Blackout Pelajaran Berharga, Saatnya PLN Tingkatkan Mutu Pelayanan
A
A
A
BANDUNG - Peristiwa pemadaman listrik massal (blackout) yang terjadi 4 Agustus 2019 lalu dinilai sebagai pelajaran berharga bagi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk selalu menjaga mutu pelayanan bagi para pelanggannya. Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, upaya PLN memulihkan kondisi darurat sejak pemadaman pertama terjadi pada pukul 11.48 WIB hingga listrik mengalir kembali di sejumlah tempat di Jawa Barat pada sore hari di tanggal yang sama sudah maksimal.
"PLN sudah berusaha melakukan normalisasi dengan maksimal dengan mengirimkan aliran listrik dari pembangkit lain di Jawa, sehingga ada wilayah yang sudah menyala dari jam 6 sore atau jam 7-an, meski memang di beberapa wilayah lainnya masih padam. Tapi, setidaknya, prioritas mereka dengan segera mengalirkan listrik ke Jakarta membuktikan bahwa upaya mereka cukup maksimal," jelas Mamit lewat keterangan resmi, Rabu (21/8/2019).
Ia pun menilai, bentuk kompensasi yang diberikan PLN sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) Nomor 27 tahun 2017 dimana besaran kompensasi mencapai 20% untuk pelanggan bersubsidi dan 35% untuk pelanggan non-subsidi. "Walaupun akhirnya, kalau tidak salah, PLN akan menggratiskan atau memotong bea terdampak," ujarnya.
Mamit menekankan, pihaknya keberatan terhadap rencana penerapan aturan denda kompensasi yang lebih besar lagi kepada PLN. Pasalnya, aturan itu ditengarai akan semakin memberatkan beban keuangan PLN. Bahkan, denda yang besar itu bisa menyebabkan gangguan kelistrikan yang lebih besar lagi. "Jadi, saya kira, dengan denda yang sekarang pun, mau tidak mau PLN berpotensi kehilangan pendapatan hampir Rp1 triliun. Saya kira itu sudah cukup besar dan sangat memberatkan PLN," katanya.
Menurutnya, jika ide penerapan denda kepada PLN dan beban pelanggan akan digratiskan, jika terjadi pemadaman selama beberapa jam, itu akan lebih memberatkan PLN. Dengan tanggung jawab kelistrikan yang besar itu dan denda yang lebih besar lagi, kata Mamit, malah bisa terjadi lagi blackout.
Lanjut dia menerangkan, PLN pun patut diberikan apresiasi karena selain bergerak cepat memulihkan blackout, PLN pun segera memastikan pemberian kompensasi kepada pelanggannya yang terdampak blackout. "Saya kira ini salah satu bentuk tanggung jawab PLN untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat," jelasnya.
Tanpa adanya kenaikan tarif listrik sejak tahun 2017 pun, Mamit menilai, PLN telah melakukan peningkatan layanan yang baik. "Sejak tahun 2017 tidak ada kenaikan tarif listrik. Jadi, mereka melakukan efisiensi semaksimal mungkin sehingga PLN tidak terlalu banyak mengalami kerugian. Dengan begitu, kita tahu bahwa PLN sudah melakukan peningkatan layanan tanpa adanya kenaikan tarif," terang dia'.
Karena itu, menurut dia, langkah terbaik yang harus didorong saat ini adalah wacana peningkatan mutu pelayanan PLN dengan terus melakukan peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi kepada para pelanggannya. "Saya melihatnya, kejadian yang kemarin semoga bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperbaiki lagi kekurangan yang ada selama ini," harap Mamit.
Sementara Anggota DPR RI dari Komisi VI Sartono Hutomo memaparkan, PLN sebagai perusahaan yang telah berdiri selama puluhan tahun seharusnya tetap konsisten melakukan pengecekan berkala terhadap berbagai fasilitas dan jaringannya. Dengan demikian, kondisi blackout bisa dihindari. "Minimal PLN harus mengadakan cek rutin," katanya.
Anggota DPR yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM & BUMN, dan standardisasi nasional itu mengaku, pihaknya memberikan dukungan atas upaya keras PLN dalam memulihkan jaringannya kembali. "Jadi yang jelas, kami sangat support kerja keras PLN, kami juga akan memberikan dukungan yang sesuai kebutuhan PLN," kata Sartono.
Di masa sidang berikutnya, lanjut Sartono, pihaknya pun ingin mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi PLN. Selain itu, jika memang ada permasalahan yang perlu penguatan dan dukungan DPR, khususnya Komisi IV, pihaknya siap memberikan dukungan agar peristiwa blackout tidak terjadi lagi.
Dengan dukungan tersebut, Sartono berharap, ke depannya tidak akan terulang kembali berbagai permasalahan yang terjadi saat ini. Sehingga, kita bisa membahas permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan. "Kita akan adakan evaluasi total karena PLN ini sangat strategis. Jadi, kita harus memahami bagaimana peristiwa kemarin terjadi dan bagaimana agar berhenti semua persoalannya," tandasnya.
"PLN sudah berusaha melakukan normalisasi dengan maksimal dengan mengirimkan aliran listrik dari pembangkit lain di Jawa, sehingga ada wilayah yang sudah menyala dari jam 6 sore atau jam 7-an, meski memang di beberapa wilayah lainnya masih padam. Tapi, setidaknya, prioritas mereka dengan segera mengalirkan listrik ke Jakarta membuktikan bahwa upaya mereka cukup maksimal," jelas Mamit lewat keterangan resmi, Rabu (21/8/2019).
Ia pun menilai, bentuk kompensasi yang diberikan PLN sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) Nomor 27 tahun 2017 dimana besaran kompensasi mencapai 20% untuk pelanggan bersubsidi dan 35% untuk pelanggan non-subsidi. "Walaupun akhirnya, kalau tidak salah, PLN akan menggratiskan atau memotong bea terdampak," ujarnya.
Mamit menekankan, pihaknya keberatan terhadap rencana penerapan aturan denda kompensasi yang lebih besar lagi kepada PLN. Pasalnya, aturan itu ditengarai akan semakin memberatkan beban keuangan PLN. Bahkan, denda yang besar itu bisa menyebabkan gangguan kelistrikan yang lebih besar lagi. "Jadi, saya kira, dengan denda yang sekarang pun, mau tidak mau PLN berpotensi kehilangan pendapatan hampir Rp1 triliun. Saya kira itu sudah cukup besar dan sangat memberatkan PLN," katanya.
Menurutnya, jika ide penerapan denda kepada PLN dan beban pelanggan akan digratiskan, jika terjadi pemadaman selama beberapa jam, itu akan lebih memberatkan PLN. Dengan tanggung jawab kelistrikan yang besar itu dan denda yang lebih besar lagi, kata Mamit, malah bisa terjadi lagi blackout.
Lanjut dia menerangkan, PLN pun patut diberikan apresiasi karena selain bergerak cepat memulihkan blackout, PLN pun segera memastikan pemberian kompensasi kepada pelanggannya yang terdampak blackout. "Saya kira ini salah satu bentuk tanggung jawab PLN untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat," jelasnya.
Tanpa adanya kenaikan tarif listrik sejak tahun 2017 pun, Mamit menilai, PLN telah melakukan peningkatan layanan yang baik. "Sejak tahun 2017 tidak ada kenaikan tarif listrik. Jadi, mereka melakukan efisiensi semaksimal mungkin sehingga PLN tidak terlalu banyak mengalami kerugian. Dengan begitu, kita tahu bahwa PLN sudah melakukan peningkatan layanan tanpa adanya kenaikan tarif," terang dia'.
Karena itu, menurut dia, langkah terbaik yang harus didorong saat ini adalah wacana peningkatan mutu pelayanan PLN dengan terus melakukan peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi kepada para pelanggannya. "Saya melihatnya, kejadian yang kemarin semoga bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperbaiki lagi kekurangan yang ada selama ini," harap Mamit.
Sementara Anggota DPR RI dari Komisi VI Sartono Hutomo memaparkan, PLN sebagai perusahaan yang telah berdiri selama puluhan tahun seharusnya tetap konsisten melakukan pengecekan berkala terhadap berbagai fasilitas dan jaringannya. Dengan demikian, kondisi blackout bisa dihindari. "Minimal PLN harus mengadakan cek rutin," katanya.
Anggota DPR yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM & BUMN, dan standardisasi nasional itu mengaku, pihaknya memberikan dukungan atas upaya keras PLN dalam memulihkan jaringannya kembali. "Jadi yang jelas, kami sangat support kerja keras PLN, kami juga akan memberikan dukungan yang sesuai kebutuhan PLN," kata Sartono.
Di masa sidang berikutnya, lanjut Sartono, pihaknya pun ingin mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi PLN. Selain itu, jika memang ada permasalahan yang perlu penguatan dan dukungan DPR, khususnya Komisi IV, pihaknya siap memberikan dukungan agar peristiwa blackout tidak terjadi lagi.
Dengan dukungan tersebut, Sartono berharap, ke depannya tidak akan terulang kembali berbagai permasalahan yang terjadi saat ini. Sehingga, kita bisa membahas permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan. "Kita akan adakan evaluasi total karena PLN ini sangat strategis. Jadi, kita harus memahami bagaimana peristiwa kemarin terjadi dan bagaimana agar berhenti semua persoalannya," tandasnya.
(akr)