Data Ekonomi AS Goyah, IHSG dan Rupiah Berjalan Gagah

Jum'at, 04 Oktober 2019 - 12:25 WIB
Data Ekonomi AS Goyah,...
Data Ekonomi AS Goyah, IHSG dan Rupiah Berjalan Gagah
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah di pasar spot melenggang dengan gagah pada sesi I perdagangan Jumat (4/10/2019). Penguatan ini membaca data ekonomi AS bulan September yang goyah.

IHSG pada jeda siang ini bertambah 20,74 poin atau 0,34% ke level 6.059.27. Awal perdagangan, IHSG dibuka rebound dengan menguat 14,22 poin atau 0,24% ke level 6.052,75.

Enam dari 10 indeks sektoral menguat, dengan kenaikan terbesar pada sektor perdagangan dan industri dasar, dengan kenaikan masing-masing 0,96%. Disusul sektor keuangan menguat 0,78%.

Sedangkan penurunan terbesar pada sektor konsumer yang turun 0,61%, pertambangan jatuh 0,38%, dan konstruksi melemah 0,24%.

Dari 598 saham yang diperdagangkan, 214 menguat, 200 stabil, dan 184 tertekan. Nilai transaksi saham Rp6,31 triliun dari 11,54 miliar saham. Transaksi bersih asing -Rp149,08 miliar, dengan aksi jual asing Rp1,49 triliun dan aksi beli asing Rp1,34 triliun.

Kenaikan IHSG juga ditorehkan oleh kurs rupiah yang memperpanjang keuntungan. Sesi rehat Jumat ini, kurs rupiah di data Bloomberg bertambah 38 poin atau 0,26% ke level Rp14.134 per USD.

Awal perdagangan, rupiah dibuka melanjutkan penguatan 22 poin atau 0,16% ke posisi Rp14.150 per USD, setelah pada Kamis kemarin ditutup menguat 25 poin menjadi Rp14.172 per USD.

Senada, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok kurs tengah rupiah pada level Rp14.135 per USD, menguat 58 poin atau 0,41% dibanding posisi Rp14.193 pada Kamis kemarin.

Dolar AS tertekan setelah data survei dari United States Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan aktivitas non-manufaktur AS bulan September turun menjadi 52,6, lebih rendah dibandingkan ekspetasi sebesar 55,1. Pencapaian ini juga turun dibandingkan Agustus lalu di angka 56,4. Ini merupakan level terendah sejak Agustus 2016.

Melansir dari Reuters, hasil data non manufaktur yang buruk membuat indeks USD jatuh 0,9% ke level 98,816, setelah sebelumnya sempat mencatat rekor tertinggi dua tahun di awal pekan. Selama pekan ini, indeks USD sudah melemah 0,3%.
(ven)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0925 seconds (0.1#10.140)