Tren Penurunan Suku Bunga Simpanan Perbankan Diproyeksi Berlanjut

Senin, 25 November 2019 - 20:50 WIB
Tren Penurunan Suku...
Tren Penurunan Suku Bunga Simpanan Perbankan Diproyeksi Berlanjut
A A A
JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan suku bunga simpanan perbankan akan meneruskan tren penurunan merespon penurunan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), mengingat baru sebagian dari penurunan tersebut ditransfer ke suku bunga simpanan.

Di sisi lain tren penurunan terjadi pada semua kelompok bank dan suku bunga, baik bunga special rate dan couter rate. Direktur Grup Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Priyantina mengatakan, adanya beberapa bank yang masih memberikan tingkat bunga rata-rata diatas Tingkat Bunga Penjaminan diperkirakan lebih bersifat temporer dan terbatas.

"Selanjutnya tren penurunan suku bunga pada simpanan bank diharapkan dapat diikuti penurunan pada suku bunga kredit," kata Priyantina di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Suku bunga simpanan rupiah sepanjang bulan Oktober 2019 terpantau melanjutkan tren penurunan. Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah (22 moving daily average) bank benchmark LPS pada akhir Oktober 2019 mencapai 5,79%, turun 10 bps dari posisi akhir September 2019.

Sementara rata-rata suku bunga minimum dan maksimum tercatat masing-masing turun 7 bps dan 13 bps ke level 4,79% dan 6,80%. Sedangkan tingkat bunga deposito valuta asing pada periode yang sama juga menunjukan tren penurunan.

Tercatat suku bunga minimum valuta asing turun 8 bps ke level 0,52% sementara suku bunga maksimum dan rata-rata mengalami penurunan masing-masing 11 bps dan 10 bps ke level 1,65% dan 1,08%

Berdasarkan data per 11 November 2019, suku bunga deposito maksimum dan average untuk simpanan dalam Rupiah pada 62 bank yang dipantau LPS (bank benchmark) terpantau masih turun masing-masing sebesar 16 bps dan 14 bps, sementara suku bunga minimum turun 12 bps sejak akhir kuartal III/2019.

Sedangkan suku bunga deposito maksimum dan average untuk simpanan valuta asing dari bank benchmark mengalami penurunan 12 bps dan 9 bps sementara suku bunga minimum turun 8 bps sejak akhir kuartal III/2019.

Dia melanjutkan, posisi operasi pasar terbuka (OPT) konvensional BI pada posisi akhir Oktober 2019 membaik ke level Rp 211,80 triliun dibandingkan periode akhir Agustus 2019 yang mencapai Rp167,29 triliun atau naik sebesar Rp44,50 triliun.

Kenaikan OPT pada periode Oktober 2019 dikontribusikan dari kombinasi kenaikan reverse repo sebesar Rp27,07 triliun, dan term deposit sebesar Rp22,30 triliun, sementara pos SBI mencatat penurunan sebesar Rp9,75 triliun.

LPS memproyeksi volume OPT akan meningkat secara gradual sejalan dengan kebijakan akomodatif yang ditempuh BI melalui relaksasi terhadap kebijakan moneter dan makroprudensial.

"Perilaku perbankan yang lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit baru dan tren pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cenderung membaik juga potensial mendorong peningkatan OPT," ucapnya.

"Kondisi pasar dan yield Surat Berharga Negara (SBN) akan menjadi faktor kunci lain yang mempengaruhi pola penempatan bank pada instrumen OPT yang merupakan instrumen penempatan bagi excess likuiditas bank," imbuhnya.

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan mengungkapkan, per September 2019, jumlah rekening yang dijamin LPS adalah sebesar 99,91% dari total rekening atau setara dengan 294.747.618 rekening. Sementara secara nominal jumlah simpanan yang dijamin mencapai 52,49% dari total simpanan atau setara dengan Rp2.587,4 triliun.

Sesuai dengan data OJK, Loan to Deposito Ratio (LDR) perbankan turun dari 94,04% y/y pada Agustus 2019 menjadi 93,76% pada September 2019. "Pertumbuhan DPK turun dari 7,62% menjadi 7,47% pada September 2019 sedangkan untuk kredit bank umum pada September 2019 mengalami penurunan menjadi 7,89%," ungkap Fauzi.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7384 seconds (0.1#10.140)