Program Santripreneur Tumbuhkan Wirausaha Baru di Lingkungan Pondok Pesantren
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen terus melaksanakan program santripreneur, termasuk untuk mewujudkan kemandirian industri nasional yang bebasis ekonomi syariah. Santripreneur adalah program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di lingkungan pondok pesantren.
"Program Santripreneur merupakan salah satu wujud konkret dari upaya pemerintah saat ini dalam menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan para santri di pondok pesantren (ponpes)," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Gati menyampaikan hal tersebut saat memberi sambutan pada peresmian Program Penumbuhan Wirausaha Baru melalui Bimbingan Teknis Produksi dan Fasilitasi mesin/peralatan konblok (paving blok) di pondok Pesantren Darunnajah 14 Kabupaten Serang. Hal itu dilakukan untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih baik adalah tugas dan tanggung jawab bersama antara Pemerintah dengan masyarakat.
"Oleh karena itu saya mendorong agar para santri selepas lulus dari pondok pesantren tidak hanya menjadi guru di mushola atau masjid tapi juga menjadi seorang Santripreneur," tegasnya
Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di pondok pesantren Darunnajah khususnya Pospes Darunnajah 14 di Serang, Banten ini diberikan dalam bentuk Bimbingan Teknis Produksi dan Fasilitasi mesin/peralatan konblok (paving blok).
"Peserta bimbingan teknis yang merupakan santri dan alumni serta pengurus pondok pesantren diharapkan pada akhirnya akan menjadi wirausaha yang mandiri dan dapat menjadi pionir bagi santri lainnya untuk maju dan berkembang dalam berwirausaha," tutur Gati.
Gati menambahkan, fasilitasi mesin/peralatan produksi produk Konblok diberikan kepada pondok pesantren Darunnajah 14 dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru.
Pondok Pesantren Darunnajah yang saat ini mempunyai cabang sebanyak 17 Ponpes dengan santri sebanyak 15.000 santri, pada tahun ini Ponpes Darunnajah 14 yang berlokasi di Serang, Banten akan menjadi salah satu lokus penumbuhan wirausaha industri.
Ponpes Darunnajah 14 di Serang, Banten ini memiliki santri lebih dari 300 orang yang ingin mengembangkan usaha di bidang Konblok yang merupakan komoditi sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Serang, hal ini seiring dengan lajunya pembangunan infrastruktur pemerintah maupun swasta di Serang khususnya dan di Provinsi Banten pada umumnya.
Program santripreneur oleh Ditjen IKMA telah berlangsung Sejak tahun 2013 hingga September 2019, dengan membina sebanyak 40 pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 8.128 orang yang telah diberikan Pengetahuan Wawasan Kebangsaan, motivasi kewirausahaan, pelatihan produksi serta bantuan mesin/peralatan antara lain di bidang olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim dan seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair, Kosmetik dan Home care dan sekarang di bidang pembuatan konblok.
Gati memaparkan, pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia. Pondok pesantren memiliki peran sebagai agent of development yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Agama sampai Agustus 2019, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.194 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.290.626 santri. Dari total 28.194 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80%) di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
"Pondok pesantren memiliki potensi dalam penyediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun," ungkap Gati.
Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis.
Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.
"Program Santripreneur merupakan salah satu wujud konkret dari upaya pemerintah saat ini dalam menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan para santri di pondok pesantren (ponpes)," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Gati menyampaikan hal tersebut saat memberi sambutan pada peresmian Program Penumbuhan Wirausaha Baru melalui Bimbingan Teknis Produksi dan Fasilitasi mesin/peralatan konblok (paving blok) di pondok Pesantren Darunnajah 14 Kabupaten Serang. Hal itu dilakukan untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih baik adalah tugas dan tanggung jawab bersama antara Pemerintah dengan masyarakat.
"Oleh karena itu saya mendorong agar para santri selepas lulus dari pondok pesantren tidak hanya menjadi guru di mushola atau masjid tapi juga menjadi seorang Santripreneur," tegasnya
Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di pondok pesantren Darunnajah khususnya Pospes Darunnajah 14 di Serang, Banten ini diberikan dalam bentuk Bimbingan Teknis Produksi dan Fasilitasi mesin/peralatan konblok (paving blok).
"Peserta bimbingan teknis yang merupakan santri dan alumni serta pengurus pondok pesantren diharapkan pada akhirnya akan menjadi wirausaha yang mandiri dan dapat menjadi pionir bagi santri lainnya untuk maju dan berkembang dalam berwirausaha," tutur Gati.
Gati menambahkan, fasilitasi mesin/peralatan produksi produk Konblok diberikan kepada pondok pesantren Darunnajah 14 dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru.
Pondok Pesantren Darunnajah yang saat ini mempunyai cabang sebanyak 17 Ponpes dengan santri sebanyak 15.000 santri, pada tahun ini Ponpes Darunnajah 14 yang berlokasi di Serang, Banten akan menjadi salah satu lokus penumbuhan wirausaha industri.
Ponpes Darunnajah 14 di Serang, Banten ini memiliki santri lebih dari 300 orang yang ingin mengembangkan usaha di bidang Konblok yang merupakan komoditi sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Serang, hal ini seiring dengan lajunya pembangunan infrastruktur pemerintah maupun swasta di Serang khususnya dan di Provinsi Banten pada umumnya.
Program santripreneur oleh Ditjen IKMA telah berlangsung Sejak tahun 2013 hingga September 2019, dengan membina sebanyak 40 pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 8.128 orang yang telah diberikan Pengetahuan Wawasan Kebangsaan, motivasi kewirausahaan, pelatihan produksi serta bantuan mesin/peralatan antara lain di bidang olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim dan seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair, Kosmetik dan Home care dan sekarang di bidang pembuatan konblok.
Gati memaparkan, pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia. Pondok pesantren memiliki peran sebagai agent of development yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Agama sampai Agustus 2019, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.194 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.290.626 santri. Dari total 28.194 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80%) di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
"Pondok pesantren memiliki potensi dalam penyediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun," ungkap Gati.
Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis.
Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.
(fjo)