Kemenperin Dorong Perkembangan Startup Industri Fashion
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pusat fesyen muslim dunia. Hal ini direalisasikan melalui berbagai program untuk mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim, antara lain program Modest Fashion Project (MOFP) yang telah digelar sejak tahun 2018.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih meyakini, program MOFP ini akan banyak melahirkan usaha rintisan (startup) industri fesyen di Indonesia.
"Harapan besar pada program MOFP ini dapat menjadi kegiatan yang bisa melahirkan startup di industri fesyen muslim secara berkelanjutan dan berdaya saing," ujar Gati di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (16/11/2019).
Dia mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yaitu mencapai 222 juta jiwa atau 87% dari total penduduk dan diproyeksikan pada tahun 2030 jumlahnya mencapai 238 juta jiwa. Hal ini tentunya akan meningkatkan permintaan produk fesyen muslim nasional. Peluang pasar produk fesyen muslim juga terus mengalami peningkatan.
"Inilah yang menjadi pemacu bagi seluruh stakeholder industri fesyen untuk berperan aktif mewujudkan mimpi Indonesia menjadi salah satu kiblat fesyen muslim dunia 2020," jelasnya.
Gati memaparkan untuk menghadapi proses perjalanan menuju itu semua, Kemenperin berperan aktif dan telah menyiapkan berbagai langkah strategis. "Bukan hanya mendeklarasikan Indonesia layak menjadi kiblat fesyen dunia, namun juga menyiapkan Indonesia sebagai friendly halal tourism yang didukung dengan industri halal Tanah Air," katanya.
Sebagai bentuk komitmen Kemenperin untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pusat fesyen muslim dunia, Direktorat Jenderal IKMA telah menyelenggarakan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-motion) 2020, yaitu pameran yang menampilkan potret industri yang berkaitan dengan gaya hidup halal di Indonesia meliputi komoditi fesyen, kosmetik, perhiasan, aksesoris, makanan dan minuman, serta platform digital yang mendukung industri halal dan ekonomi syariah.
Terselenggara dari tanggal 12-16 November 2019, Kemenperin menggelar Inagurasi MOFP sebagai acara puncak dari program MOFP tahun 2019 yang telah memilih 20 finalis terbaik dan akan menampilkan 10 finalis MOFP 2018.
Rangkaian kegiatan meliputi pameran, fashion show karya para finalis MOFP dan 16 desainer nasional, talkshow, sosialisasi, demo kecantikan, cosmetic day, grand final serta pengumuman dan penyerahan pemenang Kompetisi MOFP 2019 dan Kompetisi Kosmetik bagi startup IKM Kosmetik. Jumlah peserta pameran sebanyak 50 peserta yang meliputi komoditi fesyen muslim, tas, alas kaki, kosmetik, perhiasan, aksesoris, kaca mata, kopi, makanan, dan aplikasi/platform digital.
Dari program ini, Para peserta MOFP 2019 akan dibina dengan program coaching selama dua tahun oleh para desainer nasional sehingga terjadi proses pertukaran informasi dari para praktisi tanah air kepada para peserta MOFP tentang pengembangan bisnis fesyen di dalam dan luar negeri.
"Saya juga berharap program Startup Kosmetik 2019 dapat membantu pengembangan bisnis IKM kosmetik Indonesia yang berkelanjutan. Para IKM finalis akan menentukan strategi bisnis industri melalui proses business coaching di bawah arahan para mentor bisnis sehingga untuk ke depannya dapat menarik calon investor atau mitra bisnis," ujar Gati.
Dengan telah diselenggarakannya awarding bagi peserta kompetisi MOFP 2019 dan Kompetisi Startup kosmetik 2019, maka program MOFP 2019 telah berakhir dan akan berjumpa di MOFP 2020 dengan semarak yang berbeda untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih meyakini, program MOFP ini akan banyak melahirkan usaha rintisan (startup) industri fesyen di Indonesia.
"Harapan besar pada program MOFP ini dapat menjadi kegiatan yang bisa melahirkan startup di industri fesyen muslim secara berkelanjutan dan berdaya saing," ujar Gati di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (16/11/2019).
Dia mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yaitu mencapai 222 juta jiwa atau 87% dari total penduduk dan diproyeksikan pada tahun 2030 jumlahnya mencapai 238 juta jiwa. Hal ini tentunya akan meningkatkan permintaan produk fesyen muslim nasional. Peluang pasar produk fesyen muslim juga terus mengalami peningkatan.
"Inilah yang menjadi pemacu bagi seluruh stakeholder industri fesyen untuk berperan aktif mewujudkan mimpi Indonesia menjadi salah satu kiblat fesyen muslim dunia 2020," jelasnya.
Gati memaparkan untuk menghadapi proses perjalanan menuju itu semua, Kemenperin berperan aktif dan telah menyiapkan berbagai langkah strategis. "Bukan hanya mendeklarasikan Indonesia layak menjadi kiblat fesyen dunia, namun juga menyiapkan Indonesia sebagai friendly halal tourism yang didukung dengan industri halal Tanah Air," katanya.
Sebagai bentuk komitmen Kemenperin untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pusat fesyen muslim dunia, Direktorat Jenderal IKMA telah menyelenggarakan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-motion) 2020, yaitu pameran yang menampilkan potret industri yang berkaitan dengan gaya hidup halal di Indonesia meliputi komoditi fesyen, kosmetik, perhiasan, aksesoris, makanan dan minuman, serta platform digital yang mendukung industri halal dan ekonomi syariah.
Terselenggara dari tanggal 12-16 November 2019, Kemenperin menggelar Inagurasi MOFP sebagai acara puncak dari program MOFP tahun 2019 yang telah memilih 20 finalis terbaik dan akan menampilkan 10 finalis MOFP 2018.
Rangkaian kegiatan meliputi pameran, fashion show karya para finalis MOFP dan 16 desainer nasional, talkshow, sosialisasi, demo kecantikan, cosmetic day, grand final serta pengumuman dan penyerahan pemenang Kompetisi MOFP 2019 dan Kompetisi Kosmetik bagi startup IKM Kosmetik. Jumlah peserta pameran sebanyak 50 peserta yang meliputi komoditi fesyen muslim, tas, alas kaki, kosmetik, perhiasan, aksesoris, kaca mata, kopi, makanan, dan aplikasi/platform digital.
Dari program ini, Para peserta MOFP 2019 akan dibina dengan program coaching selama dua tahun oleh para desainer nasional sehingga terjadi proses pertukaran informasi dari para praktisi tanah air kepada para peserta MOFP tentang pengembangan bisnis fesyen di dalam dan luar negeri.
"Saya juga berharap program Startup Kosmetik 2019 dapat membantu pengembangan bisnis IKM kosmetik Indonesia yang berkelanjutan. Para IKM finalis akan menentukan strategi bisnis industri melalui proses business coaching di bawah arahan para mentor bisnis sehingga untuk ke depannya dapat menarik calon investor atau mitra bisnis," ujar Gati.
Dengan telah diselenggarakannya awarding bagi peserta kompetisi MOFP 2019 dan Kompetisi Startup kosmetik 2019, maka program MOFP 2019 telah berakhir dan akan berjumpa di MOFP 2020 dengan semarak yang berbeda untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia.
(fjo)