RI-Australia Bermitra Dukung Sektor Penyediaan dan Pengolahan Rumput Laut
A
A
A
JAKARTA - Lautan, selain sebagai sumber pangan, adalah sumber mata pencaharian bagi 2,7 juta masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai nelayan. Pengelolaan laut dan sumber daya yang baik akan membantu perbaikan ekonomi untuk masyarakat yang sejahtera.
Aspek ini kemudian dituangkan ke dalam Sustainable Development Goals(SDGs) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengajak seluruh negara untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan.
Sebagai mitra bilateral, pemerintah Australia menegaskan komitmennya dalam mendukung pemerintah Indonesia mencapai target tersebut, termasuk melakukan kerja sama pada pengembangan sektor kelautan.
"Komitmen ini direalisasikan melalui kerja sama dengan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementerian PPN/Bappenas dan para stakeholders, termasuk sektor swasta, pemerintah daerah, BUMD, organisasi pemberdayaan perempuan, dan rumah tangga pertanian kecil," ujar Konselor Kerja Sama Pembangunan Kedutaan Australia Robert Brink dalam SDGs Annual Conference 2019 di Jakarta, Rabu(9/10/2019).
Fokus dari kerja sama tersebut mencakup penciptaan iklim bisnis di sektor rumput laut yang kondusif dan menguntungkan bagi seluruh aktor yang terlibat; juga peningkatan peran dan akses perempuan kepada program pemerintah, serta layanan penting lainnya di wilayah-wilayah kepulauan terpencil.
Fokus tersebut kemudian terwujud dalam tiga program Kemitraan Australia-Indonesia, salah satunya adalah Australia-Indonesia Partnetship for Promoting Rural Incomes Through Support for Markets in Agriculture (PRISMA). PRISMA bermitra dengan CV Mazu Seaweed, perusahaan dagang dan pengolah rumput laut kering yang beroperasi di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.
"Dalam kemitraan ini, PRISMA dan Mazu bekerjasama untuk mengolah rumput laut menjadi Alkali Treated Chips(ATC) yang kemudian akan dijual ke pasar lokal maupun ekspor," ujar pengusaha sekaligus Founder CV Mazu Seaweed I Gusti Ayu Nyoman Sitawati.
Untuk itu, lanjut dia, kualitas dan ketersediaan rumput laut lokal perlu dipastikan dengan memberikan pelatihan kepada mitra usaha kecil dan menengah mengenai praktik pertanian dan penanganan yang baik. Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua turut dilibatkan dalam mempromosikan budi daya rumput laut yang baik.
PRISMA juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan penelitian dan produksi, serta memperbaiki sistem penyediaan dan distribusi bibit rumput laut yang lebih baik. Kerja sama dengan KKP diharapkan akan memberikan dampak yang lebih besar kepada peningkatan produksi dan pendapatan rumah tangga pertanian kecil rumput laut secara nasional.
Aspek ini kemudian dituangkan ke dalam Sustainable Development Goals(SDGs) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengajak seluruh negara untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan.
Sebagai mitra bilateral, pemerintah Australia menegaskan komitmennya dalam mendukung pemerintah Indonesia mencapai target tersebut, termasuk melakukan kerja sama pada pengembangan sektor kelautan.
"Komitmen ini direalisasikan melalui kerja sama dengan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementerian PPN/Bappenas dan para stakeholders, termasuk sektor swasta, pemerintah daerah, BUMD, organisasi pemberdayaan perempuan, dan rumah tangga pertanian kecil," ujar Konselor Kerja Sama Pembangunan Kedutaan Australia Robert Brink dalam SDGs Annual Conference 2019 di Jakarta, Rabu(9/10/2019).
Fokus dari kerja sama tersebut mencakup penciptaan iklim bisnis di sektor rumput laut yang kondusif dan menguntungkan bagi seluruh aktor yang terlibat; juga peningkatan peran dan akses perempuan kepada program pemerintah, serta layanan penting lainnya di wilayah-wilayah kepulauan terpencil.
Fokus tersebut kemudian terwujud dalam tiga program Kemitraan Australia-Indonesia, salah satunya adalah Australia-Indonesia Partnetship for Promoting Rural Incomes Through Support for Markets in Agriculture (PRISMA). PRISMA bermitra dengan CV Mazu Seaweed, perusahaan dagang dan pengolah rumput laut kering yang beroperasi di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.
"Dalam kemitraan ini, PRISMA dan Mazu bekerjasama untuk mengolah rumput laut menjadi Alkali Treated Chips(ATC) yang kemudian akan dijual ke pasar lokal maupun ekspor," ujar pengusaha sekaligus Founder CV Mazu Seaweed I Gusti Ayu Nyoman Sitawati.
Untuk itu, lanjut dia, kualitas dan ketersediaan rumput laut lokal perlu dipastikan dengan memberikan pelatihan kepada mitra usaha kecil dan menengah mengenai praktik pertanian dan penanganan yang baik. Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua turut dilibatkan dalam mempromosikan budi daya rumput laut yang baik.
PRISMA juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan penelitian dan produksi, serta memperbaiki sistem penyediaan dan distribusi bibit rumput laut yang lebih baik. Kerja sama dengan KKP diharapkan akan memberikan dampak yang lebih besar kepada peningkatan produksi dan pendapatan rumah tangga pertanian kecil rumput laut secara nasional.
(fjo)