BTN Putuskan Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

Kamis, 28 November 2019 - 09:46 WIB
BTN Putuskan Rombak...
BTN Putuskan Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris
A A A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memutuskan untuk merombak jajaran direksi dan komisaris perseroan.

Dalam RUPSLB BTN tersebut bukan hanya Pahala N Mansury yang disahkan menjadi Direktur Utama dan Chandra Hamzah menjadi Komisaris Utama, tetapi hampir semua jajaran direksi dan komisaris diganti. Tercatat direksi BTN yang tidak menjabat lagi, yakni Oni Febriarto (Plt Dirut), Budi Satria (Direktur Consumer Banking, R Mahelan Prabantarikso (Direktur Compliance), dan Dasuki Amsir (Direktur Jaringan & Layanan).

Sedangkan muka baru yang mengisi kursi direksi BTN, yakni Pahala Mansury sebagai Direktur Utama, Hirwandi Gafar sebagai Direktur Consumer dan Commercial Lending, Setyo Wibowo sebagai Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analityc, dan Jasmin sebagai Direktur Distribution & Ritel Funding.

“Jumlah direksi menjadi delapan orang. Sepertinya ada perampingan dari pemegang saham supaya lebih dinamis,” ujar Direktur Finance, Planning, & Treasury Nixon LP Napitupulu seusai RUPSLB di Jakarta, kemarin.

Nixon mengatakan, dalam RUPSLB juga diputuskan adanya perubahan nomenklatur direksi yang mengarah pada digital, seperti adanya direktur yang membawahi big data dan juga digital banking. “Ini pesan agar BTN bisa lebih memanfaatkan big data dalam era digital dan lebih memanfaatkan digital dalam proses bisnisnya,” kata Nixon.

Karena itu, tidak heran jika BTN, tahun depan menganggarkan belanja modal untuk IT sebesar Rp500 miliar atau meningkat dua kali lipat. Nixon menuturkan, dalam RUPSLB juga diputuskan untuk mengganti jajaran komisaris. Adapun susunan dewan komisaris terdiri atas Chandra Hamzah (Komisaris Utama/Independen), Eko D Heripoerwanto, Heru Budi Hartono, Andin Hadiyanto, Armand B Arief, dan Ahdi Jumhari Luddin.

Incar Dana Tabungan
Menurut Nixon, masuknya Jasmin yang berasal dari Bank Mandiri diharapkan bisa mendongkrak dana tabungan BTN lebih besar lagi. “Selama ini Pak Jasmin di Mandiri jago sekali ngurusi tabungan, dia paham betul penabung di Tanah Abang dan daerah lainnya. Jadi ini akan membawa angin segar bagi BTN,” katanya.

Dengan meningkatnya dana tabungan, Nixon berharap cost of fund perseroan bisa berkurang sehingga akan berimbas pada penurunan bunga KPR. Untuk menekan cost of fund atau biaya dana, BTN juga akan mengurangi penerbitan obligasi yang bunganya mahal. “Kita akan lebih fokus mencari dana ritel yang jauh lebih murah dari dana institusi,” kata Nixon.

Tambahan KPR FLPP
Di sisi lain, Direktur Consumer dan Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar menambahkan, BTN telah mendapatkan alokasi dana tambahan untuk KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp2 triliun. Alokasi tambahan ini sudah disetujui dan akan segera disalurkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam waktu dekat ini paling lambat Desember 2019.

“Selain FLPP ada pembiayaan perumahan berbasis tabungan. Kerja sama pemerintah dan World Bank untuk dapat KPR Subsidi. Jadi 2020, kita menatap lebih jauh lagi dan tidak hanya bagi BTN, tapi juga semuanya,” kata Hirwandi. (Rakhmat Baihaqi).
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)