Mencetak Tenaga Kerja Industri Kimia yang Tak Hanya Jago Kandang
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memfasilitasi penciptaan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini, terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0. Salah satu upaya strategisnya adalah mencetak SDM industri unggul melalui unit-unit pendidikan vokasi yang dimiliki oleh Kemenperin, seperti SMK SMAK Padang dan SMK SMTI Padang.
“Kedua sekolah vokasi kami di Padang telah dikenal mempunyai kualitas yang sangat baik, sehingga mayoritas lulusannya langsung kerja, dengan persentase 70%-90%,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A Cahyanto di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Pada akhir pekan kemarin, Kepala BPSDMI menyaksikan wisuda sebanyak 374 lulusan, yang terdiri dari 182 lulusan SMK SMAK Padang dan 192 lulusan SMK SMTI Padang. “SMK SMAK Padang sebagai pencetak analis kimia ini mampu menunjukkan reputasi yang sangat baik. Selain memiliki fasilitas yang memadai, terlihat juga semangat untuk menyiapkan tenaga industri yang kompeten,” tuturnya.
Apalagi, pemerintah saat ini fokus dalam upaya menumbuhkan industri kimia di dalam negeri. Sebab, sektor ini berperan penting dalam memasok kebutuhan bahan baku bagi sektor manufakturnya lainnya seperti industri plastik dan industri tekstil.
“Berdasarkan, peta jalan Making Indonesia 4.0, industri kimia adalah satu dari lima sektor manufaktur yang mendapatkan prioritas pengembangan agar bisa mengimplementasikan industri 4.0. Agar sektor tersebut bisa berdaya saing global, tentunya membutuhkan SDM industri yang andal,” papar Eko.
Beberapa prestasi yang dicatatkan oleh SMK SMAK Padang, di antaranya menjadi juara bertahan tujuh kali berturut turut untuk peringkat ke-1 Ujian Nasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat, kemudian Juara Pertama Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Provinsi bidang Chemistry, serta Juara Umum Olimpiade Matematika Tingkat Provinsi tahun 2018.
“Lulusan SMK Kemenperin tidak hanya ‘jago kandang’ saja, tetapi juga siap berkompetisi di tingkat internasional karena kami memfasilitasi pemberian Sertifikat Internasional kepada mereka. Seperti pada wisuda kemarin, sebanyak 98 orang lulusan SMK SMTI Padang mendapatkan sertifikasi internasional,” sebutnya.
Sertifikasi itu antara lain diberikan kepada 49 orang bidang kimia industri dan 49 orang bidang HSEQ (Health Safety Environment Quality) dari VAPRO Internasional, serta 85 orang lulusan SMAK Padang bidang Kimia Analisis (Certificate III in laboratory skills) dari Hobart Laboratory, Australia.
“Sementara itu, SMK SMTI juga menyiapkan tenaga terampil yang punya kompetensi di dunia industri, khususnya kimia industri dengan spesialisasi teknologi pengolahan minyak kelapa dan minyak atsiri. Jadi, lulusan SMTI siap menjadi tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang industri kimia dan juga bisa melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi,” imbuhnya.
Kepala BSDMI menegaskan, unit pendidikan vokasi industri milik Kemenperin, baik itu SMK maupun Politeknik, saat ini telah diakui dan dijadikan role model dalam pengembangan pendidikan vokasi industri secara nasional. Hal ini dikarenakan pendidikan vokasi yang diselenggarakan oleh SMK dan Politeknik Kemenperin benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha industri atau demand driven sehingga dapat menghasilkan SDM industri yang kompeten dan unggul.
“Keunggulan lulusan SMK Kemenperin di Padang ini didukung oleh komitmen manajemen sekolah dalam menerapkan pendidikan sistem ganda (dual system) model Eropa secara bertahap dan konsisten yang bekerjasama dengan industri pengguna lulusan dengan integrasi pembelajaran 50:50 antara sekolah dan industri. Selain itu, dukungan penuh pemerintah daerah termasuk dinas-dinas terkait menjadi pembakar semangat SMK Kemenperin untuk Go International,” ungkapnya.
Dalam kesempatan wisuda tahun ini, sebanyak 110 orang lulusan SMTI Padang telah diterima bekerja dan 59 orang memilih melanjutkan pendidikantinggi. Artinya pada saat wisuda, lulusan SMTI Padang sudah terserap kerja sebesar 92,86%. Sedangkan lulusan SMAK Padang, sebanyak 93 orang telah diterima bekerja di industri dan 45 orang memilih melanjutkan pendidikan tinggi.Artinya pada saat wisuda, lulusan SMAK Padang sudah terserap kerja sebesar 71,88%.
“Kedua sekolah vokasi kami di Padang telah dikenal mempunyai kualitas yang sangat baik, sehingga mayoritas lulusannya langsung kerja, dengan persentase 70%-90%,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A Cahyanto di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Pada akhir pekan kemarin, Kepala BPSDMI menyaksikan wisuda sebanyak 374 lulusan, yang terdiri dari 182 lulusan SMK SMAK Padang dan 192 lulusan SMK SMTI Padang. “SMK SMAK Padang sebagai pencetak analis kimia ini mampu menunjukkan reputasi yang sangat baik. Selain memiliki fasilitas yang memadai, terlihat juga semangat untuk menyiapkan tenaga industri yang kompeten,” tuturnya.
Apalagi, pemerintah saat ini fokus dalam upaya menumbuhkan industri kimia di dalam negeri. Sebab, sektor ini berperan penting dalam memasok kebutuhan bahan baku bagi sektor manufakturnya lainnya seperti industri plastik dan industri tekstil.
“Berdasarkan, peta jalan Making Indonesia 4.0, industri kimia adalah satu dari lima sektor manufaktur yang mendapatkan prioritas pengembangan agar bisa mengimplementasikan industri 4.0. Agar sektor tersebut bisa berdaya saing global, tentunya membutuhkan SDM industri yang andal,” papar Eko.
Beberapa prestasi yang dicatatkan oleh SMK SMAK Padang, di antaranya menjadi juara bertahan tujuh kali berturut turut untuk peringkat ke-1 Ujian Nasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat, kemudian Juara Pertama Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Provinsi bidang Chemistry, serta Juara Umum Olimpiade Matematika Tingkat Provinsi tahun 2018.
“Lulusan SMK Kemenperin tidak hanya ‘jago kandang’ saja, tetapi juga siap berkompetisi di tingkat internasional karena kami memfasilitasi pemberian Sertifikat Internasional kepada mereka. Seperti pada wisuda kemarin, sebanyak 98 orang lulusan SMK SMTI Padang mendapatkan sertifikasi internasional,” sebutnya.
Sertifikasi itu antara lain diberikan kepada 49 orang bidang kimia industri dan 49 orang bidang HSEQ (Health Safety Environment Quality) dari VAPRO Internasional, serta 85 orang lulusan SMAK Padang bidang Kimia Analisis (Certificate III in laboratory skills) dari Hobart Laboratory, Australia.
“Sementara itu, SMK SMTI juga menyiapkan tenaga terampil yang punya kompetensi di dunia industri, khususnya kimia industri dengan spesialisasi teknologi pengolahan minyak kelapa dan minyak atsiri. Jadi, lulusan SMTI siap menjadi tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang industri kimia dan juga bisa melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi,” imbuhnya.
Kepala BSDMI menegaskan, unit pendidikan vokasi industri milik Kemenperin, baik itu SMK maupun Politeknik, saat ini telah diakui dan dijadikan role model dalam pengembangan pendidikan vokasi industri secara nasional. Hal ini dikarenakan pendidikan vokasi yang diselenggarakan oleh SMK dan Politeknik Kemenperin benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha industri atau demand driven sehingga dapat menghasilkan SDM industri yang kompeten dan unggul.
“Keunggulan lulusan SMK Kemenperin di Padang ini didukung oleh komitmen manajemen sekolah dalam menerapkan pendidikan sistem ganda (dual system) model Eropa secara bertahap dan konsisten yang bekerjasama dengan industri pengguna lulusan dengan integrasi pembelajaran 50:50 antara sekolah dan industri. Selain itu, dukungan penuh pemerintah daerah termasuk dinas-dinas terkait menjadi pembakar semangat SMK Kemenperin untuk Go International,” ungkapnya.
Dalam kesempatan wisuda tahun ini, sebanyak 110 orang lulusan SMTI Padang telah diterima bekerja dan 59 orang memilih melanjutkan pendidikantinggi. Artinya pada saat wisuda, lulusan SMTI Padang sudah terserap kerja sebesar 92,86%. Sedangkan lulusan SMAK Padang, sebanyak 93 orang telah diterima bekerja di industri dan 45 orang memilih melanjutkan pendidikan tinggi.Artinya pada saat wisuda, lulusan SMAK Padang sudah terserap kerja sebesar 71,88%.
(akr)