Penurunan Harga Tomat dan Sayur Sumbang Deflasi di Manado
A
A
A
MANADO - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara mencatat pada September 2019, Kota Manado mengalami deflasi sebesar 1,03%. Hal ini disebabkan karena harga berbagai komoditas pada bulan September 2019 secara umum mengalami penurunan.
"Kota Manado mengalami deflasi sebesar 1,03% atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 136,25 pada bulan Agustus 2019 menjadi 134,84 di bulan September 2019," jelas Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara, Ateng Hartono di Manado, Selasa (1/10)
Sementara inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,90% dan inflasi year on year sebesar 3,63%. Lebih lanjut terang Ateng, penyumbang deflasi terbesar di Kota Manado pada bulan September 2019 yaitu tomat sayur sebesar 1,0223%.
Kemudian disusul bawang merah, cakalang/sisik, biji nangka/kuniran, anggur, emas perhiasan, tindarung, daging ayam ras, bawang putih, dan selar/tude. "Sedangkan komoditas yang menyumbang inflasi terbesar adalah cabai rawit, lemon, minuman ringan, daun bawang, jeruk, sawi hijau, pisang, jeruk nipis/limau dan cakalang asap," ungkapnya.
Dia juga menambahkan, kota-kota IHK di Pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, pada September 2019 tercatat tiga kota mengalami inflasi dan delapan kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi, kata Ateng terjadi di Kota Kendari sebesar 0,47% dan inflasi terendah terjadi di Kota Watampone dan Kota Palopo sebesar 0,01%. "Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Kota Manado sebesar 1,03% dan deflasi terendah terjadi di Kota Bulukumba sebesar 0,05%," pungkasnya.
"Kota Manado mengalami deflasi sebesar 1,03% atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 136,25 pada bulan Agustus 2019 menjadi 134,84 di bulan September 2019," jelas Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara, Ateng Hartono di Manado, Selasa (1/10)
Sementara inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,90% dan inflasi year on year sebesar 3,63%. Lebih lanjut terang Ateng, penyumbang deflasi terbesar di Kota Manado pada bulan September 2019 yaitu tomat sayur sebesar 1,0223%.
Kemudian disusul bawang merah, cakalang/sisik, biji nangka/kuniran, anggur, emas perhiasan, tindarung, daging ayam ras, bawang putih, dan selar/tude. "Sedangkan komoditas yang menyumbang inflasi terbesar adalah cabai rawit, lemon, minuman ringan, daun bawang, jeruk, sawi hijau, pisang, jeruk nipis/limau dan cakalang asap," ungkapnya.
Dia juga menambahkan, kota-kota IHK di Pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, pada September 2019 tercatat tiga kota mengalami inflasi dan delapan kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi, kata Ateng terjadi di Kota Kendari sebesar 0,47% dan inflasi terendah terjadi di Kota Watampone dan Kota Palopo sebesar 0,01%. "Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Kota Manado sebesar 1,03% dan deflasi terendah terjadi di Kota Bulukumba sebesar 0,05%," pungkasnya.
(akr)