SKK Migas Dorong Investasi untuk Capai Produksi 1 Juta Barel di 2030
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak meningkat 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang. Untuk mencapai target tersebut, perlu investor hulu migas besar menanamkan modalnya di Indonesia.
“Mimpi kita itu sekarang bisa mencapai 1 juta bph. Tentu yang pertama memiliki kemampuan finansial yang besar di bidang hulu migas karena eksplorasi memerlukan waktu panjang sampai 10 tahun belum lagi terkait eksekusi hasil eksplorasi,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat media visit ke SINDO MEDIA, di Gedung SINDO, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Menurut dia, tantangan utama menggairahkan investasi hulu migas ialah bagaimana membangun iklim yang menarik bagi investor. Salah satunya dengan memberikan kepastian hukum, mempermudah regulasi dan memangkas perizinan.
“Dan yang menjadi sangat penting, jangan sampai ada tumpang tindih regulasi antara pemerintah daerah dengan pusat. Bagaimana antara pemerintah pusat dengan daerah bisa inline dalam mendukung investasi,” ujarnya.
Dia menandaskan bahwa apabila regulasi tidak mendukung maka target 1 juta bph akan sulit diwujudkan. Padahal, Indonesia memiliki potensi cadangan migas cukup besar. Sejauh ini, imbuh Dwi, terdapat 128 cekungan migas di Indonesia namun baru 54 cekungan yang berhasil di eksplorasi sehingga masih 74 cekungan terbuka yang berpotensi besar untuk dilakukan eksplorasi.
“Kalau saat ini memiliki cadangan minyak 3,8 miliar barel, maka yang tersedia belum tereksplorasi ini memiliki potensi 7,5 miliar barel. Jadi dua kali lipat dari yang sekarang,” jelasnya.
Di bagian lain, SKK Migas juga terus melakukan terobosan untuk meningkatkan produksi migas. Strategi itu dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produksi eksisting melalui manajemen reservoir, eksekusi work program secara cepat dan lebih agresif, mempercepat perpanjangan wilayah kerja, memepercepat investasi wilayah kerja transisi, percepatan capaian lifting, reaktivasi sumur dan lapangan idle dan suspended, re-evaluasi rencana pengembangan serta implementasi inovasi dan teknologi tepat guna.
Terobosan lain, SKK Migas juga menerapkan strategi melalui teknologi Enhaced Oil Recovery (EOR) hingga menekan jumlah penurunan produksi alamiah supaya tidak mencapai 25%. Terdapat 129 lapangan yang rencananya akan dilakukan EOR dengan anggaran sebesar lebih kurang USD446 juta.
Selain itu pemerintah juga telah menerapkan Komitmen Kerja Pasti (KKP). Total dana KKP yang terkumpul telah mencapai USD2,4 miliar. Dana sebesar itu telah dikucurkan KKKS dalam waktu tiga tahun pertama setelah kontrak diteken.
“Jadi itu kami punya harapan. Sekarang ada komitmen USD2,4 juta untuk mengaktifkan kegiatan ke depan,” jelasnya.
“Mimpi kita itu sekarang bisa mencapai 1 juta bph. Tentu yang pertama memiliki kemampuan finansial yang besar di bidang hulu migas karena eksplorasi memerlukan waktu panjang sampai 10 tahun belum lagi terkait eksekusi hasil eksplorasi,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat media visit ke SINDO MEDIA, di Gedung SINDO, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Menurut dia, tantangan utama menggairahkan investasi hulu migas ialah bagaimana membangun iklim yang menarik bagi investor. Salah satunya dengan memberikan kepastian hukum, mempermudah regulasi dan memangkas perizinan.
“Dan yang menjadi sangat penting, jangan sampai ada tumpang tindih regulasi antara pemerintah daerah dengan pusat. Bagaimana antara pemerintah pusat dengan daerah bisa inline dalam mendukung investasi,” ujarnya.
Dia menandaskan bahwa apabila regulasi tidak mendukung maka target 1 juta bph akan sulit diwujudkan. Padahal, Indonesia memiliki potensi cadangan migas cukup besar. Sejauh ini, imbuh Dwi, terdapat 128 cekungan migas di Indonesia namun baru 54 cekungan yang berhasil di eksplorasi sehingga masih 74 cekungan terbuka yang berpotensi besar untuk dilakukan eksplorasi.
“Kalau saat ini memiliki cadangan minyak 3,8 miliar barel, maka yang tersedia belum tereksplorasi ini memiliki potensi 7,5 miliar barel. Jadi dua kali lipat dari yang sekarang,” jelasnya.
Di bagian lain, SKK Migas juga terus melakukan terobosan untuk meningkatkan produksi migas. Strategi itu dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produksi eksisting melalui manajemen reservoir, eksekusi work program secara cepat dan lebih agresif, mempercepat perpanjangan wilayah kerja, memepercepat investasi wilayah kerja transisi, percepatan capaian lifting, reaktivasi sumur dan lapangan idle dan suspended, re-evaluasi rencana pengembangan serta implementasi inovasi dan teknologi tepat guna.
Terobosan lain, SKK Migas juga menerapkan strategi melalui teknologi Enhaced Oil Recovery (EOR) hingga menekan jumlah penurunan produksi alamiah supaya tidak mencapai 25%. Terdapat 129 lapangan yang rencananya akan dilakukan EOR dengan anggaran sebesar lebih kurang USD446 juta.
Selain itu pemerintah juga telah menerapkan Komitmen Kerja Pasti (KKP). Total dana KKP yang terkumpul telah mencapai USD2,4 miliar. Dana sebesar itu telah dikucurkan KKKS dalam waktu tiga tahun pertama setelah kontrak diteken.
“Jadi itu kami punya harapan. Sekarang ada komitmen USD2,4 juta untuk mengaktifkan kegiatan ke depan,” jelasnya.
(ind)