Atraksi Dayung Belang asal Maluku Tenggara Raih Anugerah Kemenparekraf
A
A
A
JAKARTA - Atraksi warisan leluhur Dayung Belang asal Kabupaten Maluku Tenggara meraih juara kedua sebagai Atraksi Terpopuler dalam penghargaan Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tenggara Roy Rahajaan mengatakan, Dayung Belang adalah perahu kecil asli dari Maluku Tenggara yang menggambarkan budaya leluhur. Perahu ini dibuat untuk perang antar pulau. Perahu dibuat dengan bahan kayu, dan melewati upacara adat usai pembuatannya. "Atraksi itu menggambarkan budaya leluhur. Itu peninggalan leluhur selama sekian tahun," katanya di Jakarta.
Penghargaan dibidang pariwisata bukan kali ini diraih Maluku Tenggara. Wakil Bupati Maluku Tenggara, Petrus Beruatwarin mengatakan, ini merupakan kali keempat daerahnya meraih penghargaan di bidang pariwisata selama empat tahun berturut-turut. "Penghargaan API 2019 saya harap dapat meningkatkan devisi daerah dan negara melalui sektor pariwisata," harapnya.
Petrus menambahkan, Maluku Tenggara ibarat surga tersembunyi yang potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata. Katanya, terdapat sekitar 76 destinasi wisata mulai wisata alam, adat istiadat hingga wisata kuliner. Dia mengatakan, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Taher Hanubun pun memiliki komitmen untuk meningkatkan sector wisata.
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, lanjut Petrus, juga telah menetapkan sejumlah strategi untuk memaksimalkan pendapatan daerah di sektor pariwisata, antara lain dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM), serta pembangunan infrastruktur menuju kawasan pariwisata. Promosi wisata juga gencar dilakukan seiring dengan dibuatnya even-even wisata. Seperti adanya Festival Pesona Meti Kei dan juga Sail Kei yang akan dilaksanakan pertengahan tahun depan.
Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tenggara Roy Rahajaan mengatakan, Dayung Belang adalah perahu kecil asli dari Maluku Tenggara yang menggambarkan budaya leluhur. Perahu ini dibuat untuk perang antar pulau. Perahu dibuat dengan bahan kayu, dan melewati upacara adat usai pembuatannya. "Atraksi itu menggambarkan budaya leluhur. Itu peninggalan leluhur selama sekian tahun," katanya di Jakarta.
Penghargaan dibidang pariwisata bukan kali ini diraih Maluku Tenggara. Wakil Bupati Maluku Tenggara, Petrus Beruatwarin mengatakan, ini merupakan kali keempat daerahnya meraih penghargaan di bidang pariwisata selama empat tahun berturut-turut. "Penghargaan API 2019 saya harap dapat meningkatkan devisi daerah dan negara melalui sektor pariwisata," harapnya.
Petrus menambahkan, Maluku Tenggara ibarat surga tersembunyi yang potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata. Katanya, terdapat sekitar 76 destinasi wisata mulai wisata alam, adat istiadat hingga wisata kuliner. Dia mengatakan, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Taher Hanubun pun memiliki komitmen untuk meningkatkan sector wisata.
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, lanjut Petrus, juga telah menetapkan sejumlah strategi untuk memaksimalkan pendapatan daerah di sektor pariwisata, antara lain dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM), serta pembangunan infrastruktur menuju kawasan pariwisata. Promosi wisata juga gencar dilakukan seiring dengan dibuatnya even-even wisata. Seperti adanya Festival Pesona Meti Kei dan juga Sail Kei yang akan dilaksanakan pertengahan tahun depan.
(akr)