PLN Teken Kontrak Pembangunan PLTS di 151 Lokasi di Papua
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat melalui energi baru terbarukan (EBT), khususnya dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di 151 lokasi. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kontrak antara PLN dengan KOS Sky-Tritama, dan Konsorsium Telkominfra-Pracom-Canadian Solar.
Penandatanganan kontrak antara PLN dengan beberapa perusahaan tersebut menggunakan skema kontrak kesepakatan harga satuan (KHS) pengadaan dan pemasangan PLTS tersebar dengan kisaran 10 Kilo Watt Peak (KWP) hingga 150 KWP yang tersebar di beberapa zonasi yakni Zona Timika; Zona Merauke; Zona Sorong; dan Zona Jayapura.
Penandatanganan ini dilakukan di kantor pusat PLN oleh General Manager Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Ari Dartomo dengan Direktur TML Energy Widyatama Saptodewa, Direktur SKY Tritama Hengky Loa, Direktur Utama Telkominfra Bob Apriawan dan disaksikan oleh Direktur Regional Maluku dan Papua, Ahmad Rofik.
Ahmad Rofik mengungkapkan bahwa kontrak ini menunjukkan keseriusan PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi Papua. "Konsentrasi kami adalah bagaimana agar masyarakat di pedalaman Papua bisa segera menikmakti listrik dengan cepat mengingat kondisi geografis Papua yang cukup ekstrem sehingga dibutuhkan ketepatan dalam pemilihan jenis pembangkit, untuk itu kami memilih PLTS yang dibangun secara komunal sesuai dengan kebutuhan zonasi masing-masing," kata Rofik di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Semangat yang sama juga diungkapkan oleh Bob Apriawan selaku Direktur Utama Telkominfra. Menurutnya PLN cukup serius dalam mengembangkan EBT. "Kami yakin dengan arah tren energi yang bersih maka kami juga berusaha mengembangkan kemampuan kami di area EBT. Ini adalah salah satu wujud sumbangsih kami bersama PLN untuk warga Papua agar bisa menikmati listrik dengan cepat," kata Bob.
Sementara Hengki Loa dari Sky Energi mengungkapkan bahwa tantangan terberat dalam membangun infrastruktur kelistrikan di Papua adalah kondisi geografis yang sulit. "Namun kami yakin mampu mengatasi tantangan tersebut, dengan komitmen dan kerja keras semua pihak demi Papua Terang," tandasnya.
Penandatanganan kontrak antara PLN dengan beberapa perusahaan tersebut menggunakan skema kontrak kesepakatan harga satuan (KHS) pengadaan dan pemasangan PLTS tersebar dengan kisaran 10 Kilo Watt Peak (KWP) hingga 150 KWP yang tersebar di beberapa zonasi yakni Zona Timika; Zona Merauke; Zona Sorong; dan Zona Jayapura.
Penandatanganan ini dilakukan di kantor pusat PLN oleh General Manager Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Ari Dartomo dengan Direktur TML Energy Widyatama Saptodewa, Direktur SKY Tritama Hengky Loa, Direktur Utama Telkominfra Bob Apriawan dan disaksikan oleh Direktur Regional Maluku dan Papua, Ahmad Rofik.
Ahmad Rofik mengungkapkan bahwa kontrak ini menunjukkan keseriusan PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi Papua. "Konsentrasi kami adalah bagaimana agar masyarakat di pedalaman Papua bisa segera menikmakti listrik dengan cepat mengingat kondisi geografis Papua yang cukup ekstrem sehingga dibutuhkan ketepatan dalam pemilihan jenis pembangkit, untuk itu kami memilih PLTS yang dibangun secara komunal sesuai dengan kebutuhan zonasi masing-masing," kata Rofik di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Semangat yang sama juga diungkapkan oleh Bob Apriawan selaku Direktur Utama Telkominfra. Menurutnya PLN cukup serius dalam mengembangkan EBT. "Kami yakin dengan arah tren energi yang bersih maka kami juga berusaha mengembangkan kemampuan kami di area EBT. Ini adalah salah satu wujud sumbangsih kami bersama PLN untuk warga Papua agar bisa menikmati listrik dengan cepat," kata Bob.
Sementara Hengki Loa dari Sky Energi mengungkapkan bahwa tantangan terberat dalam membangun infrastruktur kelistrikan di Papua adalah kondisi geografis yang sulit. "Namun kami yakin mampu mengatasi tantangan tersebut, dengan komitmen dan kerja keras semua pihak demi Papua Terang," tandasnya.
(fjo)