Daerah Turut Bangun Kawasan Strategis

Jum'at, 16 Agustus 2019 - 10:59 WIB
Daerah Turut Bangun...
Daerah Turut Bangun Kawasan Strategis
A A A
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan pada periode kedua kepemimpinannya.

Namun, ke depan pembangunan itu harus disambungkan dengan kawasan-kawasan produksi rakyat.Infrastruktur yang besar-besar telah kita bangun. Kedepan kita akan lanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur-infrastruktur besar itu, seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara, dengan kawasan-kawasan produksi rakyat,” ujar Presiden Jokowi saat berpi dato di Sentul International Conven tion Center, Bogor, Jawa Barat, medio Juli lalu.

Kawasan-kawasan industri kecil itu akan disambungkan dengan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan-kawasan pariwisata. Itu artinya pembangunan infrastruktur ke depan seper ti tol Trans-Jawa; tol Trans-Sumatera; Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat; Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DIY, harus mampu mendorong hadirnya sentra eko nomi baru di masyarakat, termasuk KEK baru.

Sejauh ini sudah ada 12 KEK di Indonesia. Sepuluh telah beroperasi: KEK Sei Mangkei, Sumatera Utara; KEK Tanjung Lesung; KEK Morotai, KEK Palu; KEK Man da lika; KEK Galang Batang; KEK Arun Lhokseumawe; KEK Tanjung Kelayang; KEK Bitung; dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).

Ada dua lainnya yang masih dalam tahap pembangunan: KEK Tanjung Api-Api dan KEK Sorong. Pengembangan KEK bertujuan mempercepat perkembangan daerah dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan demi pertumbuhan ekonomi.

KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, yaitu pengolahan ekspor, logistik, pengem bangan teknologi, industri, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Dengan gencarnya pembangunan infrastruktur nasional yang dilakukan pemerintah pusat, daerah-daerah langsung berbenah diri.

Kabupaten Sleman, DIY, misalnya, kini sibuk mengembangkan destinasi-destinasi baru agar Sleman. Tidak hanya jadi penonton ketika Bandara Internasional Yogyakarta (YAI) yang menelan biaya Rp9 triliun itu beroperasi pada 2020 mendatang.

“Strategi yang kami tempuh adalah mengembangkan destinasi baru, misalnya dengan rencana pengembangan kawasan ekonomi khusus, sehingga akan menjadi magnet dari kegiatan skala nasional dan inter nasional,” ujar Bupati Sleman Sri Puryono.

Sri juga mendukung pengembangan Science Techno Park di Kalasan dan Berbah, serta rencana investasi beberapa theme park baru seperti di Tempel dan Pakem.

“Dengan adanya YIA, Sleman juga akan memanfaatkan konektivitas akses transportasi darat untuk mendukung YIA, antara lain pembangunan exit dan entry jalan tol di Sleman, serta pengembangan outer ring roadsebagai sarana untuk mengangkat potensi Sleman agar menyejahterakan masyarakat Sleman,” ujar Sri.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman Kunto Riyadi menambahkan, keberadaan YIA jelas akan berdampak pada semua aspek. Karena itu, perlu pe nyiapan infrastruktur untuk mendukungnya.

Hal sama dilakukan Pemerintah Provinsi DIY dalam mengantisipasi hadirnya bandara baru di Kulonprogo, serta jalur jalan lintas selatan (JJLS). Mereka akan memanfaatkan pembangunan infrastruktur nasional itu untuk mendongkrak ekonomi rakyat.

Sekre taris Daerah Provinsi DIY Gatot Saptadi menjelaskan, untuk memaksimalkan wilayah selatan saat ini sedang didesain KEK. Diharapkan keberadaan kawasan ekonomi ini bisa men dongkrak ekonomi warga.

Saat ini Pemprov DIY berusaha keras menyusun studi kelayakan, ka jian lingkungan, dan rencana tata ruang KEK pariwisata. Selain itu, dilaksanakan pula kajian lingkungan kawasan pantai selatan (Kajian Lingkungan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Pantai Samas-Parangtritis dan Pantai Selatan Penanda Keistimewaan), dan Rencana Tata Ruang Satuan Ruang Strategis Samas-Parangtritis.

“Kami targetkan KEK Pariwisata Samas-Parangtritis bisa beroperasi pada 2020. Setelah itu KEK akan ditawarkan ke publik (swasta),” paparnya. Hal senada disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Budi Wibowo.

Selain KEK Pariwisata Samas-Parangtritis, Pemda DIY juga menyiapkan KEK Tambakboyo dan Pantai Terintegrasi di Gunungkidul (Baron-Krakal-Drini). Ketiganya menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, selain persiapan regulasi aerotropolis di Kulonprogo.

“Bila usulan ketiga KEK tersebut sudah ditetapkan oleh Presiden, Pemprov DIY akan segera menawarkan ke investor. Tujuannya agar ketiga KEK tersebut bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di kawasan selatan DIY,” katanya. Dia sangat yakin KEK pariwisata ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (Priyo Setyawan/ Suharjono)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9369 seconds (0.1#10.140)