Bahlil Sebut Investasi Asing Rp700 Triliun Terkendala Masalah Domestik
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan animo investor asing masuk ke Indonesia tidak surut. Bahkan sebaliknya, ia mengatakan ada Rp700 triliun investasi siap antre masuk ke Indonesia. Sayangnya, investasi tersebut terkendala berbagai masalah domestik.
"Animo investor masuk ke negara kita tidak menurun. Sangat tinggi," ujar Bahlil di Jakarta, Rabu (13/11/2019). Bahlil mengatakan, nilai investasi tersebut dalam bentuk investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI).
"FDI ini sudah didepan pintu. Tapi tidak bisa masuk dan berinvestasi ke dalam negeri. Sebab masalah-masalah sepele dan klasik, berputar-putar, izin-izin, rekomendasi, regulasi perpajakan, dan ketersediaan lahan," terang Bahlil.
Bahlil menambahkan, saat ini sebanyak 24 perusahaan siap berinvestasi sebesar Rp700 triliun ke Indonesia. Perusahaan tersebut siap masuk ke berbagai sektor usaha. Hanya saja, investasi tersebut hanya berakhir pada level komitmen. Sebab, hambatan berinvestasi di Indonesia terlalu besar.
"Dengan rumitnya regulasi sektoral, berbelit-belit membuat banyak investor ini balik badan kembali ke negaranya masing-masing. Dia bertahun-tahun susah dapat selembar surat. Jangankan pengusaha luar, investor dalam negeri pun bisa lari," ucap Bahlil.
Sebab itu, Bahlil mengatakan, BKPM akan fokus membenahi persoalan domestik. "Promosi tetap jalan. Tetapi kita selesaikan karena yang antre masuk banyak. Ini saja belum bisa kita tangani. Kita akan benahi soal kewenangan perizinan sektoral, perpajakan, dan pengadaan lahan. Kita juga akan selesaikan masalah koordinasi di daerah," jelas Bahlil.
Bahlil mengatakan, pihaknya tak ingin melihat investor yang dipersulit di berbagai lembaga atau di daerah. "Bila perlu sejak turun pesawat, investor sudah kita tenteng. Ada yang dampingi sampai jadi buat perusahaan di sini," ucapnya.
Untuk itu, BKPM dalam waktu dekat akan melakukan terobosan kebijakan baru untuk mempercepat pelayanan kepada investor, selain akan dilayani oleh Satgas Percepatan Investasi BKPM.
"Animo investor masuk ke negara kita tidak menurun. Sangat tinggi," ujar Bahlil di Jakarta, Rabu (13/11/2019). Bahlil mengatakan, nilai investasi tersebut dalam bentuk investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI).
"FDI ini sudah didepan pintu. Tapi tidak bisa masuk dan berinvestasi ke dalam negeri. Sebab masalah-masalah sepele dan klasik, berputar-putar, izin-izin, rekomendasi, regulasi perpajakan, dan ketersediaan lahan," terang Bahlil.
Bahlil menambahkan, saat ini sebanyak 24 perusahaan siap berinvestasi sebesar Rp700 triliun ke Indonesia. Perusahaan tersebut siap masuk ke berbagai sektor usaha. Hanya saja, investasi tersebut hanya berakhir pada level komitmen. Sebab, hambatan berinvestasi di Indonesia terlalu besar.
"Dengan rumitnya regulasi sektoral, berbelit-belit membuat banyak investor ini balik badan kembali ke negaranya masing-masing. Dia bertahun-tahun susah dapat selembar surat. Jangankan pengusaha luar, investor dalam negeri pun bisa lari," ucap Bahlil.
Sebab itu, Bahlil mengatakan, BKPM akan fokus membenahi persoalan domestik. "Promosi tetap jalan. Tetapi kita selesaikan karena yang antre masuk banyak. Ini saja belum bisa kita tangani. Kita akan benahi soal kewenangan perizinan sektoral, perpajakan, dan pengadaan lahan. Kita juga akan selesaikan masalah koordinasi di daerah," jelas Bahlil.
Bahlil mengatakan, pihaknya tak ingin melihat investor yang dipersulit di berbagai lembaga atau di daerah. "Bila perlu sejak turun pesawat, investor sudah kita tenteng. Ada yang dampingi sampai jadi buat perusahaan di sini," ucapnya.
Untuk itu, BKPM dalam waktu dekat akan melakukan terobosan kebijakan baru untuk mempercepat pelayanan kepada investor, selain akan dilayani oleh Satgas Percepatan Investasi BKPM.
(ven)