produsen serat unggulan yang terkemuka di dunia,” kata Stefan Doboczky.

Lenzing, lanjutnya, melaksanakan tahap pertama dari rencana pertumbuhan yang ambisius dengan pembangunan pabrik Lyocell yang canggih di Thailand. “Konflik dagang di antara negara-negara besar semakin meningkat sehingga memastikan keputusan Lenzing untuk memantau proyek Mobile di Alabama (Amerika Serikat) secara seksama dan akan melakukan review secara bertahap".

Langkah-langkah yang dilakukan antara lain; pertama, perluasan kapasitas produki serat unggulan. Dalam hal ini, secara mendasar Lenzing meningkatkan produksi serat Lyocell untuk memenuhi permintaan pasar yang besar untuk produk serat unggulan seperti. Untuk itu, Lenzing menempatkan fokus pada pertumbuhan dan stabilitas keuntungan perusahaan serta meningkatkan langkah strategis yang memperhatikan ekologi industri tekstil maupun industri non woven melalui perluasan produksi serat unggulan.

Langkah pertama ekspansi dari strategi pertumbuhan yang ambisius tersebut adalah dengan disetujuinya pada kuartal kedua tahun 2019 untuk membangunan pabrik produksi dengan teknologi mutakhir untuk serat Lyocell di propinsi Prachinburi yang berada di Thailand.

Kedua, perluasan kapasitas produksi pulp. Lenzing dan Duratex-sebagai mitra bisnis dari Brasil, menindaklanjuti rencana pembangunan pabrik pulp yang terletak pada negara bagian Minas Gerais di Brasil. Tahap perencanaan teknis, persiapan lokasi, serta perijinan yang menjadi keharusan sudah terlaksana sesuai rencana. Lenzing berhasil menyelesaikan perluasan dan modernisasi kapasitas produksi untuk pulp dissolve di lokasi pabrik Lenzing di Austria.

Ketiga, mendukung pemeliharan iklim. Lenzing berupaya memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam industri serat, dengan menginvestasikan lebih dari EUR 100 juta dalam rangka penghematan energi, konversi yang berkelanjutan untuk energi terbarukan dan teknologi baru. Dalam perencanaan fasilitas pulp dan Lyocell baru seperti pabrik di Thailand, Lenzing menempatkan fokus untuk sumber energi rendah karbon dan proses produksi. Tujuan dari strategi iklimnya adalah untuk mengurangi emisi bersih dari gas rumah kaca menjadi nol pada tahun 2050.

Investasi Lenzing AG di Indonesia


PT. South Pacific Viscose yang merupakan salah satu investasi Lenzing di Indonesia dan telah berproduksi lebih dari 36 tahun di Purwakarta, juga menunjukan kinerja positif sesuai arahan strategi dari kantor pusat Lenzing di Austria.

Head of Corporate Affairs PT. South Pacific Viscose, Widi Nugroho Sahib mengatakan, Lenzing akan melakukan re-investasi di pabrik Purwakarta dalam sistim produksi dan sistim teknologi pengelolaan emisi yang ramah lingkungan serta mendukung secara aktif program strategis pemerintah Indonesia yaitu Citarum Harum. Saat ini, katanya, pabrik Lenzing di Purwakarta sedang melaksanakan kegiatan normalisasi aliran sungai dengan pengerukan lumpur di tepi sungai Citarum.

“Lumpur yang terbawa arus sungai dari hulu ke hilir menjadi sedimen dan mempersempit lebar sungai serta menghalangi aliran air di ujung pipa IPAL perusahaan. Sehingga inisiatif dari perushaan yang telah disampaikan secara langsung oleh Direksi kami di hadapan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada tahun 2018 lalu, sudah dapat dilaksanakan setelah izin pengerukan lumpur itu juga diberikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air pada Kementerian PUPR dengan pekerjaan pengerukan itu dikerjakan secara swadaya dari perusahaan,” kata Widi, 8 Agustus lalu.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6315 seconds (0.1#10.140)