Euforia Kabinet, Rupiah Berotot ke Rp14.040
A
A
A
JAKARTA - Pemanggilan sejumlah nama ke Istana Kepresidenan untuk menjabat menteri di Kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin, memberi sentimen positif bagi kurs rupiah pada Selasa (22/10/2019). Seperti Sri Mulyani Indrawati, Basuki Hadimuljono, dan sebelumnya Airlangga Hartarto, Nadiem Makarim, dan Erick Thohir, yang dianggap pro pasar dan investasi.
Sri Mulyani mengatakan bahwa Jokowi, mempersilakan dirinya menggunakan instrumen kebijakan di bidang fiskal, serta tukar pikiran sektor keuangan di perbankan dan capital market.
"Sebagai Menteri Keuangan, saya juga ditugaskan untuk koordinasi OJK, LPS, dan KSSK. Diharapkan kita bisa menjaga stabilitas ekonomi, dan pada saat yang sama, terus meningkatkan keberpihakan pada UKM," jelasnya.
Pernyataan ini disambut pasar dengan ceria, sehingga membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) semakin berotot.
Indeks Bloomberg mencatat rupiah pada hari ini, ditutup berotot 40 poin atau 0,28% ke level Rp14.040 per USD. Awal perdagangan, rupiah dibuka menguat 9 poin menjadi Rp14.071 per USD, berbanding Senin lalu di Rp14.080 per USD. Selasa ini, rupiah bergerak di Rp13.998-Rp14.071 per USD.
Data Yahoo Finance menulis nilai tukar rupiah pada Selasa petang ini, semakin gagah 33 poin atau 0,23% menjadi Rp14.037 per USD. Senin lalu, rupiah berada di 14.070. Hari ini, mata uang NKRI diperdagangkan di Rp13.990-Rp14.129 per USD.
Sementara itu, dolar AS stagnan karena para pedagang menunggu Parlemen Inggris untuk melakukan voting RUU Penarikan, terkait kapan dan bagaiman Inggris akan keluar dari Uni Eropa alias Brexit.
Inggris rencananya ingin melakukan Brexit pada 31 Oktober mendatang, tetapi beberapa anggota parlemen menginginkan perpanjangan waktu.
Selain itu, dolar AS masih mencermati perkembangan pembicaraan dagang negaranya dengan China. Melansir dari Reuters, Selasa (22/10), indeks USD terhadap enam mata uang utama bergerak netral di 97,32.
Sri Mulyani mengatakan bahwa Jokowi, mempersilakan dirinya menggunakan instrumen kebijakan di bidang fiskal, serta tukar pikiran sektor keuangan di perbankan dan capital market.
"Sebagai Menteri Keuangan, saya juga ditugaskan untuk koordinasi OJK, LPS, dan KSSK. Diharapkan kita bisa menjaga stabilitas ekonomi, dan pada saat yang sama, terus meningkatkan keberpihakan pada UKM," jelasnya.
Pernyataan ini disambut pasar dengan ceria, sehingga membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) semakin berotot.
Indeks Bloomberg mencatat rupiah pada hari ini, ditutup berotot 40 poin atau 0,28% ke level Rp14.040 per USD. Awal perdagangan, rupiah dibuka menguat 9 poin menjadi Rp14.071 per USD, berbanding Senin lalu di Rp14.080 per USD. Selasa ini, rupiah bergerak di Rp13.998-Rp14.071 per USD.
Data Yahoo Finance menulis nilai tukar rupiah pada Selasa petang ini, semakin gagah 33 poin atau 0,23% menjadi Rp14.037 per USD. Senin lalu, rupiah berada di 14.070. Hari ini, mata uang NKRI diperdagangkan di Rp13.990-Rp14.129 per USD.
Sementara itu, dolar AS stagnan karena para pedagang menunggu Parlemen Inggris untuk melakukan voting RUU Penarikan, terkait kapan dan bagaiman Inggris akan keluar dari Uni Eropa alias Brexit.
Inggris rencananya ingin melakukan Brexit pada 31 Oktober mendatang, tetapi beberapa anggota parlemen menginginkan perpanjangan waktu.
Selain itu, dolar AS masih mencermati perkembangan pembicaraan dagang negaranya dengan China. Melansir dari Reuters, Selasa (22/10), indeks USD terhadap enam mata uang utama bergerak netral di 97,32.
(ven)