Sri Mulyani Pede Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2020 Capai 4,5%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun 2020 akan mengalami penurunan, namun masih cukup tinggi mengingat ada wabah corona yakni mencapai 4,5%. Hal itu diakibatkan adanya pemulihan tahun lalu serta konsumsi investasi ekspor masih bagus
"Jadi Januari hingga Maret ada momentum pemulihan dari 2019 yang cukup lemah, sehingga kuartal I kita proyeksi 4,5% dan 4,6%. Masih tinggi akibat konsumsi investasi ekspor yang kita tunjukkan ada kegiatan positif di Januari," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (17/4/2020).
Lebih lanjut mantan Direktur Bank Dunia itu mengungkapkan, baru pada triwulan kedua nanti akan tertekan jauh lebih rendah dari triwulan I. Pasalnya virus pandemik Covid-19 ini berada puncaknya yakni pada bulan April. "Kuartal II itu akan mengalami koreksi karena ada PSBB, work home jadinya penurunan lebih besar karena puncaknya pada April," bebernya.
Menkeu juga mengaku masih akan mengkaji mengenai apakah Indonesia masih bisa melakukan pemulihan pada kuartal IV. Hal ini nantinya akan disusun berdasarkan skenario buruk dan skenario paling buruk.
"Kita masih kaji dan dalami Indonesia masuk dalam skenario mana, tergantung penanggulangan yang kita lakukan dalam meredakan virus corona (Covid-19). Kita jaga amunisi pada jangka panjang dalam mengelola APBN," jelasnya
"Jadi Januari hingga Maret ada momentum pemulihan dari 2019 yang cukup lemah, sehingga kuartal I kita proyeksi 4,5% dan 4,6%. Masih tinggi akibat konsumsi investasi ekspor yang kita tunjukkan ada kegiatan positif di Januari," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (17/4/2020).
Lebih lanjut mantan Direktur Bank Dunia itu mengungkapkan, baru pada triwulan kedua nanti akan tertekan jauh lebih rendah dari triwulan I. Pasalnya virus pandemik Covid-19 ini berada puncaknya yakni pada bulan April. "Kuartal II itu akan mengalami koreksi karena ada PSBB, work home jadinya penurunan lebih besar karena puncaknya pada April," bebernya.
Menkeu juga mengaku masih akan mengkaji mengenai apakah Indonesia masih bisa melakukan pemulihan pada kuartal IV. Hal ini nantinya akan disusun berdasarkan skenario buruk dan skenario paling buruk.
"Kita masih kaji dan dalami Indonesia masuk dalam skenario mana, tergantung penanggulangan yang kita lakukan dalam meredakan virus corona (Covid-19). Kita jaga amunisi pada jangka panjang dalam mengelola APBN," jelasnya
(ant)