Akhir September, Rupiah Terkapar 23 Poin ke Rp14.195
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terkapar 23 poin atau 0,16% ke level Rp14.195 per USD, pada perdagangan akhir September, Senin (30/9/2019).
Awal perdagangan, rupiah sempat di indeks Bloomberg, dibuka menguat 10 poin atau 0,07% ke level Rp14.162 per USD, dibanding Jumat di level Rp14.172 per USD. Sepanjang hari ini, rupiah diperdagangkan di level Rp14.162-Rp14.195 per USD.
Data Yahoo Finance pun mencatat rupiah pada Senin petang ini, terkoreksi 30 poin atau 0,21% ke level Rp14.190 per USD, berbanding Jumat akhir pekan di Rp14.160 per USD. Senin ini, mata uang kebanggaan kita diperdagangkan di Rp14.150-Rp14.193 per USD.
Sentimen dari dalam negeri seperti situasi politik imbas penolakan RKHUP, pembakaran hutan dan lahan, serta situasi di Papua menjadi penekan rupiah. Dari internasional, kabar pemerintah AS berniat membatasi aliran investasi para investor AS ke China, menambah tensi perselisihan dagang AS dan China.
Melansir dari Reuters, Senin (30/9/2019), tensi dagang AS dan China membuat investor kembali memilih USD sebagai aset safe haven. Hal ini membuat indeks USD terhadap enam mata uang utama naik 0,1% ke level 99,169. Dolar telah meningkat selama bulan ini melampaui level tertinggi dua tahun di 99,37.
Awal perdagangan, rupiah sempat di indeks Bloomberg, dibuka menguat 10 poin atau 0,07% ke level Rp14.162 per USD, dibanding Jumat di level Rp14.172 per USD. Sepanjang hari ini, rupiah diperdagangkan di level Rp14.162-Rp14.195 per USD.
Data Yahoo Finance pun mencatat rupiah pada Senin petang ini, terkoreksi 30 poin atau 0,21% ke level Rp14.190 per USD, berbanding Jumat akhir pekan di Rp14.160 per USD. Senin ini, mata uang kebanggaan kita diperdagangkan di Rp14.150-Rp14.193 per USD.
Sentimen dari dalam negeri seperti situasi politik imbas penolakan RKHUP, pembakaran hutan dan lahan, serta situasi di Papua menjadi penekan rupiah. Dari internasional, kabar pemerintah AS berniat membatasi aliran investasi para investor AS ke China, menambah tensi perselisihan dagang AS dan China.
Melansir dari Reuters, Senin (30/9/2019), tensi dagang AS dan China membuat investor kembali memilih USD sebagai aset safe haven. Hal ini membuat indeks USD terhadap enam mata uang utama naik 0,1% ke level 99,169. Dolar telah meningkat selama bulan ini melampaui level tertinggi dua tahun di 99,37.
(ven)