CEO & Co-Founder Bridestory Kevin Mintaraga, Berjuang dari Bawah
A
A
A
JAKARTA - Banyak dari millenial yang berjaya di dunia bisnis saat ini memulai usahanya dari nol. Tantangan hidup menempa mereka menjadi sosok tangguh sekaligus kreatif.
Gambaran di atas cocok untuk mendeskripsikan lika-liku perjuangan CEO & Co-Founder Bridestory Kevin Mintaraga. Millenial kelahiran 19 Januari 1985 ini beruntung mendapat pengalaman kuliah di luar negeri, tepatnya di Deakin University, Australia, jurusan Ilmu Komputer.
(Baca: 7 Millennial Heroes, Ajang Generasi Milenial Menentukan Pahlawannya)
Namun, Kevin harus meninggalkan kuliahnya lebih cepat di karenakan sang ayah terkena serangan jantung. Musibah itu mengharuskan biaya pendidikannya terpaksa dialihkan untuk membiayai pengobatan sang ayah.
Tahun 2006, Kevin kembali ke Indonesia, dan bertekad untuk mulai bekerja. Tanpa ijazah sarjana, ia berencana menjadi supir taksi karena menyetir mobil adalah satu-satunya keahlian yang ia kuasai.
Rencana Kevin untuk menjadi supir taksi rupanya tak terwujud. Ia menerima tawaran dari sebuah perusahaan di bidang desain grafis sebagai Account Executive (AE). Saat itu, ia hanya memperoleh gaji sebesar Rp1 juta.
Penggunaan media sosial yang berkembang pesat pada tahun 2008 menginspirasi Kevin dan kawan-kawan untuk mendirikan sebuah perusahaan periklanan berbasis internet bernama Magnative. Proyek pertama yang dikerjakan Magnative adalah pembuatan sebuah banner yang dibayar kecil.
Meski bayarannya kecil, Magnative rupanya tetap memberi servis yang prima dan memuaskan kliennya. Seiring waktu berjalan Magnative pun mulai kedatangan klien dari brand-brand besar.
Pada tahun 2012, Kevin melangsungkan pernikahan, pengalaman mempersiapkan pernikahan bersama sang istri memberikan ide untuk mendirikan sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang penyediaan vendor pernikahan bernama Bridestory. Bridestory memudahkan calon pengantin dalam merencanakan pernikahan dengan jutaan inspirasi dari 15.000 vendor pernikahan di lebih dari 50 negara.
Melalui platform ini, pengguna dapat mencari vendor berdasarkan hal-hal yang mereka butuhkan seperti perlengkapan pernikahan, perhiasan, dan fotografi berdasarkan lokasi atau harga.
Gambaran di atas cocok untuk mendeskripsikan lika-liku perjuangan CEO & Co-Founder Bridestory Kevin Mintaraga. Millenial kelahiran 19 Januari 1985 ini beruntung mendapat pengalaman kuliah di luar negeri, tepatnya di Deakin University, Australia, jurusan Ilmu Komputer.
(Baca: 7 Millennial Heroes, Ajang Generasi Milenial Menentukan Pahlawannya)
Namun, Kevin harus meninggalkan kuliahnya lebih cepat di karenakan sang ayah terkena serangan jantung. Musibah itu mengharuskan biaya pendidikannya terpaksa dialihkan untuk membiayai pengobatan sang ayah.
Tahun 2006, Kevin kembali ke Indonesia, dan bertekad untuk mulai bekerja. Tanpa ijazah sarjana, ia berencana menjadi supir taksi karena menyetir mobil adalah satu-satunya keahlian yang ia kuasai.
Rencana Kevin untuk menjadi supir taksi rupanya tak terwujud. Ia menerima tawaran dari sebuah perusahaan di bidang desain grafis sebagai Account Executive (AE). Saat itu, ia hanya memperoleh gaji sebesar Rp1 juta.
Penggunaan media sosial yang berkembang pesat pada tahun 2008 menginspirasi Kevin dan kawan-kawan untuk mendirikan sebuah perusahaan periklanan berbasis internet bernama Magnative. Proyek pertama yang dikerjakan Magnative adalah pembuatan sebuah banner yang dibayar kecil.
Meski bayarannya kecil, Magnative rupanya tetap memberi servis yang prima dan memuaskan kliennya. Seiring waktu berjalan Magnative pun mulai kedatangan klien dari brand-brand besar.
Pada tahun 2012, Kevin melangsungkan pernikahan, pengalaman mempersiapkan pernikahan bersama sang istri memberikan ide untuk mendirikan sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang penyediaan vendor pernikahan bernama Bridestory. Bridestory memudahkan calon pengantin dalam merencanakan pernikahan dengan jutaan inspirasi dari 15.000 vendor pernikahan di lebih dari 50 negara.
Melalui platform ini, pengguna dapat mencari vendor berdasarkan hal-hal yang mereka butuhkan seperti perlengkapan pernikahan, perhiasan, dan fotografi berdasarkan lokasi atau harga.
(fjo)