TaniHub dan Akulaku Hubungkan Produk UMKM ke Pasar Global
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, mendukung langkah TaniHub dan perusahaan fintech Akulaku menghubungkan produk UMKM di Indonesia dengan pasar di luar negeri.
"Ini akan sejalan dengan program Kemenkop dan UKM mendigitalisasi UMKM di Indonesia. Dengan digitalisasi, maka pendataan UMKM menjadi lebih rapi dan program akan lebih tepat sasaran," ujar President TaniHub Pamitra Wineka, usai menemui Menkop dan UKM Teten Masduki, di Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Pamitra mengakui, timnya dari TaniHub dan Akulaku sudah berdiskusi dengan Menkop tentang teknologi yang bisa digunakan untuk membantu UMKM meningkatkan kapabilitas usahanya. Sehingga revenue bisnis UMKM bisa meningkat. "Kita juga akan mengintegrasikan mereka ke dalam plattform digital yang besar-besar," ucap Pamitra.
Misalnya, lanjut Pamitra, UMKM di sektor pertanian bisa diintegrasikan dengan TaniHub. Sementara untuk UMKM yang membutuhkan pendanaan akan diintegrasikan dengan Akulaku. "Proses pendanaan pun akan lebih cepat dan tepat sasaran," kata Pamitra.
Hanya saja, aku Pamitra, pihaknya tidak hanya akan fokus pada sektor pertanian saja, melainkan seluruh usaha yang digeluti UMKM. "Dari sisi demand di luar negeri, mereka bisa dapatkan, termasuk sisi pendanaannya. Kita yang akan menyambungkan produk UMKM ke demand di luar negeri. Kemenkop dan UKM yang menaungi dari sisi UMKM atau product supply-nya," jelas Pamitra.
Selain itu, lanjut Pamitra, pihaknya juga akan memberikan kriteria UMKM yang akan mendapatkan pendanaan dari Akulaku. Sisi lain, pihaknya juga akan memberikan gambaran terkait kriteria atau spek produk terlebih dahulu, seperti apa yang dibutuhkan dan sesuai selera demand di luar negeri. "Setelah kita mengetahui itu, akan kita teruskan ke Kemenkop dan UKM sebagai yang menaungi sisi supply," tukas Pamitra.
Intinya, kata Pamitra, semua produk UMKM yang diproduksi harus sesuai dengan spek dari demand. "Dalam waktu dekat, kita akan buat plattform yang menghubungkan semua demand dengan UMKM di Indonesia. Itu yang akan kita matching," tandas Pamitra lagi.
Tak hanya itu, Pamitra menyebutkan bahwa pihaknya juga akan membantu assesment Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM. "Selama ini, LPDB masih kesulitan mengidentifikasi UMKM yang akan diberi funding. Kita sudah memiliki mesin atau sistem yang didevelop Akalaku untuk mengidentifikasi UMKM. Pendanaan akan diberi sesuai dosis dan kebutuhan. Bila over funding, maka UMKM akan kesulitan mengembalikan. Begitu juga bila kurang, maka usahanya tidak akan bisa berkembang," papar Pamitra.
Dalam kesempatan yang sama, Dinesvara Airlangga dari Tanihub, memandang bahwa UMKM yang jumlahnya luar biasa di Indonesia merupakan penopang perekonomian nasional. "Salah satu masalah mereka adalah dari sisi pendanaan. Pendanaan yang ada kurang efektif dari segi waktu dan penggunaannya," ujar Dinesvara.
Dinesvara menyebut bahwa pihaknya yang akan mempermudah UMKM untuk mendapatkan pinjaman yang lebih cocok untuk produk-produk UMKM. "Tantangan lain bagi UMKM adalah mencari pasar ekspor yang memadai untuk produk mereka. Dan yang harus mereka lakukan adalah mencari mitra yang tepat untuk memasarkan produk mereka," kata Dinesvara.
Hal-hal itulah yang akan dilakukan bersama Kemenkop dan UKM. "Kita berharap, melalui program kita ini, UMKM di Indonesia bisa maju dan berkembang lebih pesat lagi," pungkasnya.
"Ini akan sejalan dengan program Kemenkop dan UKM mendigitalisasi UMKM di Indonesia. Dengan digitalisasi, maka pendataan UMKM menjadi lebih rapi dan program akan lebih tepat sasaran," ujar President TaniHub Pamitra Wineka, usai menemui Menkop dan UKM Teten Masduki, di Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Pamitra mengakui, timnya dari TaniHub dan Akulaku sudah berdiskusi dengan Menkop tentang teknologi yang bisa digunakan untuk membantu UMKM meningkatkan kapabilitas usahanya. Sehingga revenue bisnis UMKM bisa meningkat. "Kita juga akan mengintegrasikan mereka ke dalam plattform digital yang besar-besar," ucap Pamitra.
Misalnya, lanjut Pamitra, UMKM di sektor pertanian bisa diintegrasikan dengan TaniHub. Sementara untuk UMKM yang membutuhkan pendanaan akan diintegrasikan dengan Akulaku. "Proses pendanaan pun akan lebih cepat dan tepat sasaran," kata Pamitra.
Hanya saja, aku Pamitra, pihaknya tidak hanya akan fokus pada sektor pertanian saja, melainkan seluruh usaha yang digeluti UMKM. "Dari sisi demand di luar negeri, mereka bisa dapatkan, termasuk sisi pendanaannya. Kita yang akan menyambungkan produk UMKM ke demand di luar negeri. Kemenkop dan UKM yang menaungi dari sisi UMKM atau product supply-nya," jelas Pamitra.
Selain itu, lanjut Pamitra, pihaknya juga akan memberikan kriteria UMKM yang akan mendapatkan pendanaan dari Akulaku. Sisi lain, pihaknya juga akan memberikan gambaran terkait kriteria atau spek produk terlebih dahulu, seperti apa yang dibutuhkan dan sesuai selera demand di luar negeri. "Setelah kita mengetahui itu, akan kita teruskan ke Kemenkop dan UKM sebagai yang menaungi sisi supply," tukas Pamitra.
Intinya, kata Pamitra, semua produk UMKM yang diproduksi harus sesuai dengan spek dari demand. "Dalam waktu dekat, kita akan buat plattform yang menghubungkan semua demand dengan UMKM di Indonesia. Itu yang akan kita matching," tandas Pamitra lagi.
Tak hanya itu, Pamitra menyebutkan bahwa pihaknya juga akan membantu assesment Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM. "Selama ini, LPDB masih kesulitan mengidentifikasi UMKM yang akan diberi funding. Kita sudah memiliki mesin atau sistem yang didevelop Akalaku untuk mengidentifikasi UMKM. Pendanaan akan diberi sesuai dosis dan kebutuhan. Bila over funding, maka UMKM akan kesulitan mengembalikan. Begitu juga bila kurang, maka usahanya tidak akan bisa berkembang," papar Pamitra.
Dalam kesempatan yang sama, Dinesvara Airlangga dari Tanihub, memandang bahwa UMKM yang jumlahnya luar biasa di Indonesia merupakan penopang perekonomian nasional. "Salah satu masalah mereka adalah dari sisi pendanaan. Pendanaan yang ada kurang efektif dari segi waktu dan penggunaannya," ujar Dinesvara.
Dinesvara menyebut bahwa pihaknya yang akan mempermudah UMKM untuk mendapatkan pinjaman yang lebih cocok untuk produk-produk UMKM. "Tantangan lain bagi UMKM adalah mencari pasar ekspor yang memadai untuk produk mereka. Dan yang harus mereka lakukan adalah mencari mitra yang tepat untuk memasarkan produk mereka," kata Dinesvara.
Hal-hal itulah yang akan dilakukan bersama Kemenkop dan UKM. "Kita berharap, melalui program kita ini, UMKM di Indonesia bisa maju dan berkembang lebih pesat lagi," pungkasnya.
(ven)