Luncurkan Buku, Agus Marto Ungkap Sepak Terjang Hadapi Krisis 1998

Senin, 02 September 2019 - 17:53 WIB
Luncurkan Buku, Agus...
Luncurkan Buku, Agus Marto Ungkap Sepak Terjang Hadapi Krisis 1998
A A A
JAKARTA - Mantan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, meluncurkan buku biografi "Agus Martowardojo, Pembawa Perubahan". Buku ini bukan ingin menonjolkan diri, melainkan sepak terjang Agus Marto sebagai bankir dalam melewati krisis ekonomi tahun 1998.

Saat itu, Agus menjabat Presiden Direktur Bank Bumiputera. Kondisi perbankan banyak yang terempas dan berdampak pula pada asuransi Bank Bumiputera.

"Selama 25 tahun saya menjadi bankir profesional, saya menciptakan nilai untuk satu intuisi. Termasuk pas krisis, mulai dari krisis kecil dan krisis besar, ketika itu saya di Bank Bumiputera. Masalah krisis berdampak ke bank dan juga asuransinya," ujar Agus di Gedung Bank Indonesia, Senin (2/9/2019).

Pertengahan 1998, Agus sudah pindah menjadi Direktur Bank Exim Indonesia. Tantangan menangani bank yang utang membengkak, agar tidak kolaps, dengan cara melakukan merger.

Juli 1999, pemerintah setuju melakukan merger empat bank: Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), dan Bank Bumi Daya (BBD) menjadi Bank Mandiri. Sosok Agus Marto merupakan salah satu penggagas merger ini, yang berhasil menyelamatkan empat bank pemerintah bahkan menjadi kuat seperti sekarang.

"Kita melihat itu dan harus dilakukan merger dengan beberapa bank pemerintah lainnya, makanya terbentuk Bank Mandiri. Empat bank besar harus jadi satu, saya menyelesaikan itu selama 7 bulan dari Desember 1998. Dan Agustus 1999, kita memperoleh suntikan Rp175 triliun," jelasnya.

Agus pun dipercaya menjadi Managing Director Bank Mandiri 1999-2002. Tahun 2005, ia ditunjuk menjadi CEO Bank Mandiri.

Pria kelahiran Amsterdam, Belanda, 24 Januari 1956 ini, berharap Indonesia tidak mengalami krisis kembali. Karena krisis keuangan berdampak buruk pada perbankan, yang banyak mengalami kebangkrutan.

"Kami berkomitmen agar jangan terulang lagi krisis 1998, karena itu sangat berat. Bahkan pemerintah mengeluarkan Perpres untuk menjamin semua perbankan. Semua utang perbankan di pihak ketiga sampai harus dijamin pemerintah," ungkapnya.
(ven)
Berita Terkait
Belajar dari Krisis...
Belajar dari Krisis 2008, BI Andalkan Kebijakan Makroprudensial
Diambang Resesi, Agus...
Diambang Resesi, Agus Martowardojo: Obatnya Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan
Sebelum Pandemi, Ini...
Sebelum Pandemi, Ini Krisis-krisis yang Pernah Dialami Dunia dan Indonesia
KPK Kembali Periksa...
KPK Kembali Periksa Mantan Menkeu Agus Martowardojo dalam Kasus E-KTP
Kilas Balik 21 Mei 1998,...
Kilas Balik 21 Mei 1998, Demo Besar-besaran hingga Kerusuhan yang Berujung Mundurnya Soeharto
Ekonomi Malaysia Resmi...
Ekonomi Malaysia Resmi Krisis secara Teknis, Terparah Sejak 1998
Berita Terkini
Kabar Terbaru Nasib...
Kabar Terbaru Nasib Korban PHK Sritex, Ini Kata Menaker
1 jam yang lalu
Anwar Ibrahim: Malaysia...
Anwar Ibrahim: Malaysia Berdiri Bersama China di Tengah Ancaman Tarif AS
2 jam yang lalu
Rokok Ilegal Bukan Persoalan...
Rokok Ilegal Bukan Persoalan Sepele, Potensi Kerugian Negara hingga Rp97 Triliun
3 jam yang lalu
Populix Raih Pendanaan...
Populix Raih Pendanaan Seri B Senilai Rp72 Miliar
3 jam yang lalu
Perang Dagang Kian Sengit,...
Perang Dagang Kian Sengit, AS Siap Tampar China dengan Tarif 245%
3 jam yang lalu
Setiba dari Yordania,...
Setiba dari Yordania, Mentan Langsung Sidak Bulog dan PIHC
5 jam yang lalu
Infografis
Rupiah Jeblok ke Level...
Rupiah Jeblok ke Level Terendah Sejak Krisis 1998
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved