Menko Airlangga Sebut Faktor Global Tekan Industri Manufaktur

Jum'at, 01 November 2019 - 19:20 WIB
Menko Airlangga Sebut...
Menko Airlangga Sebut Faktor Global Tekan Industri Manufaktur
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang kuartal III/2019 naik sebesar 4,35% (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini melambat dibandingkan kuartal III/2018 yang mampu tumbuh sebesar 5,04% dan kuartal III/2017 sebesar 5,46%.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perlambatan industri manufaktur disebabkan oleh faktor global yang memengaruhi permintaan dari pasar luar negeri yang menurun.

Ke depan, lanjut Airlangga, pemerintah akan mencari komoditas-komoditas sebagai pengganti. "Artinya, kita harus mencari komoditas-komoditas utama dan komoditas yang bisa untuk mengganjal itu. Salah satunya kita sedang mendorong tekstil dan produk tekstil (TPT) serta beberapa produk lain," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Menurut dia, pemerintah juga akan mengantisipasi proteksionisme dari negara-negara tujuan ekspor seperti yang terjadi di Vietnam. Saat ini, Vietnam berencana untuk membatasi impor kendaraan bermotor roda empat dalam bentuk completely build up (CBU) atau utuh.

"Selain membuat ekspor kita dalam bentuk CBU melambat, mereka (Vietnam) juga akan membuat ekspor kita ke sana dalam bentuk CKD (Completely Knock Down). Jadi mereka berharap kita merakit di sana, bukan dalam bentuk CBU. Hal-hal ini yang harus diantisipasi," jelasnya.

Sementara itu, industri manufaktur yang mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal III/2019 diantaranya industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 19,59%. Selanjutnya Industri Pakaian Jadi naik 15,29%, Industri Minuman naik 15,19%, Industri Pengolahan Lainnya naik 12,52%, Industri Makanan naik 5,13%.

Adapun jenis-jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi tertinggi pada kuartal III/2019 terhadap kuartal III/2018 adalah Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya turun 22,95%.

Selanjutnya, Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik turun 16,63%, Industri Mesin dan Perlengkapan ytdl turun 12,75%, Industri Pengolahan Tembakau turun 12,73%, Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer turun 12,32%.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1479 seconds (0.1#10.140)