Asyik, Rupiah Menguat ke Rp14.196
A
A
A
JAKARTA - Data manufaktur Amerika Serikat bulan September senilai 47,8 menjadi yang terburuk sejak Juni 2009. Ini membuat nilai dolar AS alias USD tertekan. Rupiah pun mengambil keuntungan, dengan ditutup menguat 19 poin atau 0,13% ke level Rp14.196 per USD pada Rabu (2/10/2019).
Awal perdagangan, rupiah di indeks Bloomberg, dibuka rebound 3 poin ke level Rp14.212 per USD dibandingkan Selasa lalu di Rp14.215 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.187-Rp14.212 per USD.
Keuntungan rupiah juga terpantau di data Yahoo Finance pada Rabu petang ini. Mata uang kecintaan kita terapresiasi 15 poin atau 0,10% ke Rp14.190 per USD. Berbanding penutupan kemarin di Rp14.205 per USD. Rabu ini, rupiah bergerak di Rp14.180-Rp14.210 per USD.
Melemahnya data manufaktur AS membuat kekhawatiran terjadinya perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam. Sehingga memunculkan keinginan penurunan suku bunga lebih lanjut.
"Data manufaktur yang lemah adalah kehilangan yang sangat besar," ujar ahli strategi mata uang di Westpac Sydney, Sean Callow. Melansir dari Reuters, indeks USD terhadap enam mata uang utama tertekan berada di 99,159.
Awal perdagangan, rupiah di indeks Bloomberg, dibuka rebound 3 poin ke level Rp14.212 per USD dibandingkan Selasa lalu di Rp14.215 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.187-Rp14.212 per USD.
Keuntungan rupiah juga terpantau di data Yahoo Finance pada Rabu petang ini. Mata uang kecintaan kita terapresiasi 15 poin atau 0,10% ke Rp14.190 per USD. Berbanding penutupan kemarin di Rp14.205 per USD. Rabu ini, rupiah bergerak di Rp14.180-Rp14.210 per USD.
Melemahnya data manufaktur AS membuat kekhawatiran terjadinya perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam. Sehingga memunculkan keinginan penurunan suku bunga lebih lanjut.
"Data manufaktur yang lemah adalah kehilangan yang sangat besar," ujar ahli strategi mata uang di Westpac Sydney, Sean Callow. Melansir dari Reuters, indeks USD terhadap enam mata uang utama tertekan berada di 99,159.
(ven)