Bisnis Food Lesu, Hero Fokus Bangun Ikea dan Guardian
A
A
A
TANGER - PT Hero Supermarket Tbk menutup kuartal III 2019, dengan pendapatan bersih Rp9,48 triliun. Angka ini turun 3,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Hero mengungkapkan turunnya penjualan dikuartal III dipicu oleh lesunya bisnis food pada unit Hero dan Giant. Untuk itu, Hero mengubah strategi bisnisnya dengan mulai fokus menggarap Ikea dan Guardian di tahun 2020.
Perubahan strategi bisnis ini disampaikan saat pemaparan kinerja PT Hero Supermarket Tbk kepada publik di kantor pusatnya, kawasan Bintaro, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Direktur Utama PT Hero Supermarket Tbk, Patrik Lindvall, mengatakan terjadinya penurunan pendapatan ini karena adanya optimasi toko food yang sedang berjalan, dan transformasi toko yang sedang dilakukan.
"Dengan laba yang lebih rendah Rp93 miliar dari tahun lalu, disebabkan oleh investasi Ikea yang signifikan. Juga karena pertumbuhan penjualan dua digit yang solid di bisnis Guardian dan Ikea," kata Patrik, Jumat (29/11/2019).
Meski demikian, pihaknya optimistis dengan adanya transformasi pada peningkatan pelayanan dan produk, juga pengalaman baru pada bisnis food memberikan dampak positif.
"Investasi kita lakukan sesuai kemampuan dana dan managemen yang terbaik. Contoh Ikea, tahun ini ada Ikea di Sentul, Guardian dan Hero, juga ada beberapa yang akan kita bangun di tahun 2020 ini," sambung Patrik.
Patrik pun mengaku, pada periode yang akan datang pihaknya hanya akan membangun sesuai dengan kemampuan dana internal dari perusahaan, tanpa suntikan dana dari luar.
"Kami akan tetap berkomitmen pada rencana transformasi multitahun guna membentuk kembali dan merevitalisasi penawaran untuk memastikan kualitas dan nilai, serta meningkatkan produktivitas toko," paparnya.
Untuk mengangkat kembali produktivitas toko pada unit Giant yang sedang jatuh, pihaknya pun membuat program Giant Tampil Beda yang akan menghadirkan banyak kejutan.
"Perseroan melihat ada peluang yang besar pada bisnis Ikea dan ingin berinvestasi secara signifikan untuk memperbanyak toko dan penjualan online. Kemarin, 28 November, kita membuka Ikea di Sentul," ungkapnya.
Selain Cakung, pihaknya juga akan membuka toko Ikea di Bandung. Tidak hanya Ikea, bisnis produk kesehatan dan kecantikan Guardian juga sedang menunjukkan trend yang positif.
"Ekspansi toko yang strategis diluncurkan di kota-kota besar. Dengan design yang modern untuk toko baru yang akan dibuka tahun depan, kita juga melakukan pembaharuan di toko yang sudah beroperasi," tambahnya.
Dijelaskan dia, saat ini ada sebanyak 289 toko Guardian di seluruh Indonesia. Trend positif ini dimanfaatkan dengan baik untuk Hero bisa memfokuskan investasi di Giant dan Ikea.
Di tempat yang sama, Direktur Hero Erwantho Siregar menambahkan, tidak seperti Giant yang mengalami kecenderungan terjun bebas, Hero Supermarket masih lebih baik dan bisa bertahan menghadapi persaingan.
"Ya, tahun depan kita akan membuka toko baru Hero di Casa Domaine dan Kamala Lagoon, sebagai respon terhadap evaluasi positif penerapan konsep baru toko," jelasnya.
Dilanjutkan dia, segmen food masih menjadi penopang terbesar pendapatan Hero secara konsolidasi, yakni mencapai 50%. Selebihnya disumbang dari Guardian, dan Ikea. Namun, dia menutup berapa rincian investasinya.
"Kita rencanakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuam dana internal kita. Kita juga harus akan sesuaikan dengan cashflow kita, dengan melakukan transformasi," tukasnya.
Hero mengungkapkan turunnya penjualan dikuartal III dipicu oleh lesunya bisnis food pada unit Hero dan Giant. Untuk itu, Hero mengubah strategi bisnisnya dengan mulai fokus menggarap Ikea dan Guardian di tahun 2020.
Perubahan strategi bisnis ini disampaikan saat pemaparan kinerja PT Hero Supermarket Tbk kepada publik di kantor pusatnya, kawasan Bintaro, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Direktur Utama PT Hero Supermarket Tbk, Patrik Lindvall, mengatakan terjadinya penurunan pendapatan ini karena adanya optimasi toko food yang sedang berjalan, dan transformasi toko yang sedang dilakukan.
"Dengan laba yang lebih rendah Rp93 miliar dari tahun lalu, disebabkan oleh investasi Ikea yang signifikan. Juga karena pertumbuhan penjualan dua digit yang solid di bisnis Guardian dan Ikea," kata Patrik, Jumat (29/11/2019).
Meski demikian, pihaknya optimistis dengan adanya transformasi pada peningkatan pelayanan dan produk, juga pengalaman baru pada bisnis food memberikan dampak positif.
"Investasi kita lakukan sesuai kemampuan dana dan managemen yang terbaik. Contoh Ikea, tahun ini ada Ikea di Sentul, Guardian dan Hero, juga ada beberapa yang akan kita bangun di tahun 2020 ini," sambung Patrik.
Patrik pun mengaku, pada periode yang akan datang pihaknya hanya akan membangun sesuai dengan kemampuan dana internal dari perusahaan, tanpa suntikan dana dari luar.
"Kami akan tetap berkomitmen pada rencana transformasi multitahun guna membentuk kembali dan merevitalisasi penawaran untuk memastikan kualitas dan nilai, serta meningkatkan produktivitas toko," paparnya.
Untuk mengangkat kembali produktivitas toko pada unit Giant yang sedang jatuh, pihaknya pun membuat program Giant Tampil Beda yang akan menghadirkan banyak kejutan.
"Perseroan melihat ada peluang yang besar pada bisnis Ikea dan ingin berinvestasi secara signifikan untuk memperbanyak toko dan penjualan online. Kemarin, 28 November, kita membuka Ikea di Sentul," ungkapnya.
Selain Cakung, pihaknya juga akan membuka toko Ikea di Bandung. Tidak hanya Ikea, bisnis produk kesehatan dan kecantikan Guardian juga sedang menunjukkan trend yang positif.
"Ekspansi toko yang strategis diluncurkan di kota-kota besar. Dengan design yang modern untuk toko baru yang akan dibuka tahun depan, kita juga melakukan pembaharuan di toko yang sudah beroperasi," tambahnya.
Dijelaskan dia, saat ini ada sebanyak 289 toko Guardian di seluruh Indonesia. Trend positif ini dimanfaatkan dengan baik untuk Hero bisa memfokuskan investasi di Giant dan Ikea.
Di tempat yang sama, Direktur Hero Erwantho Siregar menambahkan, tidak seperti Giant yang mengalami kecenderungan terjun bebas, Hero Supermarket masih lebih baik dan bisa bertahan menghadapi persaingan.
"Ya, tahun depan kita akan membuka toko baru Hero di Casa Domaine dan Kamala Lagoon, sebagai respon terhadap evaluasi positif penerapan konsep baru toko," jelasnya.
Dilanjutkan dia, segmen food masih menjadi penopang terbesar pendapatan Hero secara konsolidasi, yakni mencapai 50%. Selebihnya disumbang dari Guardian, dan Ikea. Namun, dia menutup berapa rincian investasinya.
"Kita rencanakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuam dana internal kita. Kita juga harus akan sesuaikan dengan cashflow kita, dengan melakukan transformasi," tukasnya.
(ven)