Garuda Indonesia dan Sriwijaya Rujuk, Menteri Rini: Ini Terbaik Bagi Konsumen

Selasa, 01 Oktober 2019 - 15:52 WIB
Garuda Indonesia dan...
Garuda Indonesia dan Sriwijaya Rujuk, Menteri Rini: Ini Terbaik Bagi Konsumen
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Rini Soermano mengatakan, langkah Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air Group kembali rujuk atau menjalin kerja sama merupakan keputusan yang terbaik. Hal itu diyakini bakal membuat industri penerbangan di Indonesia semakin baik

"Alhamdullilah, ini yang terbaik. Pokoknya paling penting bagaimana yang terbaik untuk konsumen dan kesehatan penerbangan di Indonesia," ujar Menteri Rini Soemarno di Stasiun Kota, Jakarta, Selasa (60/10/2019).

Seperti diketahu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Sriwijaya Air Group menjalin kerja sama baru setelah sebelumnya sempat berselisih. Lebih lanjut Menteri BUMn membeberkan, nkomunikasi yang belum maksimal membuat Garuda Indonesia dan Sriwijaya sempat membatalkan kerjasama.

Namun terang dia seiring komunikasi yang berjalan baik, Garuda dan Sriwijaya pun kembali rukun. "Kerjasama yang baik kini terjali. Kalau kemarin kan sudah kerjasama tapi belum jelas komunikasi , tadi saya diberi laporan berjalan dengan lancar," jelasnya.

Sebagai informasi, Citilink Indonesia dan Sriwijaya Air memulai KSM pada November 2018 lalu. Hal ini sebagai tindak lanjut dari upaya Garuda Indonesia Group membantu perbaikan keuangan Sriwijaya Air Group yang menanggung utang ke sejumlah perusahaam pelat merah, di antaranya PT Pertamina (Persero), PT Angkasa Pura I dan II, hingga ke anak usaha Garuda, yakni PT GMF AeroAsia.

Namun, kerja sama manajemen sempat terhenti setelah Sriwijaya Air diduga melakukan wanprestasi dalam perombakan pengurusan perusahaan tanpa izin, di mana pihak Citilink tidak dilibatkan dalam prooses perombakan. Hal ini berbuntut dicopotnya logo Garuda Indonesia dari pesawat-pesawat Sriwijaya Air Group dan penghentian layanan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance, repair, and overhaul/MRO) oleh GMF AeroAsia.

Kondisi tersebut menimbulkan risiko keselamatan penerbangan sehingga Director of Quality, Safety and Security Sriwijaya Air Toto Soebandoro merekomendasikan stop operasi. Hal ini sebagai tindak lanjut dari hasil pengawasan dan evaluasi Direktur Direktorat Kelaikanudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan terkait kegiatan operasi penerbangan berdasarkan kemampuan yang dimiliki Sriwijaya Air.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1255 seconds (0.1#10.140)