Peningkatan Kualitas Auditor, Percepat Proses Sertifikasi ISPO
A
A
A
JAKARTA - Dalam upaya memproduksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang berkelanjutan, industri kelapa sawit di Indonesia harus melalui standar tahapan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Standar tersebut memuat indikator-indikator yang menjamin penanaman dan produk yang dihasilkan ramah serta menjamin keberlanjutan lingkungan.
Salah satu yang bisa dilakukan untuk mempercepat skema ISPO adalah penambahan jumlah serta peningkatan kualitas dari auditor dari lembaga sertifikasi. Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari (Mutu), Arifin Lambaga mengatakan, dibutuhkan peningkatan kompetensi dan jumlah pada auditor yang ada.
Peningkatan kompetensi dilakukan agar dalam peninjauannya auditor sudah memahami serta mendalami prinsip dan kriteria ISPO. “Ketika laporan hasil audit diserahkan, tidak perlu lagi adanya pengembalian berkas untuk dilengkapi,” ujar dia pada acara ’Penyerahan Serifikat ISPO: Sertifikasi ISPO Bukti Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan’ di Jakarta, kemarin.
Pada kesempatan diskusi tersebut, Arifin menjelaskan, terdapat pula keterbatasan jumlah sumber daya manusia yang memverifikasi berjalannya CPO. Percepatan skema ISPO, menurut Arifin, penting dilakukan mengingat diperlukannya pembuktian adanya kontribusi Indonesia dalam mengembangkan kualitas lingkungan hidup, terutama dalam proses produksi CPO.
“Dirasa perlu untuk melakukan penambahan auditor dan menempatkan mereka di daerah, yang memiliki lahan produksi minyak kelapa sawit mentah untuk mempercepat proses audit dan skema sertifikasi ISPO,” katanya.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), terdapat total 556 sertifikat ISPO yang dikeluarkan dengan hampir 35% di antaranya dikeluarkan PT Mutu.
Dalam acara ini, PT Mutu turut memberikan 31 sertifikat ISPO kepada pengusaha sawit. Hingga saat ini terdapat 197 sertifikat ISPO yang telah dikeluarkan oleh perseroan. Beberapa perusahaan yang turut menerima sertifikat ISPO di antaranya PT Bumipalma Lestaripersada dan PTPN III. (Heru Febrianto)
Standar tersebut memuat indikator-indikator yang menjamin penanaman dan produk yang dihasilkan ramah serta menjamin keberlanjutan lingkungan.
Salah satu yang bisa dilakukan untuk mempercepat skema ISPO adalah penambahan jumlah serta peningkatan kualitas dari auditor dari lembaga sertifikasi. Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari (Mutu), Arifin Lambaga mengatakan, dibutuhkan peningkatan kompetensi dan jumlah pada auditor yang ada.
Peningkatan kompetensi dilakukan agar dalam peninjauannya auditor sudah memahami serta mendalami prinsip dan kriteria ISPO. “Ketika laporan hasil audit diserahkan, tidak perlu lagi adanya pengembalian berkas untuk dilengkapi,” ujar dia pada acara ’Penyerahan Serifikat ISPO: Sertifikasi ISPO Bukti Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan’ di Jakarta, kemarin.
Pada kesempatan diskusi tersebut, Arifin menjelaskan, terdapat pula keterbatasan jumlah sumber daya manusia yang memverifikasi berjalannya CPO. Percepatan skema ISPO, menurut Arifin, penting dilakukan mengingat diperlukannya pembuktian adanya kontribusi Indonesia dalam mengembangkan kualitas lingkungan hidup, terutama dalam proses produksi CPO.
“Dirasa perlu untuk melakukan penambahan auditor dan menempatkan mereka di daerah, yang memiliki lahan produksi minyak kelapa sawit mentah untuk mempercepat proses audit dan skema sertifikasi ISPO,” katanya.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), terdapat total 556 sertifikat ISPO yang dikeluarkan dengan hampir 35% di antaranya dikeluarkan PT Mutu.
Dalam acara ini, PT Mutu turut memberikan 31 sertifikat ISPO kepada pengusaha sawit. Hingga saat ini terdapat 197 sertifikat ISPO yang telah dikeluarkan oleh perseroan. Beberapa perusahaan yang turut menerima sertifikat ISPO di antaranya PT Bumipalma Lestaripersada dan PTPN III. (Heru Febrianto)
(nfl)