Pengeboran Minyak di Majalengka Gambaran Pengeloaan Kedaulatan Energi
A
A
A
MAJALENGKA - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta berkolaborasi dengan PT Pertamina EP Asset 3 mengajak untuk melihat lebih dengan lapangan (field) pengeboran minyak di wilayah Majalengka, Jawa Barat. Hal ini sebagai bentuk penyampaian informasi dan edukasi oleh Pertamina untuk menggambarkan pengelolaan kedaulatan energi di Indonesia mulai dari hulu hingga hilir.
“Selama ini, sebagian besar rekan-rekan media mendapatkan informasi hanya mengenai bisnis hilir migas saja, yaitu proses distribusi produk BBM dari Pertamina hingga konsumen. Hari ini kita ajak mereka untuk mengetahui secara langsung proses pengeboran minyak mentah dari perut bumi hingga nantinya disalurkan ke Refinery (Unit Pengolahan) untuk diproses menjadi BBM dan produk lainnya," ujar General Manager Pertamina MOR IV, Iin Febrian.
Dalam kesempatan tersebut, para awak media diajak untuk mengunjungi salah satu lokasi pengeboran PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field, yaitu sumur RDG-PJ. Kegiatan Pengeboran di Sumur RDG-PJ ini telah dimulai sejak tanggal 5 Oktober lalu dan saat ini telah mencapai 19.944 jam kerja selamat.
Pertamina EP mengharapkan sumur RDG-PJ yang berlokasi di Sumberjaya, Kabupaten Majalengka ini nantinya dapat memberikan tambahan produksi berupa minyak mentah sebesar 300 BOPD (Barrel Oil Per Day). Di tahun 2019 ini, PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field mencatat kinerja gemilang dengan peningkatan produksi mencapai 41,85% dibandingkan capaian produksi pada tahun 2018.
Selain industri Hilir, industri hulu migas juga memegang peranan penting dalam roda perekonomian bangsa Indonesia. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi, Pertamina memiliki tugas strategis untuk mengelola industri migas dari hulu hingga hilir.
Unit Manager Communication & CSR MOR IV, Anna Yudhiastuti menjelaskan, unit bisnis Pertamina dalam mengelola kegiatan hulu dan hilir tersebar di seluruh Indonesia bahkan saat ini telah merambah ke pasar internasional.
“Selain penyebaran unit bisnis tersebut, kita juga telah mencapai beberapa target strategis seperti program BBM satu harga yang berhasil melayani 161 titik terluar Indonesia hingga penjualan produk-produk petrokimia ke pasar internasional," ujar Anna.
“Selama ini, sebagian besar rekan-rekan media mendapatkan informasi hanya mengenai bisnis hilir migas saja, yaitu proses distribusi produk BBM dari Pertamina hingga konsumen. Hari ini kita ajak mereka untuk mengetahui secara langsung proses pengeboran minyak mentah dari perut bumi hingga nantinya disalurkan ke Refinery (Unit Pengolahan) untuk diproses menjadi BBM dan produk lainnya," ujar General Manager Pertamina MOR IV, Iin Febrian.
Dalam kesempatan tersebut, para awak media diajak untuk mengunjungi salah satu lokasi pengeboran PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field, yaitu sumur RDG-PJ. Kegiatan Pengeboran di Sumur RDG-PJ ini telah dimulai sejak tanggal 5 Oktober lalu dan saat ini telah mencapai 19.944 jam kerja selamat.
Pertamina EP mengharapkan sumur RDG-PJ yang berlokasi di Sumberjaya, Kabupaten Majalengka ini nantinya dapat memberikan tambahan produksi berupa minyak mentah sebesar 300 BOPD (Barrel Oil Per Day). Di tahun 2019 ini, PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field mencatat kinerja gemilang dengan peningkatan produksi mencapai 41,85% dibandingkan capaian produksi pada tahun 2018.
Selain industri Hilir, industri hulu migas juga memegang peranan penting dalam roda perekonomian bangsa Indonesia. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi, Pertamina memiliki tugas strategis untuk mengelola industri migas dari hulu hingga hilir.
Unit Manager Communication & CSR MOR IV, Anna Yudhiastuti menjelaskan, unit bisnis Pertamina dalam mengelola kegiatan hulu dan hilir tersebar di seluruh Indonesia bahkan saat ini telah merambah ke pasar internasional.
“Selain penyebaran unit bisnis tersebut, kita juga telah mencapai beberapa target strategis seperti program BBM satu harga yang berhasil melayani 161 titik terluar Indonesia hingga penjualan produk-produk petrokimia ke pasar internasional," ujar Anna.
(akr)