Kembali Jadi Menkeu, Ini Strategi Sri Mulyani Hadapi Resesi Global
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali memilih Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Maju. Jokowi mengatakan tantangan bagi Sri Mulyani adalah urusan pajak, membuat investasi yang ramah, rasio utang terhadap PDB, dan current account deficit.
Selain tantangan dari dalam negeri adalah tantangan besar dari luar, yaitu ancaman resesi global. Perang dagang dan geopolitik telah mengakibatkan perlambatan ekonomi di negara maju, seperti China dan AS yang bisa berdampak ke dalam negeri.
Mengatasi ancaman resesi global, Sri Mulyani menjelaskan akan melihat setiap instrumen keuangan pada kebijakan APBN, agar pelemahan ekonomi global tidak berdampak luas kepada Indonesia.
"Kita harus mampu mengcounter pelemahan dari perekonomian global yang bisa berimbas ke dalam negeri, kita harus melihat dari semua sisi, dari sisi instrumen pendapatan negara baik pajak, bea cukai dan PNBP," terang Sri Mulyani di Kemenkeu, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Dia pun akan terus meneliti dan melihat dari sisi belanja negara, baik itu Kementerian lembaga, maupun transfer ke daerah agar menguatkan ketahanan ekonomi dari risiko global.
"Kita juga harus terus memiliki alternatif instrumen pembiayaan untuk bisa mendukung kekuatan ekonomi Indonesia," sambungnya.
Untuk itu, Sri Mulyani akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam menghadapi ancaman resesi ekonomo global yang sedang menghantui Indonesia.
"Kita harus bekerja bersama-sama, menjaga perekonomian dengan kebijakan makro dan moneter secara komplementer. Kerja sama dengan OJK dari sisi kebijakan dan makroprudensial diharap sinkron dalam menjaga perekonomian kita dari ancaman pelemahan global. Dan kita akan terus meningkatkan produktivitas," terang dia.
Selain tantangan dari dalam negeri adalah tantangan besar dari luar, yaitu ancaman resesi global. Perang dagang dan geopolitik telah mengakibatkan perlambatan ekonomi di negara maju, seperti China dan AS yang bisa berdampak ke dalam negeri.
Mengatasi ancaman resesi global, Sri Mulyani menjelaskan akan melihat setiap instrumen keuangan pada kebijakan APBN, agar pelemahan ekonomi global tidak berdampak luas kepada Indonesia.
"Kita harus mampu mengcounter pelemahan dari perekonomian global yang bisa berimbas ke dalam negeri, kita harus melihat dari semua sisi, dari sisi instrumen pendapatan negara baik pajak, bea cukai dan PNBP," terang Sri Mulyani di Kemenkeu, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Dia pun akan terus meneliti dan melihat dari sisi belanja negara, baik itu Kementerian lembaga, maupun transfer ke daerah agar menguatkan ketahanan ekonomi dari risiko global.
"Kita juga harus terus memiliki alternatif instrumen pembiayaan untuk bisa mendukung kekuatan ekonomi Indonesia," sambungnya.
Untuk itu, Sri Mulyani akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam menghadapi ancaman resesi ekonomo global yang sedang menghantui Indonesia.
"Kita harus bekerja bersama-sama, menjaga perekonomian dengan kebijakan makro dan moneter secara komplementer. Kerja sama dengan OJK dari sisi kebijakan dan makroprudensial diharap sinkron dalam menjaga perekonomian kita dari ancaman pelemahan global. Dan kita akan terus meningkatkan produktivitas," terang dia.
(ven)