Swasta Dorong Kaum Perempuan Pahami Literasi Keuangan
A
A
A
JAKARTA - Perempuan memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan keluarga. Atas dasar itu, penting bagi kaum ibu-ibu memiliki literasi keuangan dan investasi yang memadai.
Untuk itu, Presiden Komisaris Narada Aset Manajemen, Made Adi Wibawa, mengajak kaum perempuan melek investasi, yaitu dengan mengajak mereka lebih memahami dunia investasi khususnya di pasar keuangan.
Salah satunya dengan menghadirkan Milenesia Cash Fund, yaitu produk reksadana pasar uang yang merupakan salah satu instrumen dari Narada Aset Manejemen. Melalui langkah ini diharapkan partisipasi kelompok perempuan bisa meningkat.
Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelumnya, antara lain mengadakan literasi keuangan bekerja sama dengan kelompok PKK di Jakarta Selatan. Juga lewat acara Tomorrow Today Fun(d) Festival yang membidik kaum milenial, serta berbagai kegiatan di berbagai daerah lainnya.
Made Adi Wibawa mengatakan, investasi harus terus dikumandangkan ke masyarakat oleh aset management bersama-sama sehingga makin banyak yang berinvestasi.
"Narada saat ini gencar berkampanye di media sosial lewat hestek #InvestasiBukanPunyaOrangKayaSaja #InvestasiPunyaKitaSemua. Lewat kampanye hastag ini, Narada ingin merubah persepsi yang mengatakan investasi Reksadana hanya milik kaum berduit. Padahal, saat ini investasi Reksadana sudah bisa dimiliki hanya dengan uang Rp10.000," ujarnya, Rabu (16/10/2019).
Adi optimistis dengan dimulai hanya Rp10.000 akan semakin banyak orang tertarik berinvestasi di reksadana.
Saat ini, lanjut dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah gencar menggandeng pelaku usaha jasa keuangan mendorong literasi dan inklusi keuangan yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan dan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik.
Adi menuturkan, literasi dan inklusi ini mencakup pentingnya menabung dan berinvestasi, pengenalan berbagai produk dan instrumen keuangan, juga mengenal risiko dan imbal hasil produk keuangan, hingga literasi hak-hak konsumen.
Menurut OJK, pengetahuan yang baik tentang keuangan menjadi kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat secara makro dan dalam jangka panjang dapat menggerakkan roda perekonomian nasional.
Menurut survei nasional OJK pada 2016 tingkat literasi dan inklusi perempuan Indonesia hanya mencapai 22,5% dan 66,2%, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi laki-laki di angka 33,2% dan 69,6%.
Sebelumnya, pada saat hadir di acara Ibu Cerdas Keuangan yang digagas Narada bekerja sama dengan PKK, Deputy Direktur Edukasi OJK, Tirta Segara, mengatakan literasi dan inklusi keuangan di kalangan perempuan harus terus ditingkatkan karena mereka memiliki peran penting (critical economic players) sebagai pihak yang menentukan prioritas dan mengelola keuangan keluarga.
"Kegiatan edukasi keuangan ini diharapkan dapat terus di lakukan kepada masyarakat karena sejalan dengan tugas OJK dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat luas," katanya.
Untuk itu, Presiden Komisaris Narada Aset Manajemen, Made Adi Wibawa, mengajak kaum perempuan melek investasi, yaitu dengan mengajak mereka lebih memahami dunia investasi khususnya di pasar keuangan.
Salah satunya dengan menghadirkan Milenesia Cash Fund, yaitu produk reksadana pasar uang yang merupakan salah satu instrumen dari Narada Aset Manejemen. Melalui langkah ini diharapkan partisipasi kelompok perempuan bisa meningkat.
Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelumnya, antara lain mengadakan literasi keuangan bekerja sama dengan kelompok PKK di Jakarta Selatan. Juga lewat acara Tomorrow Today Fun(d) Festival yang membidik kaum milenial, serta berbagai kegiatan di berbagai daerah lainnya.
Made Adi Wibawa mengatakan, investasi harus terus dikumandangkan ke masyarakat oleh aset management bersama-sama sehingga makin banyak yang berinvestasi.
"Narada saat ini gencar berkampanye di media sosial lewat hestek #InvestasiBukanPunyaOrangKayaSaja #InvestasiPunyaKitaSemua. Lewat kampanye hastag ini, Narada ingin merubah persepsi yang mengatakan investasi Reksadana hanya milik kaum berduit. Padahal, saat ini investasi Reksadana sudah bisa dimiliki hanya dengan uang Rp10.000," ujarnya, Rabu (16/10/2019).
Adi optimistis dengan dimulai hanya Rp10.000 akan semakin banyak orang tertarik berinvestasi di reksadana.
Saat ini, lanjut dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah gencar menggandeng pelaku usaha jasa keuangan mendorong literasi dan inklusi keuangan yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan dan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik.
Adi menuturkan, literasi dan inklusi ini mencakup pentingnya menabung dan berinvestasi, pengenalan berbagai produk dan instrumen keuangan, juga mengenal risiko dan imbal hasil produk keuangan, hingga literasi hak-hak konsumen.
Menurut OJK, pengetahuan yang baik tentang keuangan menjadi kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat secara makro dan dalam jangka panjang dapat menggerakkan roda perekonomian nasional.
Menurut survei nasional OJK pada 2016 tingkat literasi dan inklusi perempuan Indonesia hanya mencapai 22,5% dan 66,2%, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi laki-laki di angka 33,2% dan 69,6%.
Sebelumnya, pada saat hadir di acara Ibu Cerdas Keuangan yang digagas Narada bekerja sama dengan PKK, Deputy Direktur Edukasi OJK, Tirta Segara, mengatakan literasi dan inklusi keuangan di kalangan perempuan harus terus ditingkatkan karena mereka memiliki peran penting (critical economic players) sebagai pihak yang menentukan prioritas dan mengelola keuangan keluarga.
"Kegiatan edukasi keuangan ini diharapkan dapat terus di lakukan kepada masyarakat karena sejalan dengan tugas OJK dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat luas," katanya.
(ven)