LPS Prediksi Laju Pertumbuhan Kredit Masih Tinggi

JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksi laju pertumbuhan kredit masih akan lebih tinggi dibanding Dana Pihak Ketiga (DPK). Hal tersebut sejalan dengan langkah pelonggaran pada kebijakan Giro wajib Minimum (GWM) dan suku bunga moneter.

Ruang ekspansi cukup terbuka pada bank besar, sementara untuk bank menengah dan kecil cenderung terbatas akan tergantung pada perbaikan laju pertumbuhan sisi DPK. "Gap pertumbuhan berpotensi menyempit dan mengurangi tekanan risiko segmentasi likuiditas pada beberapa kelompok bank," ujar Direktur Grup Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan LPS Samsu Adi Nugroho di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Dia menambahkan, tekanan risiko segmentasi likuiditas pada beberapa kelompok bank. Tambahan ekspansi fiskal yang secara siklus lebih tinggi 2H-19 diharapkan memberikan dampak positif pada pertumbuhan DPK. "Sampai dengan akhir tahun 2019 pertumbuhan kredit dan DPK diperkirakan akan mencapai masing-masing sebesar 11,7% dan 7,4%," jelasnya.

Sebagai informasi, pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir Juli 2019 tumbuh sebesar 9,58% secara y/y, sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,01% secara y/y. Adanya perbaikan pertumbuhan DPK pada periode Juli dibanding bulan sebelumnya terjadi sejalan melambatnya pertumbuhan sisi kredit, sehingga berdampak pada LDR perbankan yang membaik ke level 93,81%.

Adanya perbaikan pertumbuhan DPK pada periode Juli lalu memberikan tambahan ruang likuiditas dan mengurangi gap pertumbuhan dengan kredit pada sebagian kelompok bank.