Bangun Kota Metropolitan Baru Perlu Koordinasi dan Antisipasi Urbanisasi
A
A
A
PALEMBANG - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan enam kota di luar pulau Jawa akan dikembangkan menjadi Kota Metropolitan baru. Pengembangan dengan tujuan pemerataan ini diingatkan membutuhkan persiapan dan koordinasi lintas pemerintah, jika tidak ingin menimbulkan masalah baru.
Pengamat Sosial Politik Fatkurohman mengatakan, Palembang telah memiliki rencana pengembangan, dimana saat itu sudah ada rencana lingkar luar yang melintasi kawasan Gandus (pinggiran kota) dan pembangunan sejumlah jembatan mulai dari Jembatan Musi III hingga Musi IV. “Sudah ada itu, sudah lama,” ujarnya di Palembang, Jumat (20/9/2019).
(Baca Juga: Menanti Kota Metropolitan BaruPalembang pada intinya siap dan layak dikembangkan menjadi Kota Metropolitan. Namun tetap harus diselesaikan penyelesaian sarana pendukung, yakni pelabuhan dan kawasan ekonomi khusus (KEK) serta hilirisasi komoditas utama Sumsel yakni kelapa sawit dan karet. “Tapi benar-benar hilirisasi jangan sampai hanya menjadi broker,” katanya.
Selanjutnya di bidang jasa seperti pariwisata, Palembang perlu penegasan identitas. Jangan sampai terus terjadi, gencar promosi sriwijaya dan sebagainya, namun ketika orang datang ke Palembang dan bertanya dimana Siriwijaya, tidak banyak jawaban. “Sriwajaya itu mana? Padahal bisa dikembangkan seperti di TPKS ada kanal – kanal peninggalan sriwijaya. Kemudian Palembang Darussalam, kita punya raja, keratonnya mana,” kata Analis Lembaga Kajian Politik dan Opini Publik Rumah Citra Indonesia ini.
Kemudian yang paling penting adalah, koordinasi lintas pemerintah terutama provinsi serta kabupaten dan kota penyangga. Palembang tidak akan mampu berdiri atau berkembang sendiri tanpa dukungan kawasanan penyangga. Jika tidak, akan muncul masalah baru, yakni urbanisasi. “Dan masalah sosial akan muncul, apalagi jika tidak didukung SDM yang handal, ya pengangguran dan kriminalitas,” sebutnya.
Karena itu, koordinasi provinsi bersama kabupaten dan kota sehingga selain Palembang juga berkembang dengan identitasnya masing – masing. Misalnya sentra pertanian, pertambangan, pariwisata dan sebagainya. “Katakanlah Lubuk Linggau dan Pagaralam dikembangkan pariwisata, Banyuasin dan OKI pertanian, Musi Banyuasin mungkin pertambangan. Ini penting harus berkembang bersama, jika tidak semua masuk Palembang,” katanya.
Secara kawasan yakni di Sumbagsel, sebenarnya Lampung lebih dulu dengan dukungan pelabuhan Bakauheni. Sebagian komoditas termasuk Batubara dan Kopi serta pertanian asal Sumsel keluar melalui Lampung. “Balik lagi, peting hilirisasi produk andalan dari sawit dan karet, jangan sampai kalah dengan Tanjung Jabung, Jambi dan ada Lampung,” sebutnya.
Sementara itu, Pemkot Palembang melalui Wakil Wali Kota Fitrianti Agustinda mengatakan, pemerintah dan masyarakat Kota Palembang menyambut baik rencana Palembang dikembangkan menjadi Kota Metropolitan. "Tentu sangat senang," ujarnya, Jumat (20/9/2019).
Pemkot dan masyarakat, sambungnya, akan terus bekerja dan menyiapkan segala sesuatunya termasuk rencana tata ruang dan wilayah. "Jadi ibu kota pun kita siap, karena kita sangat tepat jauh dari gunung, jauh dari Tsunami, letusan gunung api, kemudian masih punya wilayah luas dapat dibangun kantor - kantor pusat," sebutnya.
Apalagi, Palembang telah memiliki infrastruktur yang cukup. Baik sarana olahraga maupun transportasi dengan adanya LRT, under pass dan flyover di sejumlah tempat. "Untuk trasportasi kita sudah baik dan cukup, ada LRT," katanya.
Politisi PDI Perjuangan yakin tidak akan ada persoalan terkait pengembangan kota termasuk urbanisasi dan pengangguran. Karena hal itu akan dikoordinasi bidang kependudukan "Penduduk Palembang hampir 1,8 hampir dan wilayah masih sangat luas. Saya kira itu tidak akan menjadi persoalan," katanya usai mengunjungi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Pengamat Sosial Politik Fatkurohman mengatakan, Palembang telah memiliki rencana pengembangan, dimana saat itu sudah ada rencana lingkar luar yang melintasi kawasan Gandus (pinggiran kota) dan pembangunan sejumlah jembatan mulai dari Jembatan Musi III hingga Musi IV. “Sudah ada itu, sudah lama,” ujarnya di Palembang, Jumat (20/9/2019).
(Baca Juga: Menanti Kota Metropolitan BaruPalembang pada intinya siap dan layak dikembangkan menjadi Kota Metropolitan. Namun tetap harus diselesaikan penyelesaian sarana pendukung, yakni pelabuhan dan kawasan ekonomi khusus (KEK) serta hilirisasi komoditas utama Sumsel yakni kelapa sawit dan karet. “Tapi benar-benar hilirisasi jangan sampai hanya menjadi broker,” katanya.
Selanjutnya di bidang jasa seperti pariwisata, Palembang perlu penegasan identitas. Jangan sampai terus terjadi, gencar promosi sriwijaya dan sebagainya, namun ketika orang datang ke Palembang dan bertanya dimana Siriwijaya, tidak banyak jawaban. “Sriwajaya itu mana? Padahal bisa dikembangkan seperti di TPKS ada kanal – kanal peninggalan sriwijaya. Kemudian Palembang Darussalam, kita punya raja, keratonnya mana,” kata Analis Lembaga Kajian Politik dan Opini Publik Rumah Citra Indonesia ini.
Kemudian yang paling penting adalah, koordinasi lintas pemerintah terutama provinsi serta kabupaten dan kota penyangga. Palembang tidak akan mampu berdiri atau berkembang sendiri tanpa dukungan kawasanan penyangga. Jika tidak, akan muncul masalah baru, yakni urbanisasi. “Dan masalah sosial akan muncul, apalagi jika tidak didukung SDM yang handal, ya pengangguran dan kriminalitas,” sebutnya.
Karena itu, koordinasi provinsi bersama kabupaten dan kota sehingga selain Palembang juga berkembang dengan identitasnya masing – masing. Misalnya sentra pertanian, pertambangan, pariwisata dan sebagainya. “Katakanlah Lubuk Linggau dan Pagaralam dikembangkan pariwisata, Banyuasin dan OKI pertanian, Musi Banyuasin mungkin pertambangan. Ini penting harus berkembang bersama, jika tidak semua masuk Palembang,” katanya.
Secara kawasan yakni di Sumbagsel, sebenarnya Lampung lebih dulu dengan dukungan pelabuhan Bakauheni. Sebagian komoditas termasuk Batubara dan Kopi serta pertanian asal Sumsel keluar melalui Lampung. “Balik lagi, peting hilirisasi produk andalan dari sawit dan karet, jangan sampai kalah dengan Tanjung Jabung, Jambi dan ada Lampung,” sebutnya.
Sementara itu, Pemkot Palembang melalui Wakil Wali Kota Fitrianti Agustinda mengatakan, pemerintah dan masyarakat Kota Palembang menyambut baik rencana Palembang dikembangkan menjadi Kota Metropolitan. "Tentu sangat senang," ujarnya, Jumat (20/9/2019).
Pemkot dan masyarakat, sambungnya, akan terus bekerja dan menyiapkan segala sesuatunya termasuk rencana tata ruang dan wilayah. "Jadi ibu kota pun kita siap, karena kita sangat tepat jauh dari gunung, jauh dari Tsunami, letusan gunung api, kemudian masih punya wilayah luas dapat dibangun kantor - kantor pusat," sebutnya.
Apalagi, Palembang telah memiliki infrastruktur yang cukup. Baik sarana olahraga maupun transportasi dengan adanya LRT, under pass dan flyover di sejumlah tempat. "Untuk trasportasi kita sudah baik dan cukup, ada LRT," katanya.
Politisi PDI Perjuangan yakin tidak akan ada persoalan terkait pengembangan kota termasuk urbanisasi dan pengangguran. Karena hal itu akan dikoordinasi bidang kependudukan "Penduduk Palembang hampir 1,8 hampir dan wilayah masih sangat luas. Saya kira itu tidak akan menjadi persoalan," katanya usai mengunjungi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
(akr)