Inggris Keluar dari 10 Negara Manufaktur Teratas di Dunia

Rabu, 31 Juli 2024 - 17:40 WIB
loading...
Inggris Keluar dari...
Inggris keluar dari jajaran 10 negara manufaktur teratas di dunia untuk pertama kalinya sejak revolusi industri.Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Inggris keluar dari jajaran 10 negara manufaktur teratas di dunia untuk pertama kalinya sejak revolusi industri. Sebagai negara produsen terbesar, Inggris turun ke posisi ke-12 dengan output USD259 miliar per tahun, untuk berada di belakang negara-negara seperti Rusia dan Taiwan.



Data tersebut berdasarkan analisis resmi oleh kelompok lobi Make UK. Penurunan ini menjadi yang pertama kalinya, untuk Inggris tidak berada di papan atas sebagai negara produsen dunia. Sebelumnya pada tahun 2000, Inggris menempati peringkat kelima.

Peringkat terbaru menempatkan Inggris di belakang Meksiko, yang telah melonjak ke urutan ketujuh dalam peringkat negara manufaktur teratas di dunia dengan output USD316 miliar, serta Italia (USD283 miliar), Rusia (USD287 miliar) dan Prancis (USD265 miliar).

Taiwan juga sedikit unggul dari Inggris di belakang dominasi globalnya dalam manufaktur chip, yang telah melonjak dalam beberapa dekade terakhir.

China tetap berada di peringkat teratas dengan output sebesar USD5,06 triliun - hampir sepertiga dari produksi global - dengan AS (Amerika Serikat) di tempat kedua dengan USD2,7 triliun.

Angka-angka tersebut membandingkan data resmi dari masing-masing negara untuk tahun 2022, ditambah dengan yang terbaru. Kondisi tersebut menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pemerintahan Sir Keir Starmer saat Perdana Menteri berusaha untuk mengubah manufaktur Inggris dan mengamankan investasi untuk sektor teknologi masa depan termasuk mobil listrik, baterai, dan turbin angin, serta bidang tradisional seperti baja dan pertahanan.

Pemerintah sudah bergulat dengan ancaman ribuan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di Tata Steel di Port Talbot, dan krisis pada produsen kapal yang berbasis di Belfast, Harland & Wolff, yang memiliki kontrak Angkatan Laut Kerajaan senilai 1,6 miliar pounds.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)