Imbas Defisit Neraca Dagang, Rupiah Diprediksi Tertekan
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini diperkirakan melemah, dipengaruhi rilis neraca dagang September 2019 yang defisit USD0,16 miliar.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memproyeksikan mata uang Garuda bakal bergerak pada kisaran level Rp14.120 sampai dengan Rp14.220 per dolar AS.
"Data neraca perdagangan Indonesia yang defisit disertai dengan penurunan aktivitas ekspor dan impor bisa menekan rupiah. Kurs rupiah terhadap dolar AS berpotensi ke level resisten 14.220, dengan support di kisaran 14.120," ujar Ariston di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Dia menambahkan, kekhawatiran mengenai negosiasi dagang sebenarnya sudah mereda setelah China mengonfirmasi kesepakatan parsial yang telah dicapai dengan AS kemarin. Pasalnya, China akan membalas jika AS mengeluarkan Undang-Undang (UU) Hong Kong yang mencampuri urusan internal politik China.
"Ini dikhawatirkan akan kembali meninggikan friksi dagang antara AS dan China dan menyulitkan untuk mendapatkan kesepakatan. Ini akan menekan rupiah," jelasnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memproyeksikan mata uang Garuda bakal bergerak pada kisaran level Rp14.120 sampai dengan Rp14.220 per dolar AS.
"Data neraca perdagangan Indonesia yang defisit disertai dengan penurunan aktivitas ekspor dan impor bisa menekan rupiah. Kurs rupiah terhadap dolar AS berpotensi ke level resisten 14.220, dengan support di kisaran 14.120," ujar Ariston di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Dia menambahkan, kekhawatiran mengenai negosiasi dagang sebenarnya sudah mereda setelah China mengonfirmasi kesepakatan parsial yang telah dicapai dengan AS kemarin. Pasalnya, China akan membalas jika AS mengeluarkan Undang-Undang (UU) Hong Kong yang mencampuri urusan internal politik China.
"Ini dikhawatirkan akan kembali meninggikan friksi dagang antara AS dan China dan menyulitkan untuk mendapatkan kesepakatan. Ini akan menekan rupiah," jelasnya.
(ind)