Ditawarkan ke Swasta, Proyek Bandara Singkawang Mulai Dibangun 2020
A
A
A
JAKARTA - Proyek pembangunan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat mulai ditawarkan ke investor swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengutarakan, pembangunan bandara ini rencananya akan dimulai pada tahun 2020 dan ditargetkan selesai pada tahun 2022 untuk pembangunan tahap pertama.
"Komitmen selanjutnya dapat dilihat dari pelaksanaan land clearing yang saat ini sedang dilaksanakan dengan estimasi pekerjaan sekitar 20% dari keseluruhan lahan," ujar Menhub Budi Karya Sumadi di Jakarta, Senin (7/10/2019).
Adapun bandara tersebut akan memiliki runway sepanjang 2.250x45 m, 2 Taxiways seluas 199,5 x 18 m. Selain itu juga akan mempunyai luas terminal 12.500 meter persegi dan cargo terminal sebesar 1.036 meter persegi.
Sambung Menhub menerangkan, proyek Pembangunan Bandara Singkawang merupakan proyek pembangunan Bandara pertama di Indonesia yang menggunakan skema KPBU sejak awal pembangunan.
“Sebelumnya, KPBU dilakukan juga pada Proyek pengembangan Bandara di Labuan Bajo. Bandaranya sudah kita bangun, baru setelah itu dikerjasamakan dengan skema KPBU untuk pengembangannya. Tetapi kalau Bandara Singkawang ini mulai dari nol, dan ini bisa dijadikan contoh daerah lain,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menjelaskan, bahwa pembangunan infratruktur transportasi dengan skema KPBU sangat diperlukan dalam keadaan ekonomi Indonesia saat ini. Lebih lanjut, Tom Lembeong menerangkan pembangunan infrastruktur di Indonesia harus tetap dilakukan untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia dengan negara-negara lain.
“Pembangunan infrastruktur harus jalan terus. Dengan skema KPBU ini, diharapkan dapat menjadi terobosan guna menopang daya saing bangsa kita dan mengatasi keterbatasan APBN kita untuk membangun infrastruktur,” ungkap Thomas Lembong.
Sedangkan Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan, pembanguan Bandara Singkawang ini sebagai wujud dari mimpi masayarakat Kota Singkawang terhadap kesediaan akses transportasi. Selain itu kecepatan waktu juga sangat diperlukan masyarakat dalam menunjang perkembangan ekonomi di Kota Singkawang dan wilayah sekitarnya.
“Bandara Singkawang sudah siap dan layak dibangun untuk memenuhi impian masyarakat Singkawang khususnya dan masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya. Mimpi itu adalah mimpi ketersediaannya akses dengan efisien daripada akses yang ada pada saat ini, kecepatan waktu sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan berbagai kegiatan ekonomi di kota Singkawang dan di wilayah sekitarnya,”ucap Tjhai.
Sebagai informasi, Kota Singkawang merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Barat dan merupakan kota pariwisata, perdagangan dan jasa. Kota singkawang terletak strategis di pesisir utara Kalimantan Barat dan berbatasan dengan Kab. Sambas di sebelah utara, berbatasan dengan Kab. Bengkayang di sebelah Selatan dan Timur, serta perbatasan dengan Laut Cina selatan atau Laut Natuna di sebelah baratnya.
Jumlah wisatawan di Singkawang terus meningkat karena ada beberapa event nasional dan internasional yang secara rutin diselenggarakan di Kota Singkawang seperti Festival Cap Gomeh dan Naik Dango. Event keagamaan masyarakat Tiong Hoa yang dikenal dengan sembahyang kubur atau cheng beng yang dilaksanakan etnis Tionghoa sebanyak dua kali setahun.
"Komitmen selanjutnya dapat dilihat dari pelaksanaan land clearing yang saat ini sedang dilaksanakan dengan estimasi pekerjaan sekitar 20% dari keseluruhan lahan," ujar Menhub Budi Karya Sumadi di Jakarta, Senin (7/10/2019).
Adapun bandara tersebut akan memiliki runway sepanjang 2.250x45 m, 2 Taxiways seluas 199,5 x 18 m. Selain itu juga akan mempunyai luas terminal 12.500 meter persegi dan cargo terminal sebesar 1.036 meter persegi.
Sambung Menhub menerangkan, proyek Pembangunan Bandara Singkawang merupakan proyek pembangunan Bandara pertama di Indonesia yang menggunakan skema KPBU sejak awal pembangunan.
“Sebelumnya, KPBU dilakukan juga pada Proyek pengembangan Bandara di Labuan Bajo. Bandaranya sudah kita bangun, baru setelah itu dikerjasamakan dengan skema KPBU untuk pengembangannya. Tetapi kalau Bandara Singkawang ini mulai dari nol, dan ini bisa dijadikan contoh daerah lain,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menjelaskan, bahwa pembangunan infratruktur transportasi dengan skema KPBU sangat diperlukan dalam keadaan ekonomi Indonesia saat ini. Lebih lanjut, Tom Lembeong menerangkan pembangunan infrastruktur di Indonesia harus tetap dilakukan untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia dengan negara-negara lain.
“Pembangunan infrastruktur harus jalan terus. Dengan skema KPBU ini, diharapkan dapat menjadi terobosan guna menopang daya saing bangsa kita dan mengatasi keterbatasan APBN kita untuk membangun infrastruktur,” ungkap Thomas Lembong.
Sedangkan Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan, pembanguan Bandara Singkawang ini sebagai wujud dari mimpi masayarakat Kota Singkawang terhadap kesediaan akses transportasi. Selain itu kecepatan waktu juga sangat diperlukan masyarakat dalam menunjang perkembangan ekonomi di Kota Singkawang dan wilayah sekitarnya.
“Bandara Singkawang sudah siap dan layak dibangun untuk memenuhi impian masyarakat Singkawang khususnya dan masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya. Mimpi itu adalah mimpi ketersediaannya akses dengan efisien daripada akses yang ada pada saat ini, kecepatan waktu sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan berbagai kegiatan ekonomi di kota Singkawang dan di wilayah sekitarnya,”ucap Tjhai.
Sebagai informasi, Kota Singkawang merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Barat dan merupakan kota pariwisata, perdagangan dan jasa. Kota singkawang terletak strategis di pesisir utara Kalimantan Barat dan berbatasan dengan Kab. Sambas di sebelah utara, berbatasan dengan Kab. Bengkayang di sebelah Selatan dan Timur, serta perbatasan dengan Laut Cina selatan atau Laut Natuna di sebelah baratnya.
Jumlah wisatawan di Singkawang terus meningkat karena ada beberapa event nasional dan internasional yang secara rutin diselenggarakan di Kota Singkawang seperti Festival Cap Gomeh dan Naik Dango. Event keagamaan masyarakat Tiong Hoa yang dikenal dengan sembahyang kubur atau cheng beng yang dilaksanakan etnis Tionghoa sebanyak dua kali setahun.
(akr)