AS Tunda Terapkan Kenaikan Tarif Impor China hingga 15 Desember

Rabu, 14 Agustus 2019 - 16:16 WIB
AS Tunda Terapkan Kenaikan Tarif Impor China hingga 15 Desember
AS Tunda Terapkan Kenaikan Tarif Impor China hingga 15 Desember
A A A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) menunda pemberlakukan kebijakan tarif bea impor terhadap produk-produk China hingga 15 Desember, dengan alasan kesehatan, keamanan nasional ditambah ada faktor lainnya. Beberapa tarif bea impor yang ditangguhkan termasuk produk seperti ponsel, laptop, konsol video game, beberapa mainan, monitor komputer, sepatu hingga pakaian tertentu.

Seperti dilansir CNBC, Rabu (14/8/2019) berita mengejutkan tersebut datang dari kantor perwakilan perdagangan Amerika Serikat hingga memicu unjuk rasa harga saham. Sementara item lain bakal tetap menghadapi kenaikan tarif bea impor 10% seperti yang direncanakan pada tanggal 1 September 2019, mendatang yang diyakini bakal memanaskan tensi perang dagang AS versus China.

Presiden AS Donald Trump yang berbicara kepada wartawan, mengatakan bahwa penundaan itu sebagian besar untuk menghindari dampak negatif terhadap pembeli AS saat momen Natal tahun ini. Pengumuman tersebut dirilis beberapa menit setelah departemen perdagangan China mengatakan Wakil Perdana Menteri Liu He telah melakukan panggilan telepon dengan pejabat perdagangan AS.

Penundaan tersebut disambut baik investor dari sektor teknologi hingga mendorong indeks saham chips sampai 2,8%. Peritel dan saham industri juga naik, dimana General Electric meningkat mencapai sebesar 4,4%. Pada Wall Street, tiga indeks saham utama naik lebih dari 2% pada satu sesi. Dow Jones dan S&P 500 berakhir bertambah 1,4% sedangkan Nasdaq yang didominasi teknologi menanjak 1,9% dipimpin kenaikan 4% untuk saham Apple.

Saham-saham di bursa Inggris, juga ikut terpapar perdagangan global seperti saham penambang Glencore menutup dengan lonjakan 2,3%. Sebelumnya pada I Agustus, lalu sempat dikatakan Trump bakal menerapkan kenaikan tarif lanjutan sebesar 10% atau setara dengan impor China USD300 miliar untuk menanggapi lagkah China yang mengurangi pembelian secara besar-besaran untuk produk pertanian asal Amerika.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7711 seconds (0.1#10.140)