Excavator Bekerja 24 Jam untuk Pangan, 8 Jam per Shift demi Rp14 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Capaian Kementerian Pertanian (Kementan) yang spektakuler dinilai Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman adalah buah dari kerja keras segenap jajaran Kementan yang sejak dipimpinnya bertekad untuk memajukan pertanian tanah air.
Dalam beberapa kesempatan, Mentan Amran selalu berpesan kepada seluruh jajaran Kementan untuk terus bekerja keras dalam mewujudkan swasembada dan kesejahteraan petani. "Kami siap bekerja 24 jam untuk mewujudkan swasembada dengan terus meningkatkan produksi komoditas pertanian," tegas Amran, Jumat (30/8/2019).
Sambung dia menegaskan, maksud dari 24 jam ini bukan berarti petani atau pegawai tidak pernah tidur, tapi bagaimana sebagai aparatur siap melayani petani jika dibutuhkan. Kalau saat mengolah lahan misalnya setiap petani bisa sambil bergantian antara petani satu dengan yang lainnya, tetapi alat mesin pertanian nya tidak boleh berhenti atau terus bekerja untuk mengolah. Hal lain misalnya pelayanan dalam pengurusan ekspor, itu sudah pasti tidak boleh berhenti atau layanan 24 jam dalam 7 hari.
"Layanan ekspor kan sudah online, jadi tidak perlu pegawainya menunggu sampai dengan 24 jam tidak tidur, biar servernya terus berkerja 24 jam petugasnya tinggal mengontrol dari jauh, memantau dan mengawasi selama 24 jam," tegas Amran.
Dalam dialog dengan Gapoktan di Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan 28 Agustus 2019, Amran meminta petani bekerja mengawal alsintan 24 jam. Maksudnya 24 jam kerja adalah mesin excavator kerja 3 shift, dengan 8 jam per shift, yang selama ini dikerjakan di lokasi hanya kerja 1 shift. Sehingga alsintan yang telah dibagikan ke petani menjadi mubazir karena pengerjaannya tidak optimal.
Mentan Amran berharap target yang dicanangkan untuk membuka lahan seluas 200.000 hektar lahan rawa untuk pertanian di Sumsel bisa segera direalisasikan. “Target pembukaan lahan rawa di Sumsel 200.000 hektar. Jika ini tercapai, maka Sumsel bisa meningkatkan penghasilan sebesar Rp14 triliun,” tegas Amran.
Selama ini, untuk mendapatkan hasil yang maksimal kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan tentu harus dioptimalkan. Mentan Amran mengibaratkan jika kita lomba balapan mobil, pasti yang dituju oleh setiap pembalap adalah juara pertama. Tidak ada pilihan selain menginjak pedal gas untuk tetap dalam kondisi kecepatan tinggi, tetapi tentunya dengan kehati-hatian dan kontrol yang baik agar yang dituju tercapai dengan sempurna.
Sambung Mentan Amran juga menegaskan, tentang program-program yang telah dijalankannya selama periode lima tahun, seperti pemanfaatan alat mesin pertanian untuk mengolah lahan, menanan benih, panen dan pasca panen, bantuan benih, bantuan pupuk melalui program Upaya Khusus (UPSUS) Padi, Jagung dan Kedelai serta Optimalisasi Alat Mesin Pertanian (OPSIN).
Program lainnya yaitu Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB), Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA), Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI). Program ini semua dilakukan untuk mencapai Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045 serta meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
“Semua program tersebut saya pantau setiap hari atau 24 jam, bahkan sejak Selasa sampai Kamis, kami di lahan rawa dengan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, untuk melihat langsung kemajuan pelaksanaan program SERASI di tiga Kabupaten yaitu Banyuasin, Ogan Kemilir Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin,“ tutur Amran.
Diterangkan juga bahwa sudah ditugaskan Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen PSP untuk selalu memantau perkembangannya, bahkan kalau perlu para Dirjen tidur di rumah-rumah penduduk agar merasakan juga apa yang dirasakan para petani. Pandangan terhadap kinerja Menteri Amran juga terlontar dari Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru, “Indonesia masih butuh sosok Mentan Amran,“ ujar Deru.
Alasan Deru bukan isapan jempol semata. Terbukti Kementan d ibawah kepemimpinan Amran berhasil mengantarkan Sumatera Selatan sebagai penyumbang pangan nasional di urutan ke lima, dimana sebelumnya peringkat delapan. “Alhamdulillah peningkatan Sumsel luar biasa, produksinya naik 1,6 juta ton sejak Pak Amran dilantik menjadi Menteri, jadi beliau itu memang pekerja keras dan melayani,“ tutur Deru.
Dalam beberapa kesempatan, Mentan Amran selalu berpesan kepada seluruh jajaran Kementan untuk terus bekerja keras dalam mewujudkan swasembada dan kesejahteraan petani. "Kami siap bekerja 24 jam untuk mewujudkan swasembada dengan terus meningkatkan produksi komoditas pertanian," tegas Amran, Jumat (30/8/2019).
Sambung dia menegaskan, maksud dari 24 jam ini bukan berarti petani atau pegawai tidak pernah tidur, tapi bagaimana sebagai aparatur siap melayani petani jika dibutuhkan. Kalau saat mengolah lahan misalnya setiap petani bisa sambil bergantian antara petani satu dengan yang lainnya, tetapi alat mesin pertanian nya tidak boleh berhenti atau terus bekerja untuk mengolah. Hal lain misalnya pelayanan dalam pengurusan ekspor, itu sudah pasti tidak boleh berhenti atau layanan 24 jam dalam 7 hari.
"Layanan ekspor kan sudah online, jadi tidak perlu pegawainya menunggu sampai dengan 24 jam tidak tidur, biar servernya terus berkerja 24 jam petugasnya tinggal mengontrol dari jauh, memantau dan mengawasi selama 24 jam," tegas Amran.
Dalam dialog dengan Gapoktan di Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan 28 Agustus 2019, Amran meminta petani bekerja mengawal alsintan 24 jam. Maksudnya 24 jam kerja adalah mesin excavator kerja 3 shift, dengan 8 jam per shift, yang selama ini dikerjakan di lokasi hanya kerja 1 shift. Sehingga alsintan yang telah dibagikan ke petani menjadi mubazir karena pengerjaannya tidak optimal.
Mentan Amran berharap target yang dicanangkan untuk membuka lahan seluas 200.000 hektar lahan rawa untuk pertanian di Sumsel bisa segera direalisasikan. “Target pembukaan lahan rawa di Sumsel 200.000 hektar. Jika ini tercapai, maka Sumsel bisa meningkatkan penghasilan sebesar Rp14 triliun,” tegas Amran.
Selama ini, untuk mendapatkan hasil yang maksimal kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan tentu harus dioptimalkan. Mentan Amran mengibaratkan jika kita lomba balapan mobil, pasti yang dituju oleh setiap pembalap adalah juara pertama. Tidak ada pilihan selain menginjak pedal gas untuk tetap dalam kondisi kecepatan tinggi, tetapi tentunya dengan kehati-hatian dan kontrol yang baik agar yang dituju tercapai dengan sempurna.
Sambung Mentan Amran juga menegaskan, tentang program-program yang telah dijalankannya selama periode lima tahun, seperti pemanfaatan alat mesin pertanian untuk mengolah lahan, menanan benih, panen dan pasca panen, bantuan benih, bantuan pupuk melalui program Upaya Khusus (UPSUS) Padi, Jagung dan Kedelai serta Optimalisasi Alat Mesin Pertanian (OPSIN).
Program lainnya yaitu Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB), Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA), Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI). Program ini semua dilakukan untuk mencapai Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045 serta meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
“Semua program tersebut saya pantau setiap hari atau 24 jam, bahkan sejak Selasa sampai Kamis, kami di lahan rawa dengan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, untuk melihat langsung kemajuan pelaksanaan program SERASI di tiga Kabupaten yaitu Banyuasin, Ogan Kemilir Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin,“ tutur Amran.
Diterangkan juga bahwa sudah ditugaskan Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen PSP untuk selalu memantau perkembangannya, bahkan kalau perlu para Dirjen tidur di rumah-rumah penduduk agar merasakan juga apa yang dirasakan para petani. Pandangan terhadap kinerja Menteri Amran juga terlontar dari Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru, “Indonesia masih butuh sosok Mentan Amran,“ ujar Deru.
Alasan Deru bukan isapan jempol semata. Terbukti Kementan d ibawah kepemimpinan Amran berhasil mengantarkan Sumatera Selatan sebagai penyumbang pangan nasional di urutan ke lima, dimana sebelumnya peringkat delapan. “Alhamdulillah peningkatan Sumsel luar biasa, produksinya naik 1,6 juta ton sejak Pak Amran dilantik menjadi Menteri, jadi beliau itu memang pekerja keras dan melayani,“ tutur Deru.
(akr)