Pasarkan Reksadana, BNI Asset Management Sasar Milenial
A
A
A
SEMARANG - BNI Asset Management (BNI AM) menggandeng financial teknologi (Fintech) dan sekuritas berplatform online, memasarkan reksadana dengan menyasar kalangan milenial.
Menurut Direktur Investment dan OPR - BNI Asset Management Putut Andanawarih, kalangan milenial saat ini memiliki kesadar anakan investasi hingga pertumbuhannya cukup tinggi. “Pertumbuhan investor milenial ini sangat tinggi, kalau dari segi jumlah dana masih sedikit,” ujar Putut saat perbincangan dengan wartawan di Semarang.
Untuk itu, pihaknya melakukan kerja sama tak hanya dengan perbankan, namun juga pihak sekuritas yang memiliki platform online, dan fintceh yang menjadi agen penjual reksadana. Tujuannya agar produk investasi ini lebih mudah menyasar generasi muda.
“Kita taruh produk kita di perusahaan fintech, ada sekitar lima yang kita gandeng. Dengan fintech ini, user experiencenya bisa dipenuhi dan lebih mudah. Investasinya pun mulai Rp100 ribu dan bisa dilakukan hanya dengan smartphone,” terang dia.
Meski kontribusinya masih kecil, lanjut dia, untuk jangka panjang investasi bagi melenial dengan usia produktif ini akan berjalan dengan panjang. “Harapannya tentu reksadana bisa jadi alternatif atau investasi yang menarik, selain itu masyarakat sadar akan investari serta tidak tertipu dengan investasi bodong yang menawarkan suku bunga rendah dan untung yang tinggi,” jelasnya.
Sementara, jika menilik pasar modal saat ini masih bergantung dengan peran dari negara lain. Padahal investor asing pasti akan keluar apabila keadaan ekonomi dan politik di Indonesia tidak stabil, seperti pemilu kemarin. “Jika banyak investor dari Indonesia sendiri, maka perekonomiannya kan semakin kuat. Jadi kalau asing keluar, kita ngga perlu khawatir," ujar Putut.
Untuk diketahui, dana Kelolaan atau Asset Under Management (AUM) BNI Asset Management (BNI-AM) mencapai Rp22,29 triliun per Agustus 2019, atau mengalami pertumbuhan tumbuh 38,53% sepanjang tahun ini. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan pada akhir 2018 sebesar Rp16,09 triliun.
Menurut Direktur Investment dan OPR - BNI Asset Management Putut Andanawarih, kalangan milenial saat ini memiliki kesadar anakan investasi hingga pertumbuhannya cukup tinggi. “Pertumbuhan investor milenial ini sangat tinggi, kalau dari segi jumlah dana masih sedikit,” ujar Putut saat perbincangan dengan wartawan di Semarang.
Untuk itu, pihaknya melakukan kerja sama tak hanya dengan perbankan, namun juga pihak sekuritas yang memiliki platform online, dan fintceh yang menjadi agen penjual reksadana. Tujuannya agar produk investasi ini lebih mudah menyasar generasi muda.
“Kita taruh produk kita di perusahaan fintech, ada sekitar lima yang kita gandeng. Dengan fintech ini, user experiencenya bisa dipenuhi dan lebih mudah. Investasinya pun mulai Rp100 ribu dan bisa dilakukan hanya dengan smartphone,” terang dia.
Meski kontribusinya masih kecil, lanjut dia, untuk jangka panjang investasi bagi melenial dengan usia produktif ini akan berjalan dengan panjang. “Harapannya tentu reksadana bisa jadi alternatif atau investasi yang menarik, selain itu masyarakat sadar akan investari serta tidak tertipu dengan investasi bodong yang menawarkan suku bunga rendah dan untung yang tinggi,” jelasnya.
Sementara, jika menilik pasar modal saat ini masih bergantung dengan peran dari negara lain. Padahal investor asing pasti akan keluar apabila keadaan ekonomi dan politik di Indonesia tidak stabil, seperti pemilu kemarin. “Jika banyak investor dari Indonesia sendiri, maka perekonomiannya kan semakin kuat. Jadi kalau asing keluar, kita ngga perlu khawatir," ujar Putut.
Untuk diketahui, dana Kelolaan atau Asset Under Management (AUM) BNI Asset Management (BNI-AM) mencapai Rp22,29 triliun per Agustus 2019, atau mengalami pertumbuhan tumbuh 38,53% sepanjang tahun ini. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan pada akhir 2018 sebesar Rp16,09 triliun.
(akr)