IHSG Tengah Pekan Berakhir Menyusut, Bursa Asia Variatif
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan, Rabu (6/11/2019) ditutup masih berkutat pada zona negatif untuk melanjutkan tren pelemahan. Keterpurukan masih terus membayangi hingga akhir sesi, dimana IHSG jatuh menjadi 6.217,54 dengan penurunan 46,60 poin atau 0,74%.
Sebelumnya pada awal perdagangan, pelemahan bursa saham Tanah Air telah terlihat usai kehilangan 39,460 poin yang setara 0,63% menjadi 6.224,69 untuk kemudian berlanjut hingga sesi siang. Dimana IHSG jatuh 28,709 poin ke posisi 6.235,44 dibandingkan perdagangan Selasa, kemarin yang bertengger di 6.264,15.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp8,09 triliun dengan 13,65 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp344,91 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp2,36 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp2,02 triliun. Tercatat sebesar 151 saham menguat, 308 melemah dan 148 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) naik Rp1.100 menjadi Rp14.400, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) bertambah Rp850 menjadi Rp54.775 dan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) melonjak Rp410 ke posisi Rp2.320.
Sementara, saham-saham dengan pelemahan yakni PT Meta Epsi Tbk. (MTPS) turun Rp55 menjadi Rp1.100, PT Astra International Tbk. (ASII) menyusut Rp50 menjadi Rp6.850 serta Waran Seri I Barito Pacific Tbk. (BRPT-W) lebih rendah Rp40 menjadi Rp560.
Di sisi lain pasar saham pada wilayah Asia bergerak mixed alias variatif pada perdagangan, Rabu saat investor memantau perkembangan terbaru dalam negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China. Saham daratan China menurun pada hari ini, dipimpin tergelincirnya Komposit Shanghai mencapai 0,43% hingga berakhir di sekitar 2.978,60.
Selanjutnya Komposit Shenzhen juga menyusut 0,868% menjadi 1.641,23 sedangkan hal serupa juga menimpa Indeks Hang Seng, Hong Kong yang sedikit lebih rendah. Di tempat lain, indeks Nikkei Jepang justru sukses mencetak kenaikan sebesar 0,22% untuk bertengger di 23.303,82 ditopang saham kelas berat seperti Fanuc dimana bergerak maju.
Indeks Topix mengakhiri sesi dengan sebagian besar tidak berubah pada posisi 1.694,45. Indeks Kospi di Korea Selatan juga ditutup sedikit lebih tinggi di 2.144,15 sementara S&P/ASX 200 di Australia menurun 0,55% untuk mengakhiri sesi menjadi 6.660,20. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan 0,25% lebih rendah.
Sebelumnya pada awal perdagangan, pelemahan bursa saham Tanah Air telah terlihat usai kehilangan 39,460 poin yang setara 0,63% menjadi 6.224,69 untuk kemudian berlanjut hingga sesi siang. Dimana IHSG jatuh 28,709 poin ke posisi 6.235,44 dibandingkan perdagangan Selasa, kemarin yang bertengger di 6.264,15.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp8,09 triliun dengan 13,65 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp344,91 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp2,36 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp2,02 triliun. Tercatat sebesar 151 saham menguat, 308 melemah dan 148 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) naik Rp1.100 menjadi Rp14.400, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) bertambah Rp850 menjadi Rp54.775 dan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) melonjak Rp410 ke posisi Rp2.320.
Sementara, saham-saham dengan pelemahan yakni PT Meta Epsi Tbk. (MTPS) turun Rp55 menjadi Rp1.100, PT Astra International Tbk. (ASII) menyusut Rp50 menjadi Rp6.850 serta Waran Seri I Barito Pacific Tbk. (BRPT-W) lebih rendah Rp40 menjadi Rp560.
Di sisi lain pasar saham pada wilayah Asia bergerak mixed alias variatif pada perdagangan, Rabu saat investor memantau perkembangan terbaru dalam negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China. Saham daratan China menurun pada hari ini, dipimpin tergelincirnya Komposit Shanghai mencapai 0,43% hingga berakhir di sekitar 2.978,60.
Selanjutnya Komposit Shenzhen juga menyusut 0,868% menjadi 1.641,23 sedangkan hal serupa juga menimpa Indeks Hang Seng, Hong Kong yang sedikit lebih rendah. Di tempat lain, indeks Nikkei Jepang justru sukses mencetak kenaikan sebesar 0,22% untuk bertengger di 23.303,82 ditopang saham kelas berat seperti Fanuc dimana bergerak maju.
Indeks Topix mengakhiri sesi dengan sebagian besar tidak berubah pada posisi 1.694,45. Indeks Kospi di Korea Selatan juga ditutup sedikit lebih tinggi di 2.144,15 sementara S&P/ASX 200 di Australia menurun 0,55% untuk mengakhiri sesi menjadi 6.660,20. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan 0,25% lebih rendah.
(akr)