Gerak Cepat Pertamina Tambah Pasokan Solar Jaga Stabilitas Ekonomi Daerah
A
A
A
JAKARTA - Gerak cepat PT Pertamina menambah pasokan solar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapatkan apresiasi. Pengamat ekonomi Universitas Mataram Firmansyah menerangkan, bagi beberapa daerah termasuk Mataram dan Lombok, penambahan pasokan tersebut bisa menjaga pertumbuhan ekonomi yang sempat meningkat pada tahun 2019 ini.
"Upaya Pertamina harus diapresiasi, karena pasokan tersebut sangat berperan dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Seperti diketahui sebelumnya pada sejumlah daerah terjadi antrean panjang untuk memperoleh BBM antara lain Mataram di NTB, di Jawa Timur seperti Bojonegoro, Mojokerto dan Surabaya. Di Jawa Barat di Ciamis, dan di Kalimantan Timur antara lain terjadi di Kutai Timur dan Samarinda.
Guna memastikan pemerataan penyaluran dan percepatan distribusi agar pelayanan ke masyarakat lebih optimal, Pertamina secara pro aktif menambah penyaluran sebesar 20% dari rata-rata harian. Penambahan dilakukan hanya untuk daerah-daerah tertentu guna mengantisipasi peningkatan permintaan solar subsidi menjelang akhir tahun.
Menurut Firmansyah, jaminan ketersediaan pasokan solar memang harus ada, terlebih saat ini menjelang akhir tahun di mana aktivitas ekonomi mengalami peningkatan. Apalagi di Lombok sedang dilakukan pemadaman listrik bergilir sehingga kalau pasokan solar ikut tidak lancar maka bisa berdampak luar biasa. "Makanya, langkah Pertamina ini sangat positif," ujar Firmansyah.
Ke depan, dia meminta edukasi mengenai penggunaan BBM dan LPG non penugasan ditingkatkan, karena jika tidak maka akan tetap marak BBM penugasan yang dikonsumsi pihak yang tidak berhak. "Misal, kendaraan dinas pakai BBM premium atau solar subsidi, itu kan masih ada dan harus dievaluasi. Ini penting agar subsidi tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan oleh preman," kata dia.
"Upaya Pertamina harus diapresiasi, karena pasokan tersebut sangat berperan dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Seperti diketahui sebelumnya pada sejumlah daerah terjadi antrean panjang untuk memperoleh BBM antara lain Mataram di NTB, di Jawa Timur seperti Bojonegoro, Mojokerto dan Surabaya. Di Jawa Barat di Ciamis, dan di Kalimantan Timur antara lain terjadi di Kutai Timur dan Samarinda.
Guna memastikan pemerataan penyaluran dan percepatan distribusi agar pelayanan ke masyarakat lebih optimal, Pertamina secara pro aktif menambah penyaluran sebesar 20% dari rata-rata harian. Penambahan dilakukan hanya untuk daerah-daerah tertentu guna mengantisipasi peningkatan permintaan solar subsidi menjelang akhir tahun.
Menurut Firmansyah, jaminan ketersediaan pasokan solar memang harus ada, terlebih saat ini menjelang akhir tahun di mana aktivitas ekonomi mengalami peningkatan. Apalagi di Lombok sedang dilakukan pemadaman listrik bergilir sehingga kalau pasokan solar ikut tidak lancar maka bisa berdampak luar biasa. "Makanya, langkah Pertamina ini sangat positif," ujar Firmansyah.
Ke depan, dia meminta edukasi mengenai penggunaan BBM dan LPG non penugasan ditingkatkan, karena jika tidak maka akan tetap marak BBM penugasan yang dikonsumsi pihak yang tidak berhak. "Misal, kendaraan dinas pakai BBM premium atau solar subsidi, itu kan masih ada dan harus dievaluasi. Ini penting agar subsidi tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan oleh preman," kata dia.
(akr)