Abipraya Gelar Bimbingan Teknis Mahasiswa Se-Solo Raya
A
A
A
SURAKARTA - PT Brantas Abipraya (Persero), perusahaan konstruksi milik negara ini bersama Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dan Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya menyelenggarakan bimbingan teknis K3 Konstruksi. Tak hanya itu, kegiatan yang juga bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) ini juga akan memberikan Distance Learning (SIBIMA) Tenaga Ahli Muda K3 Konstruksi.
“Ini merupakan realisasi dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Abipraya dengan menyasar kepada pelajar berprestasi calon pekerja kontruksi tanpa dipungut biaya dengan persyaratan tertentu. Nantinya para mahasiswa ini akan siap mengikuti uji sertifikasi pekerja konstruksi yang diwajibkan untuk para pekerja,” ujar Suradi selaku Direktur Keuangan dan SDM PT Brantas Abipraya (Persero), Kamis (14/11/2019).
Suradi menambahkan, ini adalah kedua kalinya kegiatan ini digelar. Sebelumnya Abipraya juga telah melanggar kegiatan sertifikasi ini di Malang dengan melibatkan beberapa Universitas unggul se-Malang raya yang pelajarnya berpartisipas menjadi peserta. Terdorong dilaksanakan dalam rangka implementasi Undang-Undang Republik Indonesia No. 02 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang menyatakan setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja.
Permasalahan K3 konstruksi seringkali menjadi penyebab banyaknya kecelakaan kerja seperti rendahnya pemahaman dan kepekaan terhadap bahaya dan risiko konstruksi. Kegiatan ini pula menjadi salah satu sosialisasi pentingnya tenaga kerja bersertifikat dan bertujuan untuk nantinya melindungi tenaga kerja nasional agar memiliki nilai tambah yaitu lebih berkompeten dan produktif.
“Peran mahasiswa sebagai penerus generasi konstruksi sangatlah penting, sehingga kami menginisiasi program bimbingan tersebut sekaligus pelatihan untuk Ahli K3 Konstruksi Muda ini agar mereka mampu bersaing dan siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” imbuh Suradi.
Selain UNS dalam kegiatan ini beberapa Universitas terkemuka di Solo juga ikut berpartisipasi seperti Universitas Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Sahid Surakarta, Universitas Setia Budi, Universitas Islam Batik dan Universitas Slamet Riadi dengan total partisipan mencapai 500 peserta.
Siap mempersenjatai Mahasiswa se-Solo raya dengan kompetensi unggul K3, pelatihan ini diselenggarakan dua hari (14-15 November) dengan pembukaannya dihadiri selain Direktur Keuangan dan SDM Brantas Abipraya, juga ada Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV-Kementerian PUPR, Eddy Irwanto; Dekan Fakultas Teknik UNS, Sholihin As'ad, Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan Kementerian PUPR, Kimron Manik dan Ketua LPJK Jawa Tengah, Danang Atmojo serta Kepala Balai Penerapan Teknologi, Cakra Nagara.
“Sebagai BUMN konstruksi yang berperan menjadi agen pembangunan, di setiap proyek kami selalu mengutamakan mutu dan kualitas sehingga pelatihan dan bimbingan untuk menghadapi uji sertifikasi pekerja konstruksi ini sejalan dengan misi Abipraya dalam meminimalisir risiko terjadi kecelakaan kerja konstruksi atau kegagalan bangunan,” kata Suradi.
Brantas Abipraya sangat serius menyokong percepatan program sertifikasi tenaga kerja konstruksi di Indonesia untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang sangat gencar saat ini. Selain menggelar bimbingan teknis K3 konstruksi, Abipraya juga sebelumnya sudah melakukan uji sertifikasi di tahun 2017 untuk para pekerja konstruksinya dengan menggandeng Kementerian PUPR.
“Total dari tahun 2014 kami telah berhasil melakukan sertifikasi sebanyak 3.600 pekerja kami. Dan kami akan terus berkomitmen menyokong Kementerian PUPR untuk melakukan percepatan program sertifikasi ini,” pungkas Suradi.
“Ini merupakan realisasi dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Abipraya dengan menyasar kepada pelajar berprestasi calon pekerja kontruksi tanpa dipungut biaya dengan persyaratan tertentu. Nantinya para mahasiswa ini akan siap mengikuti uji sertifikasi pekerja konstruksi yang diwajibkan untuk para pekerja,” ujar Suradi selaku Direktur Keuangan dan SDM PT Brantas Abipraya (Persero), Kamis (14/11/2019).
Suradi menambahkan, ini adalah kedua kalinya kegiatan ini digelar. Sebelumnya Abipraya juga telah melanggar kegiatan sertifikasi ini di Malang dengan melibatkan beberapa Universitas unggul se-Malang raya yang pelajarnya berpartisipas menjadi peserta. Terdorong dilaksanakan dalam rangka implementasi Undang-Undang Republik Indonesia No. 02 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang menyatakan setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja.
Permasalahan K3 konstruksi seringkali menjadi penyebab banyaknya kecelakaan kerja seperti rendahnya pemahaman dan kepekaan terhadap bahaya dan risiko konstruksi. Kegiatan ini pula menjadi salah satu sosialisasi pentingnya tenaga kerja bersertifikat dan bertujuan untuk nantinya melindungi tenaga kerja nasional agar memiliki nilai tambah yaitu lebih berkompeten dan produktif.
“Peran mahasiswa sebagai penerus generasi konstruksi sangatlah penting, sehingga kami menginisiasi program bimbingan tersebut sekaligus pelatihan untuk Ahli K3 Konstruksi Muda ini agar mereka mampu bersaing dan siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” imbuh Suradi.
Selain UNS dalam kegiatan ini beberapa Universitas terkemuka di Solo juga ikut berpartisipasi seperti Universitas Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Sahid Surakarta, Universitas Setia Budi, Universitas Islam Batik dan Universitas Slamet Riadi dengan total partisipan mencapai 500 peserta.
Siap mempersenjatai Mahasiswa se-Solo raya dengan kompetensi unggul K3, pelatihan ini diselenggarakan dua hari (14-15 November) dengan pembukaannya dihadiri selain Direktur Keuangan dan SDM Brantas Abipraya, juga ada Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV-Kementerian PUPR, Eddy Irwanto; Dekan Fakultas Teknik UNS, Sholihin As'ad, Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan Kementerian PUPR, Kimron Manik dan Ketua LPJK Jawa Tengah, Danang Atmojo serta Kepala Balai Penerapan Teknologi, Cakra Nagara.
“Sebagai BUMN konstruksi yang berperan menjadi agen pembangunan, di setiap proyek kami selalu mengutamakan mutu dan kualitas sehingga pelatihan dan bimbingan untuk menghadapi uji sertifikasi pekerja konstruksi ini sejalan dengan misi Abipraya dalam meminimalisir risiko terjadi kecelakaan kerja konstruksi atau kegagalan bangunan,” kata Suradi.
Brantas Abipraya sangat serius menyokong percepatan program sertifikasi tenaga kerja konstruksi di Indonesia untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang sangat gencar saat ini. Selain menggelar bimbingan teknis K3 konstruksi, Abipraya juga sebelumnya sudah melakukan uji sertifikasi di tahun 2017 untuk para pekerja konstruksinya dengan menggandeng Kementerian PUPR.
“Total dari tahun 2014 kami telah berhasil melakukan sertifikasi sebanyak 3.600 pekerja kami. Dan kami akan terus berkomitmen menyokong Kementerian PUPR untuk melakukan percepatan program sertifikasi ini,” pungkas Suradi.
(alf)