Harga Minyak Turun 5% Karena Produksi Minyak Saudi Akan Pulih Lebih Cepat
A
A
A
DUBAI - Harga minyak mentah turun 5% pada Selasa (17/9/2019) malam, setelah Kerajaan Arab Saudi melaporkan produksi minyak mereka akan kembali ke tingkat normal lebih cepat dari perkiraan.
Kerajaan Saudi melaporkan bahwa pemulihan produksi akan kembali normal dalam waktu dua hingga tiga minggu mendatang. Saat ini, proses pemulihan kilang sudah mencapai 70% akibat serangan drone dari kelompok Houthi Yaman.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent International turun USD3,78 atau 5,48% menjadi USD65,24. Sebelumnya, harga minyak melonjak 19,5% pada Senin menjadi USD71,95 per barel. Lonjakan tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah harga minyak.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) juga jatuh USD3,43 atau 5,45% menjadi USD59,45 per barel, setelah Senin kemarin membukukan kenaikan terbesar sejak tahun 2008.
Serangan drone dari Houthi telah merusak fasilitas pemrosesan minyak rerbesar di Abqaiq pada Sabtu (14/9), merusak 5,7 juta barel produksi minyak atau setengah dari produksi minyak Saudi. Sebelumnya, perusahaan minyak nasional Saudi Aramco diperkirakan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengembalikan produksinya di Abqaiq.
Sumber Saudi mengatakan bahwa Iran berada dibalik serangan drone yang diluncurkan Houthi ke wilayahnya. Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan dalam penyelidikan awal, mengindikasi bahwa senjata yang digunakan dalam serangan itu adalah senjata buatan Iran.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan serangan terhadap fasilitas minyak Aramco adalah "respon timbal balik" terhadap agresi Arab Saudi terhadap Yaman.
Sementara itu, Tom Essaye, pendiri Seven Report, mengatakan kedepan, harga minyak akan ditentukan oleh pemulihan fasilitas kilang minyak Saudi Aramco. "Harga akan ditentukan oleh waktu berapa lama fasilitas produksi Saudi akan pulih," ujarnya.
Kerajaan Saudi melaporkan bahwa pemulihan produksi akan kembali normal dalam waktu dua hingga tiga minggu mendatang. Saat ini, proses pemulihan kilang sudah mencapai 70% akibat serangan drone dari kelompok Houthi Yaman.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent International turun USD3,78 atau 5,48% menjadi USD65,24. Sebelumnya, harga minyak melonjak 19,5% pada Senin menjadi USD71,95 per barel. Lonjakan tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah harga minyak.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) juga jatuh USD3,43 atau 5,45% menjadi USD59,45 per barel, setelah Senin kemarin membukukan kenaikan terbesar sejak tahun 2008.
Serangan drone dari Houthi telah merusak fasilitas pemrosesan minyak rerbesar di Abqaiq pada Sabtu (14/9), merusak 5,7 juta barel produksi minyak atau setengah dari produksi minyak Saudi. Sebelumnya, perusahaan minyak nasional Saudi Aramco diperkirakan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengembalikan produksinya di Abqaiq.
Sumber Saudi mengatakan bahwa Iran berada dibalik serangan drone yang diluncurkan Houthi ke wilayahnya. Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan dalam penyelidikan awal, mengindikasi bahwa senjata yang digunakan dalam serangan itu adalah senjata buatan Iran.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan serangan terhadap fasilitas minyak Aramco adalah "respon timbal balik" terhadap agresi Arab Saudi terhadap Yaman.
Sementara itu, Tom Essaye, pendiri Seven Report, mengatakan kedepan, harga minyak akan ditentukan oleh pemulihan fasilitas kilang minyak Saudi Aramco. "Harga akan ditentukan oleh waktu berapa lama fasilitas produksi Saudi akan pulih," ujarnya.
(ven)