Perhotelan Singapura Ambil Kesempatan di Tengah Kekacauan Hong Kong

Selasa, 03 September 2019 - 15:23 WIB
Perhotelan Singapura...
Perhotelan Singapura Ambil Kesempatan di Tengah Kekacauan Hong Kong
A A A
SINGAPURA - Tingkat hunian hotel di Singapura meningkat ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade, ketika wisatawan dan pertemuan bisnis beralih dari Hong Kong. Seperti diketahui protes keras terhadap UU ekstradisi terus terjadi di Hong Kong untuk menggerus angka kedatangan pelancong serta menjadi sentimen bisnis yang lebih luas.

Data yang dirilis oleh dewan pariwisata Singapura menunjukkan rata-rata tingkat hunian di hotel mencapai 93,8% pada Juli. Angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam catatan dibandingkan tahun 2005 atau mengalami kenaikan mencapai sebesar 92,5% setahun lalu.

Ditambah data tersebut juga memperlihatkan pendapatan tertinggi per kamar dalam hampir empat tahun, sebuah tren dimana analis dan pelaku bisnis perhotelan mengatakan kondisi tersebut terbantu oleh gejolak yang terjadi di Hong Kong. Konferensi beralih dari pusat bisnis saingan mereka di Hong Kong karena protes yang dimulai pada pertengahan Juni berubah semakin keras.

"Singapura mungkin mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari kejatuhan Hong Kong karena kedua destinasi ini memiliki sifat yang sama," kata Derek Tan, seorang analis di DBS selaku bank terbesar Singapura, mengutip para pelaku bisnis yang mulai mengalihkan tempat konferensi dari Hong Kong ke Negeri Singa.

Global Wellness Summit, pertemuan sekitar 600 delegasi industri kesehatan dan kecantikan yang dijadwalkan pertengahan Oktober baru-baru ini mengatakan akan pindah ke Singapura dari Hong Kong. Juru bicara acara mengatakan, langkah ini "untuk memastikan perjalanan dan acara dapat berlangsung dengan se-aman mungkin."

Sementara Marcus Hanna selaku manajer umum hotel Singapura, Fairmont Singapura dan Swissotel The Stamford, mengatakan ia mendapati perkumpulan bisnis yang beranggotakan 60 orang bulan lalu yang berasal dari Hong Kong menginap selama lima malam.

Hanna menambahkan, hotelnya yang menawarkan fasilitas konferensi dan pertemuan, telah menerima sejumlah permintaan dari perusahaan yang ingin memindahkan acara mereka dari Hong Kong di tengah kerusuhan yang terjadi.

Selanjutnya Analis Jefferies Krishna Guha mengutarakan, peristiwa di Hong Kong akan menjadi faktor penting dalam mengangkat sektor perhotelan Singapura. Pendapatan per kamar yang tersedia, metrik kinerja utama untuk industri perhotelan, naik menjadi 203,7 dolar Singapura pada bulan Juli, atau tertinggi sejak Oktober 2015 dan dari 200,2 dolar Singapura pada bulan Juli 2018.

Dia menerangkan, kerusuhan akan membebani rencana perjalanan musim panas para wisatawan, sementara faktor-faktor lain termasuk pengetatan pasokan hotel di Singapura selama musim tertinggi untuk pengunjung Asia Utara dan dolar Singapura yang lebih lemah.

Seperti diketahui bandara kota Hong Kong telah mengalami gangguan berulang kali karena aksi demonstrasi, ditambah operator hotel telah melaporkan tingkat hunian yang lebih rendah dan banyaknya pembatalan pemesanan. Banyak negara seperti Singapura telah menyarankan warganya untuk menunda perjalanan yang tidak penting ke bekas jajahan Inggris tersebut.

"Prospek masih suram untuk September dan sisa tahun ini untuk tujuan ke Hong Kong. Sekarang ada efek limpahan dimana pelancong liburan dan bisnis memilih untuk bepergian ke Singapura daripada Hong Kong," kata Alicia Seah dari biro perjalanan Dynasty Travel.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7058 seconds (0.1#10.140)